Hits: 39

Perikop firman Tuhan di atas adalah bagian pidato perpisahan Yosua dengan bangsa Israel. Kita tahu Israel dipimpin oleh Musa keluar dari perbudakan di Mesir, kemudian Yosua yang memimpin mereka masuk ke tanah Kanaan. Di tanah Kanaan mereka memperoleh kota, tempat tinggal, kebun-kebun anggur dan Zaitun. Sekarang di masa tua Yosua, ia sekali lagi mengingatkan mereka melalui pidato perpisahan ini. Diayat 13 Yosua mengingatkan mereka apa yang sudah mereka terima: negeri dan kota-kota yang mereka diami didalamnya, kebun-kebun anggur dan kebun-kebun Zaitun yang mereka makan hasilnya. Dengan kata lain mereka sudah memiliki segala-galanya dan hidup nyaman di tempat itu. Apa lagi yang dibutuhkan?

Diayat 14 “Oleh sebab itu, takutlah akan TUHAN dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia. Jauhkanlah allah yang kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan beribadahlah kepada TUHAN.” Ini adalah hal yang sangat penting, yang paling utama dan tidak boleh dilupakan. Ini yang Yosua peringatkan kepada mereka dan menjadi pokok perenungan kita hari ini, yaitu Panggilan untuk beribadah kepada Allah. Yosua mengingatkkan bangsa Israel dari segala sesuatu yang sudah mereka miliki, hal yang paling utama dan yang dibutuhkan adalah takut akan Tuhan dan beribadah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia. Ini adalah suatu panggilan untuk menengadah ke atas kepada Allah (hanya beribadah kepada Allah) supaya kita tidak hanya mementingkan atau mengejar hal-hal duniawi.

Kata beribadah 7 kali dipakai hanya dalam 2 ayat (ayat 14 dan 15), ini artinya penekanan untuk mengingatkan orang Israel bahwa hidup harus dilingkupi dan dikelilingi oleh suatu hidup yang beribadah kepada Allah. Beribadah artinya melayani, bekerja dan mengabdi kepada Allah. Beribadah kepada Allah, persembahan diri kepada Allah. Beribadah dan bekerja itu satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Ketika Yosus mengingatkan orang Israel beribadah kepada Allah, itu bukan berarti hanya menyanyi dan memuji Tuhan di gereja, tapi adalah seluruh hidup menjadi abdi Allah. Di mana pun mereka bekerja harus sebagai satu bentuk pelayanan kepada Allah. Beribadah juga berarti mempersembahkan seluruh hidup kita kepada Allah (Rm.12:1).

Dalam segala sesuatu yang mereka lakukan, mereka harus melakukannya sebagai abdi kepada Allah. Kalau tidak, betapa mudahnya mereka mengabdi kepada dewa-dewi, budaya dan nilai-nilai lain diluar dari pada yang Allah sukai. Makanya Yosua memberi tantangan kepada mereka: “Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!” (ayat 15). Ini satu tantangan yang sangat berani dari Yosua kepada umat Allah untuk memilih beribadah kepada Allah Yahweh atau allah-allah kebudayaan manusia. Karena bangsa Israel atau umat Allah hidup di antara begitu banyak pilihan yang ada, Yosua ingin mereka serius memikirkan penyembahan (ibadah) mereka, bukan hanya menerima atau mengikuti apa yang ada. Artinya mengikut, mengabdi dan melayani Allah adalah keputusan yang perlu secara sadar, sungguh-sungguh dan tulus kita ambil.

Untuk itu, Yosua bukan hanya memberi tantangan tapi juga komitmen pribadinya “Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!” yaitu bekerja melayani Allah dan beribadah kepada Allah. Yosua ingin seluruh umat Allah beribadah kepada Allah dan berkomitmen kepada Allah. Ia tidak mau umat Allah menyembah berhala dan melupakan Allah Yahweh. Untuk itu ia mulai dari dirinya dan keluarganya. Jika kita ingin gereja dan bangsa berubah, mari kita mulai dari diri kita dan keluarga kita.

Apakah kita bisa berkomitmen seperti Yosua yaitu membawa Allah masuk ke dalam seisi rumah kita? Apakah seisi rumah dan sanak saudara kita sudah diinjil dan sudah terima Tuhan Yesus? Apakah Firman Allah dan doa menjadi menu hidup sehari-hari dalam seisi keluarga kita? Apakah di dalam keluarga ada rasa takut dan hormat kepada Allah? Di sinilah pentingnya mezbah keluarga di mana seisi keluarga berdoa, membaca Alkitab dan memuji Tuhan bersama. Persiapkan anak-anak di rumah dalam hormat dan ibadah kepada Allah, untuk menghadapi kehidupan dan pekerjaan yang sekunder. Jika kita membawa Allah masuk ke dalam kehidupan keluarga kita, kita akan dipersiapkan untuk masuk ke dalam dunia dengan iman, kasih dan kekuatan untuk sungguh-sungguh setia kepada Allah.