Hits: 250

Bagian Nas Alkitab ini mencatat 2 lagu pujian yang merayakan kemenangan TUHAN Allah atas Mesir, yaitu setelah Musa memimpin bangsa Israel menyeberangi laut Teberau, inilah lagu pujian yang dinyanyikan oleh seluruh bangsa Israel yang dipimpin oleh Musa. Dan ayat 21 adalah tanggapan saudara perempuan Musa, Miriam, terhadap nyanyian sebelumnya. Di sini Musa berkata dengan nada perintah sebagai orang pertama: “Aku mau menyanyi bagi Tuhan” menunjukkan tekad pribadi untuk bernyanyi kepada Tuhan. Yang berarti “tidak bisa tidak menyanyi”.

Mengapa? Karena Ia telah menang dengan gemilang, kuda dan penunggangnya dilemparkan-Nya ke dalam laut. “TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Ia Allahku, kupuji Dia, Ia Allah bapaku, kuluhurkan Dia. Ayat 3 TUHAN itu pahlawan perang; TUHAN, itulah nama-Nya.” Berikut ini adalah beberapa alasannya.

  1. “Sebab Ia telah menang dengan gemilang, kuda dan penunggangnya dilemparkan-Nya ke dalam ” Menunjukkan bahwa bangsa Israel dapat dengan aman meninggalkan Mesir sebagai budak, dan menyeberangi laut Teberau dengan selamat, sama sekali bukan karena kekuatan bangsa Israel sendiri dapat melakukannya. Siapakah yang memiliki kekuatan dan kuasa untuk melemparkan kuda dan penunggangnya ke dalam laut? Hanya kuasa TUHAN Allahlah yang sanggup melakukan mujizat besar yang sulit dimengerti dan tak terbayangkan ini. Plus Israel adalah sekelompok orang yang tidak memiliki pengalaman dalam pertempuran. Jika bukan Tuhan menyatakan kuasa-Nya bagaimana mungkin kuda dan penunggangnya dapat dilemparkan ke dalam laut? Bukankah mereka seharusnya bernyanyi dan memuji Tuhan? Dan melalui nyanyian yang terus-menerus, supaya mereka tidak akan melupakan anugerah keselamatan dan pimpinan Allah. Ini juga berlaku bagi kita orang Kristen saat ini. Kita sering lupa siapa Tuhan itu dan perbuatan-Nya. Karena itu, kita sering menyanyikan pujian untuk terus mengingatkan kita bahwa kita ada hari ini, semua adalah karena kuasa perlindungan Tuhan.
  2. Karena itu di ayat kedua :TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Ia Allahku, kupuji Dia, Ia Allah bapaku, kuluhurkan Dia.
    • Dia adalah kekuatanku : Ya, di dalam perjalanan hidup kita, sering kita tidak dapat menghindar dari terjangan badai kesulitan, tetapi puji Tuhan! Disini dikatakan : “TUHAN itu kekuatanku.” Ini juga pengalaman Musa. Bayangkan dia akan keluar dari Mesir dan memimpin sekelompok besar orang Israel untuk memasuki tanah perjanjian Kanaan, dapatkah itu dicapai dengan kemampuan dan kecerdasannya sendiri? Bagaimana itu bisa dicapai jika tidak dengan kuasa Tuhan?
    • Dia adalah mazmurku : Ya, agama Kristen disebut agama menyanyi atau puji-pujian. Dari catatan ini kita dapat melihat bahwa setidaknya 3.500 tahun yang lalu Musa dan saudara perempuannya Miriam telah mulai memimpin orang-orang untuk menyanyikan pujian kepada Allah. Pada saat yang sama, kita tidak hanya memuji kemuliaan Tuhan dalam nyanyian ini, tetapi juga mencakup isi dan fungsi dari banyak aspek. Diantaranya, doa, permohonan, syukur, inspirasi, penghiburan …,
    • Ia juga telah menjadi keselamatanku : Ya, dalam generasi yang bergejolak ini, malapetaka, bencana, penyakit yang disebut kecelakaan, siapa yang bisa memprediksinya? Misalnya, epidemi yang menjadi perhatian dunia kita adalah bahwa pemerintah dan Organisasi Kesehatan Dunia telah mengajukan banyak rencana untuk mencegahnya, tetapi jika itu bukan penyelamatan dan perlindungan dari Allah Bapa di surga, itu akan sia-sia! Kita hanya bisa mengatakan untuk melakukan yang terbaik!
    • Ia adalah Tuhanku : Mzm 27:1 “TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?.” Yoh 16:33 : “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.”
    • TUHAN, itulah nama-Nya : Ini adalah nama yang Allah sendiri ungkapkan kepada Musa. Aku adalah Aku. Dalam terjemahan Mandarin adalah ada sendiri dan keberadaannya kekal selamanya. Tidak ada awal dan tidak ada akhir, maha tahu, maha kuasa, Tuhan yang maha hadir. Adalah pencipta yang penguasa alam semesta.
    • Ia Allah bapaku, kuluhurkan Dia : Allah bapaku, juga berarti Allah leluhur kita, (Allahnya Abraham, Ishak, Yakub), sebagaimana Allah memberkati mereka dan membuat perjanjian dengan mereka. Sekarang sesuai dengan perjanjian yang dibuat dengan mereka, satu persatu dipenuhi, bukankah Allah seperti ini layak untuk disembah dan dipuji?

Mari kita renungkan beberapa bulan ini, bukankah Allah Bapa memperlakukan kita seperti Musa dan orang Israel? Bahkan jauh melebihi orang Israel, bukankah kita harus senantiasa menyanyikan pujian untuk Dia?