Hits: 134

Kita hidup di abad 21. meskipun banyak yang mempunyai pendidikan yang baik, tapi tidak karena itu kita memiliki konsep moral yang baik. Sebaliknya, dapat dilihat bahwa semakin banyak kaum intelektual yang menindas kaum lemah, dan banyak hal yang tidak adil telah terjadi, misalnya, buruh sering dieksploitasi, dan kaum miskin semakin miskin! Moralitas semakin menurun dan banyak orang diperlakukan tidak adil.

Di era ini, seseorang harus berani mengatakan kebenaran dan mengatakan kebenaran sesuai dengan fakta. Khususnya di gereja, dan dalam kehidupan Kristen, kita perlu menjalani kehidupan Kristen yang berkeadilan dan kebenaran. Seperti yang Yesus katakan dalam khotbah di bukit: “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. (Mat. 5:6).

Karena itu, tema renungan hari ini adalah bagaimana umat Kristen menyatakan kebenaran. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Kapan kita akan merasa “haus dan lapar”? Pasti sulit dirasakan di Jakarta! Tetapi di padang pasir atau padang gurun, ini mungkin terjadi! Tuhan menciptakan “haus dan lapar” pada mulanya baik! Dengan itu, kita bisa merasakan makanan yang lezat! Ketika Anda tidak merasa lapar, maka tidak ada nafsu makan, tetapi ketika Anda lapar, semuanya menjadi lezat. Alkitab mengatakan bahwa “lapar dan haus” adalah rindu seperti Tuhan, memahami kehendak Tuhan, memahami sifat-sifat-Nya, bekerja bersandar pada pimpinan Roh Kudus, dan melakukan hal-hal yang menyenangkan Allah. Sesungguhnya adalah rindu akan Tuhan Yesus, yaitu rindu untuk memperoleh kebenaran Kristus sebagai kebenaran kita. Ketika kehidupan Kristen terus menerus mengejar semakin serupa Yesus, maka hidup kita bagaikan tanda di jalan “dalam pembangunan” seperti yang dikatakan Roma 12:2. Kita memiliki rasa lapar dan haus (kerinduan) di dalam hati kita seperti Tuhan; Tuhan itu adil, jadi orang Kristen juga harus memiliki keinginan yang kuat untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan, inilah keadilan. Dalam dunia yang tidak adil, dan kurang adil, orang-orang akan merindukan munculnya keadilan sosial. Umat Kristen harus menyatakan kesaksian hidup, ini adalah manisfestasi keadilan Allah.

Apakah zaman kita sekarang adalah era keadilan dan kebenaran? Tidak, era ini penuh dengan penipuan dan dusta. Dalam WA, WeChat, facebook, dll., orang-orang menunjukkan sisi baik mereka, bukan diri mereka yang sebenarnya, dan penuh dengan kebohongan dan penipuan. Sebenarnya, itu sudah ada di dalam Alkitab sejak dahulu kala. Dalam Matius 28: 11-15, kita dapat melihat para pemimpin agama menyuap tentara Romawi dengan uang untuk berdusta! Dengan uang membeli Yudas untuk menjual Yesus Kristus, dan kemudian dengan uang untuk membeli dan menghasut orang-orang memberi kesaksian palsu terhadap Yesus Kristus dan berteriak untuk menyalibkan Yesus Kristus. Ini semua dimaksudkan untuk menghalangi manifestasi mujizat-mujizat besar Tuhan. Tapi kerajaan Allah tidak terhalang oleh ketidakadilan ini! Karena itu, ketika Yesus menyatakan bahwa Dia adalah kebenaran, maka Dia mengatakan kepada kita bahwa Dia adalah sumber dari semua kebenaran. (Lht Yoh. 1:17) .

Kebenaran dapat digunakan untuk memutuskan mana yang benar dan mana yang salah. Ketika Yesus menyatakan bahwa Dia adalah kebenaran, itu menunjukkan bahwa Dia adalah hakim. Itu berarti bahwa ketika Tuhan Yesus datang untuk kedua kalinya, Dia akan menghakimi semua orang. Hanya Dia yang layak untuk menghakimi orang karena Dia adalah Yang Benar tanpa dosa, dan kebenaran mutlak. Dia dapat memutuskan kebenaran dan kesalahan manusia. Dia bahkan dapat memutuskan benar dan salah dari setiap kata yang diucapkan oleh manusia.

Yesus berkata bahwa Dia adalah kebenaran, menunjukkan bahwa Dia menyaksikan kebenaran, dan karena itu manusia mengenal kebenaran. Yesus berkata: “Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.” Orang Kristen percaya bahwa Firman Tuhan adalah kebenaran. Bagaimana kita membedakan apakah itu benar atau palsu? Mari kita lihat bagaimana Yesus bersaksi tentang kebenaran, apakah Dia dapat sepenuhnya mempraktekkan Firman Allah, maka kita akan tahu. Yesus melalui penggenapan hukum Taurat menunjukkan bahwa firman Allah adalah kebenaran yang dapat dipercaya! Karena itu, orang yang mengenal Yesus akan mengetahui kebenaran. Sama seperti doa Tuhan Yesus di hadapan Bapa sebelum menderita (lih. 17: 17-19).

Bagaimana dengan kita? Yesus ingin kita rindu akan kebenaran: Orang Kristen harus meneladani Kristus dan bersaksi untuk kebenaran. Kebenaran yang diucapkan sangat kuat. Meski tidak mudah, itu sangat penting dan sangat praktis. Ini memungkinkan orang untuk hidup dan bekerja dalam kedamaian, masyarakat harmoni, makmur dan maju. Seperti yang dikatakan Amsal 14:34 “Kebenaran meninggikan derajat bangsa, tetapi dosa adalah noda bangsa.” Kebenaran berasal dari Allah dan milik Allah. Jika seseorang ingin menjadi pemberani, dia harus tahu kebenaran. Yesus tahu kebenaran karena dia mengenal Allah. Mereka yang mengenal Tuhan tahu nilai mereka di dalam Tuhan dan tidak akan bingung apa yang harus dilakukan pada saat kritis. Jelas melihat sifat dan kehendak Tuhan akan membuat orang berani dan tak kenal takut. Percaya pada keberadaan Tuhan dan karya-karya Allah serta menyatakan kehidupan iman seperti ini adalah keberanian manusia.

Bagaimana orang Kristen menjunjung tinggi kebenaran? Dalam hal ini, Daniel adalah contoh yang baik bagi kita, ia memiliki kesaksian hidup yang baik sehingga pada saat yang tepat, ia dapat berkata kepada Raja Nebukadnezar:” ya raja, biarlah nasihatku berkenan pada hati tuanku: lepaskanlah diri tuanku dari pada dosa dengan melakukan keadilan, dan dari pada kesalahan dengan menunjukkan belas kasihan terhadap orang yang tertindas; dengan demikian kebahagiaan tuanku akan dilanjutkan!” Setelah itu, ia memiliki keberanian untuk menolak pahala Raja Belsyazar dan menegur raja atas nama Allah ” Tuanku meninggikan diri terhadap TUHAN di surga.” Menurut kitab Daniel pasal 3, Sadrakh, Mesakh dan Abednego menolak untuk menyembah patung emas yang dibuat raja. Ini karena ketiga orang itu tahu kebenaran Tuhan dan bersikeras hanya menyembah satu-satunya Tuhan yang benar dan hidup, dan rela mengorbankan hidup mereka sendiri untuk itu.

Jika orang-orang di dunia begitu giat mengejar perdamaian dan keadilan di dunia ini, bukankah kita orang Kristen harus berusaha lebih giat lagi untuk mengejar keadilan dan kebenaran di dunia ini?