Hits: 44

Yesus berkata kepada murid-muridNya : “Semua orang yang mau mengikuti Aku” 「Semua orang yang mau」menunjukkan bahwa semua orang dengan sukarela dan ikhlas mengikuti Yesus, dan semua orang yang berkumpul di bawah panjiNya. Jikalau semua orang「mau」dalam bahasa Yunani adalah sebuah kata yang berbobot, bukan hanya menunjukkan suatu kemauan saja, tetapi mempunyai suatu kebulatan tekat untuk mencapai sasaran. Kata kerja dalam bahasa aslinya yaitu Thelei「mau」yaitu sikap yang bertekad bulat.

Di dalam Lukas 14:25-35 mencatat bahwa banyak orang yang berjalan bersama Yesus, Yesus berpaling dan berkata kepada mereka yang mau mengikutiNya ada harga yang harus dibayar. Yesus memberikan dorongan kepada orang-orang yang mau mengikuti Dia, yaitu harus merencanakan dengan sungguh-sungguh harga yang harus dibayar untuk menjadi muridNya. Yesus tidak mau memaksa kita untuk hidup bagi Dia, Yesus menghendaki setiap orang yang mengikuti Dia dengan kerelaan hati, harus dengan sukarela dan ikhlas mengikuti Dia. Ketika kita mempunyai kerelaan dan ikhlas, Yesus menyatakan tiga syarat yaitu : 1. Menyangkal diri 2. Setiap hari memikul salib 3. Mengikuti Yesus.

  • Jalan memikul salib adalah suatu jalan menyangkal diri

Menyangkal diri adalah pengorbanan diri, memenuhi kehendak Tuhan. Di dalam dunia ini, kita tidak lagi berpusat pada diri sendiri tetapi berpusat pada Kristus, Dia adalah segala-galanya bagi kita. Bersamaan dengan ini, menjadi muridNya harus membenahi prioritas di dalam kehidupan kita, kebiasaan dan pilihan, meninggalkan sifat dasar manusia yang berdosa dan rusak, mengatakan kepada si aku yang lama itu “Tidak”. Karena “si aku yang lama” hidupnya berpusat pada diri sendiri dan juga membuat kita jatuh ke dalam dosa dan hanya mendambakan kenyamanan. Si aku yang lama termasuk dalam tiga hal : tidak bersedia berjalan di jalan Tuhan, di dalamnya ada pekerjaan si iblis, memikirkan diri sendiri dan tidak memikirkan Tuhan.

Oleh karena itu, syarat pertama hidup bagi Tuhan adalah menyangkal diri. “namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku” (Gal. 2:20). Yesus berkorban bagi kita, agar kita dapat meneladani pengorbananNya. Seperti Paulus, bersedia di salibkan bersama Kristus, meninggalkan si aku yang lama dan mati karena dosa, dengan demikian memenuhi syarat menyangkal diri ini. Ketika kita tidak memperhitungkan si aku, hobby ku, kemudahanku dan kebahagiaanku, mau taat sepenuhnya dan sungguh-sungguh hidup bagi Kristus, dan kita percaya pada pimpinanNya dan kehendakNya melampaui segala rencana kita. Dengan demikian, kita mampu mewujudkan menyangkal diri. Hanya dengan menyangkal diri kita dapat melihat siapa kita yang sesungguhnya di dalam Tuhan!

  • Jalan memikul salib adalah jalan yang penuh ketaatan.

Dalam Yoh. 14:31 Tuhan Yesus sebelum masa sengsara berkata kepada murid-muridNya : “Tetapi supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku”

Kita harus mengikuti teladan Tuhan Yesus, menaati kehendak Tuhan, mematuhi taurat Tuhan, menjalankan ajaran Alkitab. Kita tidak hanya dalam keadaan aman, lancar, diberkati taat kepada Tuhan, di dalam ujian, penganiayaan, keadaan yang bahaya juga tetap taat kepada Tuhan. Karena jalan salib pada dasarnya adalah jalan yang penuh ketaatan, aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepadaku.

Ketika Yesus akan masuk dalam penderitaan, Petrus berkata “Tuhan janganlah hal itu terjadi padaMu”. Petrus tidak memikirkan kehendak Allah, tetapi hanya memikirkan kehendak manusia. Saat ini, Petrus tidaklah mencerminkan seorang yang mengikuti Tuhan yang sesungguhnya, dia mencoba menghalangi kehendak Tuhan. Oleh sebab itu, Yesus mengingatkan dia, dia sedang dihalangi dan diperalat oleh iblis. Seorang yang mengikuti Tuhan adalah mengikuti kehendak dan pimpinanNya, kalau tidak dia sedang diperalat oleh iblis.

  • Jalan memikul salib adalah jalan mempersembahkan diri kepada Tuhan.

* Mengikut Tuhan : kata kerja ini adalah menunjukkan saat ini, menunjukkan terus menerus mengikutiNya. Harus bersandar kepada Tuhan, menjadikan Dia sebagai arah dan dorongan mengikuti Dia selamanya.

* Mengikut Tuhan : seperti seorang hamba yang mengikuti tuannya, seorang murid yang mengikuti gurunya, seorang prajurit yang mengikuti panglimanya.

* Mengikut Tuhan : adalah mengikuti jejaknya, bukan berjalan didepan Tuhan, juga bukan sikap dari jauh melihat Tuhan berjalan sendiri, melainkan mendengarkan perintahNya. Bukan hanya menjadikan Dia sebagai guru kita, dari Dia belajar akan kebenaran, dan lebih penting menjadi hambaNya. Tuhan Yesus tidak berharap orang yang mengikutiNya setengah hati atau tidak punya hati mengikutiNya.

* Mengikut Tuhan : adalah belajar akan kehidupan Yesus, sempurna seperti Bapa yang sempurna.

2000 tahun yang lalu Yesus memanggil sekelompok nelayan. Mereka meresponi dan dunia juga demikian berubah. Hari ini, Yesus juga sama memanggil, apakah kalian bersedia mengikuti Dia? Dalam segala keadaan, walaupun dalam keadaan baik dan buruk, untung atau rugi, hidup atau mati, atau dalam ujian, penganiayaan, keadaan yang bahaya tetap harus menurut kehendak Tuhan, tidak menuruti kehendak diri sendiri, taat pimpinan Roh kudus dan mengikuti Tuhan. Agar kehendak Tuhan melalui memikul salib setiap hari terjadi dalam kehidupan kita, memuliakan Allah dan membawa kebaikan bagi orang lain.