Hits: 49

Kita telah beberapa Minggu berturut-turut merenungkan tentang perbuatan Yakub, bagaimana dia dengan cara menipu untuk mendapatkan hak kesulungan, dan juga dengan cara penipuan untuk mendapatkan berkat anak sulung dari ayahnya Ishak. Setelah Esau menemukan bahwa berkat anak sulung yang tadinya adalah miliknya sudah di terima oleh saudaranya Yakub, dia menjadi sangat marah dan mengancam akan membunuh Yakub, untuk membalas dendam kebencian. Ibunya, Ribka mendengar kabar ini, lalu menyuruh Yakub dengan segera lari ke Haran, rumah saudara laki-lakinya Laban, tunggu sampai kemarahan Esau surut baru ia akan menyuruh orang untuk membawanya kembali. Maka setelah mendapatkan berkat dari Ishak, ia segera berangkat untuk menyelamatkan diri.

 Kita tahu perjalanan dari Bersyeba samapi Haran, umumnya setidaknya butuh waktu sebulan lebih, dan akhirnya tanpa sadar Yakub tiba di rumah kediaman pamannya Laban, setelah pelariannya yang sangat sulit ini. Yaitu dilihatnya ada sebuah sumur, dan ada tiga kumpulan kambing domba berbaring di dekatnya. Gembala-gembala menggulingkan batu itu dari mulut sumur, lalu kambing domba itu diberi minum; Yakub mengambil kesempatan ini untuk bertanya, baru tahu ia sudah tiba di Haran, yaitu tempat tinggal pamannya,Laban. Selanjutnya baru ditanya apakah mereka kenal Laban. Pada saat ini Rahel juga datang dengan kawanan kambing ayahnya untuk minum air. Gembala memberitahu Yakub bahwa dia yang datang dengan kawanan domba untuk minum air itu adalah Rahel, anak Laban. Yakub segera mendekati lalu menggulingkan batu itu dari mulut sumur, dan memberi minum kambing domba itu. Selanjutnya ia dan Rahel saling mengenal, dan Rahel juga segera pergi memberitahukan kepada ayahnya, Laban. Pada saat inilah Yakub datang ke rumah pamannya, Laban.

Setelah mereka saling mengenal, Laban juga menerima dia tinggal di rumahnya. Sebulan kemudian Laban juga menerima dia masuk bekerja di rumahnya. Ketika berbicara tentang upah Yakub langsung menunjukkan maksud hatinya kepada Rahel. Yakub bersedia bekerja tujuh tahun lamanya sebagai upah untuk menikahi Rahel. Meskipun tujuh tahun adalah waktu yang panjang, tetapi karena cinta Yakub yang mendalam, tujuh tahun itu seperti beberapa hari saja berlalu dengan cepat. Sesudah itu Yakub mengusulkan perkawinan kepada Laban, Laban juga menyetujuinya dan mengadakan perjamuan besar. Tidak disangka Laban memasukkan Lea ke kamar pengantin. Keesokan paginya baru ia sadar sudah tertipu dan mencari pamannya. Tapi menurut pamannya itu sudah dilakukan mernurut kebiasaan di tempat itu, dan berjanji genap dahulu tujuh hari perkawinan, kemudian Rahel pun akan diberikan kepadanya sebagai upah, asal ia bekerja pula padanya tujuh tahun lagi. Karena cinta Yakub kepada Rahel sangat mendalam, ia pun langsung setuju.

Pelajaran penting bagi kita dari catatan bagian firman Tuhan ini:

  1. Penipu akan tertipu juga: Yakub bisa datang ke tempat Laban untuk mencari tempat perlindungan, adalah karena ia dengan tipu daya menipu ayahnya Ishak dan kakaknya Esau untuk mendapatkan hak dan berkat kesulungan; tetapi sekarang ia diperalat oleh Laban selama dua puluh tahun di rumahnya; ia telah bekerja empat belas tahun lamanya tanpa gaji dan enam tahun untuk menggembalakan kambing domba, dan Laban telah sepuluh kali mengubah upahnya. Bahkan dalam hal perkawinan pun Laban tega menipu dia. Dalam hal dengan domba sebagai upah, dari pasal 30 kita dapat melihat Laban dan Yakub juga memainkan tipu dayanya dengan luar biasa.
  2. Kekacauan di dalam keluarga: Persaingan cinta antara Lea dan Rahel. Yakub, suaminya dianggap seperti benda yang diperebutkan, mereka saling bersaing, saling menukar. Untuk memiliki lebih banyak anak, mereka juga menggunakan berbagai cara untuk mencapainya. Kedua saudara perempuan ini menjadikan pelayan mereka sendiri untuk melahirkan anak bagi mereka. Sungguh tidak bisa dibayangkan, dimata kedua istrinya Yakub adalah orang atau benda.
  3. Isyarat mata paman dan gosip serta kecurigaan saudara sepupu, membuatnya merasakan ketidakpedulian kekeluargaan, bukankah begitu juga perlakuan dia terhadap ayahnya dan kakaknya waktu itu.
  4. Belajar mengerti akan otoritas Allah: Secara khusus waktu itu Rahel mengeluh, katanya:  “Berikanlah kepadaku anak; kalau tidak, aku akan mati. Maka bangkitlah amarah Yakub terhadap Rahel dan ia berkata: “Akukah pengganti Allah, yang telah menghalangi engkau mengandung?” (30:1-2). Dari sini bisa dilihat bahwa dia telah belajar bahwa kedaulatan hidup terletak pada Tuhan, apa yang bisa dilakukan manusia? Ini adalah kebenaran yang disadarinya setelah beberapa tahun di gembleng. Dulu mereka tidak berpikir semua tidak ada masalah, hari ini baru tahu bahwa kedaulatan hanya terletak pada Tuhan.