Hits: 24

Alkitab memberitahukan kita: “Pada waktu itu, banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Ia menoleh dan menantang mereka: “Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.(ayat 26, 27). Di sini Yesus dengan jelas memberitahukan kita bahwa untuk menjadi murid sejati, Anda harus menjadi murid berakar dan berbuah, dan setidaknya ada tiga syarat:

  1. Mengasihi Tuhan lebih daripada keluarga dan diri sendiri (Lukas 14:26). Yang dikatakan di sini bukanlah masalah keselamatan, tapi masalah apakah kita dapat menjadi murid sejati atau tidak. Jika kita ingin mengikuti Yesus dan menjadi murid sejati, maka harga pertama yang harus dibayar adalah Anda perlu lebih mengasihi Yesus daripada keluargamu, atau bahkan hidupmu. Ini bukan berarti menjadi orang yang tidak berbakti kepada orang tua dan berlaku tidak adil kepada orang lain. Tapi jika suatu hari kita menghadapi pilihan antara melakukan kehendak Tuhan Yesus dan rasa sayang keluarga kita, bagaimana kita akan membuat pilihan.
  2. Memikul salib mengikut Tuhan. Yesus berkata: “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.” Arti dari memikul salib adalah kita harus memikul salib kita dan mengikuti Tuhan. Apa itu salib? Salib memiliki setidaknya tiga makna: (1) pengorbanan, (2) penderitaan. (3) Bahkan mati, karena langkah terakhir dari memikul salib adalah mati disalib.

Apakah Anda bersedia menderita dan berkorban untuk Yesus? Jika Anda bersedia, Anda memenuhi syarat untuk menjadi murid Tuhan. Bagaimana kita hari ini, terutama munculnya teologi sukses (teologi kemakmuran) diabad yang lalu, lebih untuk memenuhi psikologi para pendengar, dan menyimpang dari kebenaran Allkitab (setiap permohonan pasti dikabulkan), memperalat kepercayaan para dewa, semua ajaran ini segera disambut oleh para pendengar. (Tidak ada penyakit, tidak ada bencana, tidak ada kesulitan, semua terjadi sesuai yang dirindukan/dipikirkan).
Meskipun salib memiliki berbagai bentuk dalam setiap individu, makna dasarnya adalah sama, yaitu menyerah, berkorban, dan menderita. Kalau tidak, kita tidak ada kekuatan untuk memikul salib-Nya mengikuti Yesus.

Tuhan Yesus memikul salib-Nya: turun dari surga, menjadi manusia, dan menggenapi keselamatan melalui kematian. Berdasarkan Filipi 2: 6-8, kita melihat bahwa Tuhan Yesus turun dari surga ke bumi, dan Dia berkorban setahap demi setahap: (1) Tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (2) Dia mengosongkan diri-Nya sendiri (3) Ia mengambil rupa seorang hamba (4) Ia menjadi sama dengan manusia (5) Ia merendahkan dirinya (6) Ia taat (7) Ia mati (8) Ia mati di kayu salib. Bukan hanya itu, tetapi selama hidupnya Ia ditolak dan dihina, dan ia menderita banyak penghinaan, miskin, dan dianiaya. Tuhan Yesus menerimanya. Semua ini adalah salib. Ini tidak diberikan kepada-Nya oleh manusia, tetapi diambil oleh Tuhan Yesus sendiri (lih. Yoh 10:18). Tuhan Yesus sendiri yang memilih salib ini, dan Dia juga memanggil semua orang yang mengikutinya dengan mengatakan: Engkau harus memilih salib untuk mengikuti Aku!

Terakhir, ketika Ia disalibkan, dosa-dosa dunia ditimpakan kepada-Nya, betapa beratnya beban ini. Ada orang berpikir bahwa mereka dapat naik pesawat langsung sampai ke surga. Sesungguhnya, ketika kita memutuskan untuk mengikuti Yesus, jalan yang panjang dan sulit menunggu kita untuk dijalani. Anda harus memikul salib Anda sendiri, mengertakkan gigi, dan menelan air mata untuk maju terus.

  1. Syarat ketiga – melepaskan segalanya.
    Yesus berkata, “Tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.” Ada banyak halangan bagi seseorang untuk mengikuti Yesus. Apa yang menjadi penhalang kita? Atau apakah itu cita-cita, ambisi, karier, atau masa depan kita … Bisakah kita meninggalkan semua ini untuk mengikuti Tuhan? Ini adalah persimpangan jalan kesuksesan atau kegagalan. Anda harus melepaskan segalanya, barulah Anda akan dapat memulai jalan salib yang sukses tanpa rintangan. Selama dua ribu tahun ini, karena ada banyak penginjil dan misionaris yang rela meninggalkan segalanya: anggota keluarga, kenikmatan hidup, dan pergi ke tempat-tempat terpencil dan jauh untuk melayani Tuhan. Kerajaan surga didirikan oleh sekelompok orang ini. Dan mereka yang menulis halaman baru dalam sejarah gereja. Kalau tidak, kita tidak bisa duduk di sini dengan nyaman hari ini untuk menikmati rahmat kekal ini. Lalu bagaimana seharusnya kita meresponinya?