Hits: 528

Semua orang mempunyai senyum dan bisa tersenyum, tetapi ada yang mengatakan bahwa senyum itu mahal, seakan untuk mendapatkannya harus membeli. Meski begitu banyak manfaat positif dari tersenyum, tapi siapa yang tahu, kalau senyum yang diberikan itu penuh kasih dan rasa hormat atau hanya karena terpaksa dan pura-pura?

Hormat atau kemunafikan. Ini menjadi pertanyaan dan perenungan bagi setiap pribadi, saat datang kepada Tuhan. Saya menghormati-Nya atau sedang bersikap munafik? bagaimana dapat membedakan? Firman Tuhan yang disampaikan melalui Musa mengingatkan tentang reaksi pribadi atas kehendak  Allah. Reaksi apa saja?

1.Reaksi diri terhadap Ibadah.

“Beribadahlah kepada TUHAN, Allahmu dengan segenap hatimu dan jiwamu”(ayat 12). Ulangan 10:12-22, diberikan dengan latar belakang kemarahan Allah yang besar, karena ketidaksetiaan Israel berulang-ulang. Semua kasih Allah dibalas dengan pengkhianatan, mereka membuat allah yang lain menurut pikiran mereka sendiri, mereka membuat tuhan yang baru yang mereka sembah dengan beria-ria yaitu patung lembu emas. Rasa hormat kepada Allah, tampak di dalam reaksi diri terhadap ibadah. Seberapa diri kita mempunyai kerinduan untuk datang menyembah Allah melalui Ibadah, menjadikan Dia yang terutama, menjadi pusat perhatian dari hati dan jiwa, saat datang kepada-Nya.

2.Reaksi diri terhadap Firman.

“Berpegang pada perintah dan ketetapan TUHAN yang disampaikan kepadamu” (ayat 13). Israel ada dan pemilihan Allah yang istimewa atas mereka bukan tanpa tujuan. Tidak dibiarkan mereka mencari jalannya sendiri, pimpinan Allah terus diberikan melalui hamba yang dipilih-Nya, Allah memberikan hukum dan ketetapan, yang menuntun dan menunjukkan jalan yang harus ditaati. Tetapi betapa sering Israel jatuh dalam ketidaktaatan, dengan tegar tengkuk melanggar hukum, mencari jalan sendiri. Ulangan 9:22-24, adalah contoh tindakan perlawanan Israel terhadap apa yang Allah Firmankan. Mereka menentang, tidak mempercayai, juga tidak mendengarkan. Rasa hormat kepada Allah, tampak di dalam reaksi diri terhadap ketetapan dan hukum yang diberikan, melalui kebenaran firman-Nya. Seberapa kita mempunyai respon kehausan akan firman dan taat di dalamnya.

3.Reaksi diri terhadap sesama.

 “Sebab itu haruslah kamu menunjukkan kasihmu kepada orang asing, sebab kamupun dahulu, adalah orang asing ditanah Mesir” (19). Kasih dan hormat kepada Allah, bukan berarti mengabaikan kehidupan sosial. Ada pribadi-pribadi disekeliling kita yang berhak mendapat kasih dan perhatian yang sungguh dari kita. Dan Allah menghendaki itu sebagai wujud kesalehan yang nyata terhadap sesama.

Hormat atau kemunafikan. Dari semula Allah hanya menghendaki kasih yang sungguh, karena terlebih dahulu Dia telah mengasihi kita. Apapun alasan yang dapat ditawarkan, tidak dapat menggantikan, jika kasih yang sungguh melekat dihati kita. Beribadah dengan segenap hati, mentaati firmanNya, serta wujud nyatakan kesalehan dengan kasih terhadap sesama. Hormatilah Tuhan dan tetaplah setia. Kiranya kasih dan kemurahan Allah snantiasa menyertai kita , Tuhan Yesus memberkati. Amin.