Hits: 55

Yesus disebut sebagai Imanuel hanya dalam Matius 1:23: “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel” yang berarti: Allah menyertai kita (Mat. 1:23 ITB).” Dalam bahasa Ibrani, kata Imanuel berarti “Allah beserta kita.” Kata Imanuel disebut dalam PL dalam Yesaya 7:14 dan juga disebut secara tidak langsung dalam Yesaya 8:8. Nabi Yesaya mencatat: “Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel” (Yes. 7:14 ITB). Ketika Yesus disebut sebagai Imanuel, Matius khususnya merujuk pada Yesaya 7:14 di mana Allah menjanjikan seorang keturunan bagi keluarga Raja Ahas, yaitu seorang anak laki-laki yang akan lahir melalui seorang perempuan muda (anak dara). Menanggapi peristiwa kelahiran Yesus yang ajaib lewat perawan Maria, ibunya, penginjil Matius menemukan bahwa kelahiran tersebut adalah penggenapan dari nubuat dalam Yesaya 7:14.

Berita tentang Yesus sebagai Imanuel adalah lanjutan dari pemberitaan bahwa bayi yang baru lahir harus diberikan mana “Yesus” karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka (Mat. 1:21). Jadi, bayi yang baru lahir adalah “Yesus (Juruselamat)” dan “Imanuel.” Kedua nama dan ide ini, merupakan kerangka (pokok pikiran) dalam penulisan Injil Matius: seluruh penggambaran kisah Yesus mengacu pada dan menjabarkan kedua kebenaran mengenai siapa Yesus ini. Dalam kisah kelahiran Yesus, Matius ini memproklamirkan bahwa Allah kini telah “hadir” dalam kehidupan manusia (secara aktif; sebelumnya Ia hadir tapi seolah dari “kejauhan”) di mana Ia akan menyelamatkan manusia dari dosa  dan Ia (Yesus) akan selalu hadir secara demikian hingga dunia ini dibebaskan dari dosa pada akhirnya (Imanuel). Dengan kata lain, dalam konteks Injil Matius, konsep Imanuel ingin menegaskan bahwa Yesus Juruselamat (Mat. 1:21) akan terus menerus menyertai kita (Imanuel) dan karena itu, penyelamatan-Nya akan kita dari dosa akan senantiasa beserta kita dan terjadi dalam hidup orang yang percaya kepada-Nya. Yesus yang akan menyelamatkan manusia dari dosa digambarkan sebagai anak domba Allah yang membawa penebusan dosa  akan senantiasa beserta kita, baik dalam penebusan dosa kita (personal) maupun pengangkatan (kuasa) dosa dari dunia (komunal). Untuk lebih jelas mengenai makna “penyelamatan dari dosa”, lihat khotbah mengenai “Yesus adalah Anak Domba Allah.”

Kehadiran Yesus bersama dengan orang-orang yang percaya kepada-Nya terjadi secara fisik selama kehidupan-Nya di dalam dunia. Namun lebih daripada itu, Yesus Sang Imanuel juga nyata hadir melampaui masa kehidupan-Nya dalam dunia seperti yang disampaikannya dalam “Amanat Agung.” Injil Matius mencatat bahwa Yesus akan menyertai kita sampai selama-lamanya, yaitu sampai kepada akhir zaman (Mat. 28:20).

Bahkan lebih jauh, Yesus terus berserta kita dalam Roh Kudus-Nya. Setelah Yesus naik ke surga, Bapa mengutus Roh Kudus ke dalam dunia. Roh Kudus akan tinggal bersama kita dan di dalam kita (Yoh. 14:17). Roh Kudus akan memastikan karya penyelamatan manusia dari dosa yang dimulai dalam diri Yesus melalui kematian dan kebangkitan-Nya terus digenapi. Ia akan menyadarkan manusia akan dosa (Yoh. 16:8). Ia juga akan memampukan kita berkuasa atas dosa, yaitu mampu mengalahkan kuasa dosa yang membelenggu kita dan merusakkan kehidupan manusia di dunia.

Kita segera akan memasuki tahun baru, tahap perjalanan hidup yang baru. Dalam tahun yang baru, kita memiliki keyakinan bahwa Allah dalam diri Yesus Sang Imanuel senantiasa beserta kita melalui Roh Kudus-Nya. Roh Kudus yang dicurahkan pada saat Pentakosta dan melakukan pekerjaan yang ajaib pada masa gereja perdana akan menyertai kita dan memampukan kita menjalani kehidupan kita sebagai orang Kristen sampai selama-lamanya. Karena itu, dengan berani oleh karena iman (kepercayaan) ini kita tahu bahwa kita dapat dan akan mempunyai kehidupan yang berkemenangan pada tahun yang baru, khususnya kemenangan atas dosa baik secara personal maupun komunal. Kita akan hidup dalam anugerah Allah yang memberkati kita.