Hits: 27

Hidup ini misteri, bisa sesuatu yang menyenangkan tiba-tiba terjadi, juga sebaliknya tragedi tiba-tiba datang. Misteri kehidupan ini dialami oleh semua orang, baik orang percaya maupun tidak. Itu bisa  kita lihat dari kehidupan Yakub, ia bisa disebut salah satu tokoh iman di dalam Perjanjian lama. Sekalipun Allah telah berjanji membuat Yakub menjadi bangsa yang besar dan Mesias adalah berasal dari keturunannya, namun Allah memperbolehkan ia mengalami kelaparan hebat (Kej. 43: 1). Apakah karena Allah sudah bosan dan tidak memperdulikan dia lagi? Jawabnya jelas tidak. Paling tidak ada dua macam jawaban.

  1. Allah ingin menunjukkan kepada Yakub juga kita semua bahwa kehidupan itu adalah campuran dari hal-hal yang pahit dan manis, senang dan susah, berhasil dan gagal, sehat dan sakit. Umumnya orang mengakui kedaulatan Allah dan kuasa-Nya jika mengalami kebaikan Tuhan, maka Allah mengajar kita agar kita percaya dan mengenal Tuhan bukan karena sesuatu hal tetapi karena memang Dia Tuhan yang harus dipercaya dan dimuliakan.
  2. Allah ingin mendewasakan kehidupan jasmani maupun rohani kita. Secara jasmani, tubuh kita ini mengalami proses pertumbuhan yang cukup lama, dimulai dengan pembuahan dalam kandungan menjadi embrio, janin terus bertumbuh menjadi anak, remaja, pemuda, dewasa dan tua. Demikian kehidupan rohani kita perlu mengalami pertumbuhan agar kuat. Semua orang percaya dalam Alkitab mengalami proses terpaan yang sangat hebat.

Hal yang sangat menarik dari sikap Yakub dalam menghadapi misteri hidup adalah tidak pernah menyerah. Yakub mengutus anak-anaknya kembali ke Mesir untuk membeli gandum dengan membawa hasil terbaik berupa balsem, madu, damar, buah kemiri, dan buah badam sebagai tanda hormat dan penghargaan kepada penguasa Mesir. Tapi Yehuda mengingatkan ayahnya bahwa kembali ke Mesir tanpa membawa Benyamin tidak akan menghasilkan apa-apa dan bahkan akan mendatangkan malapetaka. Lalu lewat pergumulan yang sulit dan hikmat yang tinggi, akhirnya Yakub merelakan anak kesayangannya itu ikut pergi. Dengan doa penyerahan di ayat 14 “Allah Yang Mahakuasa kiranya membuat orang itu menaruh belas kasihan kepadamu, … “. Doa Yakub ini menunjukkan imannya bahwa jika bukan Tuhan  yang memberkati, sia-sialah usahanya. Yakub tidak mengandalkan usahanya sendiri, tetapi ia berharap kepada Tuhan, sebagai penguasa tertinggi yang dapat menolong manusia. Akhirnya kita dapat melihat apa yang diperoleh oleh Yakub lebih besar daripada apa yang dimintanya.

Apa yang dilakukan Yakub dengan memberikan Benyamin ikut ke Mesir membuahkan hasil yang sangat indah. Benyamin ternyata pendamai di tengah keluarganya yang sudah terbagi-bagi. Mereka bersatu kembali bukan karena apa yang dikatakan/diperbuat tetapi karena kehadirannya. Dengan merelakan anaknya yang tercinta ikut pergi ke Mesir itu menyatukan kembali mereka sekeluarga dan akhirnya menjadi satu bangsa yang disebut bangsa Israel. Di sini kita melihat bahwa pemberian yang terbaik akan menghasilkan buah yang sangat enak untuk dinikmati.

Kehidupan Yakub ini selain merupakan satu fakta sejarah. Tapi dibalik itu semua ada terbungkus rencana Allah di dalamnya bahwa hubungan antara Allah dan manusia yang sudah putus dengan hadirnya Anak Allah Yesus Kristus, menjadi damai kembali.

Selama kita berpijak di bumi, kita tidak tahu dengan jelas jalan-jalan yang akan kita lalui, tapi Tuhan yang di atas sana dengan jelas dapat melihat lintasan mana yang harus kita lewati dengan aman dan selamat. Karena itu, serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu (1Ptr. 5:7).