Hits: 57

Kesimpulan adalah sebuah gagasan yang tercapai pada akhir pembicaraan atau hasil dari suatu pembicaraan. Tetapi bisa juga sebuah kesimpulan dibuat berdasarkan pendengaran, penglihatan, penyelidikan atau melalui sebuah pemikiran. Hari ini dari Kejadian 42: 1-38, kita akan melihat bagaimana Yakub dan Yusuf mengambil sebuah kesimpulan di dalam kehidupan mereka. Ada tiga bagian yang menjadi renungan kita hari ini.

  1. Ayat 1-5 : Tindakan Yakub menyelesaikan bencana kelaparan yang dihadapinya (Mengambil kesimpulan yang cepat dan hati-hati). Yakub menyelesaikan masalah kelaparan yang dihadapinya dengan mengambil kesimpulan/tindakan yang cepat dan berhati-hati. Di sini dijelaskan bahwa bencana kelaparan bukan hanya terjadi di Mesir, tapi di seluruh bumi (Kej 41:56), termasuk tanah Kanaan di mana Yakub dan anak-anak tinggal. Apa tindakan mereka? Anak-anak Yakub tidak ada tindakan apa-apa, mereka hanya saling berpandangan satu dengan yang lainnya (tenang-tenang saja). Tetapi Yakub setelah mendengar bahwa di Mesir ada gandum, ia segera menyuruh anak-anaknya pergi ke Mesir untuk membeli gandum. Yakub bertindak dengan cepat untuk mengatasi masalah kelaparan yang sedang mereka hadapi, tapi juga berhati-hati. Yakub menyuruh kesepuluh orang anaknya, tapi tidak mengizinkan Benyamin pergi bersama mereka. Karena ia takut jangan-jangan terjadi kecelakaan dengan anaknya itu.
  2. Ayat 6-28: Kesimpulan dan tindakan yang bijak dari Yusuf terhadap saudara-saudaranya.Setelah anak-anak Yakub sampai di Mesir, maka mereka bertemu dengan Yusuf. Ketika Yusuf melihat saudara-saudaranya, ia segera mengenali mereka. Tapi saudara-saudaranya sudah tidak mengenali Yusuf. Lalu Yusuf pura-pura tidak kenal, ia sengaja menyembunyikan identitas dirinya,  atau tidak menunjukkan siapa diri dia yang sebenarnya. Ia menegor mereka dengan membentak dan memperlakukan mereka sebagai pengintai negeri itu (42:30). Kemudian ia menahan seorang dari mereka supaya mereka membawa saudara bungsunya datang kepadanya. Lalu ia memberikan gandum kepada mereka untuk dibawa pulang dan mengembalikan uang mereka tanpa sepengtahuan mereka. Semua ini dilakukannya untuk verifikasi kejujuran dari saudara-saudaranya. Ini adalah tindakan yang bijak dari Yusuf untuk memastikan keberadaan ayah dan saudaranya.
  3. Ayat 29-38: Kesimpulan dan tindakan Yakub menolak permintaan anak-anaknya. Setelah anak-anak Yakub pulang dari Mesir dan menceritakan apa yang mereka alami, Yakub tetap menolak permintaan anak-anaknya. Karena dari awal ia memang sudah tidak mengizinkan anak bungsunya Benyamin pergi bersama abang-abangnya ke Mesir untuk membeli gandum. Dalam hal ini Yakub mengambil kesimpulan terlalu cepat dan tidak hati-hati (salah), dengan mengatakan: “Anakku itu tidak akan pergi ke sana bersama-sama dengan kamu, sebab kakaknya telah mati dan hanya dialah yang tinggal; jika dia ditimpa kecelakaan di jalan yang akan kamu tempuh, maka tentulah kamu akan menyebabkan aku yang ubanan ini turun ke dunia orang mati karena dukacita.” Ini adalah kesimpulan Yakub yang salah, karena pengalaman pahitnya. Ia lupa akan janji pemeliharaan dan penyertaan Allah. Pada akhirnya kita dapat melihat semua yang terjadi tidak seperti yang dipikirkannya. Sebaliknya semuanya berakhir dengan indah karena Yakub dapat bertemu kembali dengan Yusuf.

Apa yang bisa kita pelajari dari kehidupan Yakub dan Yusuf? Yaitu kita harus senantiasa bersandar kepada Tuhan dan bukan pada kepintaran/pengertian kita sendiri. Janganlah mengandalkan pengalaman kita dalam membuat suatu kesimpulan. Apapun yang kita lakukan, kita harus senantiasa percaya kepada Tuhan. Seperti yang tertulis di Amsal 3:5 “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.”