Hits: 227

Tema hari ini adalah “Janganlah Menghakimi”, ini adalah ajaran yang sangat jelas dari Tuhan Yesus. Kita semua tahu bahwa kita tidak boleh menghakimi orang lain, lalu mengapa kita masih menghakimi. Apa yang dimaksud menghakimi, dan bagaimana supaya kita tidak menghakimi orang lain. Di sini Tuhan Yesus memberitahukan kita bahwa hubungan antara manusia, juga berarti hubungan antara kita dengan Allah. Dalam Doa Bapa Kami dikatakan: “Ampunilah kesalahan kami seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami.” Ini berarti bahwa jika kamu tidak mengampuni, Allah juga tidak akan mengampuni dosa-dosamu. Hubungan antara manusia, juga membuktikan hubungan kita dengan Allah. Tuhan Yesus berkata: “Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.” Allah akan memberkati kita, tapi satu hal yang paling penting adalah kita harus membangun hubungan yang baik dengan sesama. Seperti yang dikatakan Mzm. 133:1 “Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!”

Apa yang dimaksud dengan menghakimi? Yaitu mengkritik orang, menganggap diri mereka lebih baik daripada yang lain. Ada dua jenis orang: a. seperti guru, suka menilai orang, mencari di mana kesalahan orang, karena menganggap dirinya lebih baik dan lebih tinggi daripada yang lain. b. Seperti hakim, suka mengkritik karena menganggap dirinya lebih tinggi dan boleh menghakimi orang lain. Ketika kita mengkritik seseorang, itu berarti kita sedang menghakimi orang lain. Apabila kita merasa diri kita lebih baik, lebih tinggi, dan lebih benar, maka kita akan mudah mengkritik orang lain. Jemaat di Roma mempunyai masalah seperti ini, mereka saling menghakimi karena masalah makan dan hari, karena itu nasehat Paulus kepada mereka: “Terimalah orang yang lemah imannya. Ada yang berpendirian bahwa ia boleh makan apa saja, tetapi orang yang lemah imannya hanya makan sayur-sayuran saja. Siapa yang makan, janganlah menghina orang yang tidak makan, dan siapa yang tidak makan, janganlah menghakimi orang yang makan. Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi orang lain? Siapa yang berpegang pada suatu hari yang tertentu, ia melakukannya untuk Tuhan. Dan siapa makan, ia melakukannya untuk Tuhan, sebab ia mengucap syukur kepada Allah. Dan siapa tidak makan, ia melakukannya untuk Tuhan, dan ia juga mengucap syukur kepada Allah. Sebab tidak ada seorang pun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorang pun yang mati untuk dirinya sendiri. Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan (Rm. 14:1-8). Namun, hari ini kita semua berpusat kepada diri sendiri, dan menganggap diri kita lebih tinggi daripada orang lain, karena itu kita suka menyalahkan orang lain.

Ketika Tuhan Yesus berkata: “Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.” Itu berarti sebagaimana kita memperlakukan orang, begitu juga orang akan memperlakukan kita. Tuhan Yesus menjelaskan hal ini dengan dua perumpamaan: “Ukuran yang kalian pakai untuk orang lain, akan dipakai juga oleh Allah untuk kalian.” Bila kita memakai ukuran tidak baik untuk orang lain, maka yang  kita terima adalah respon yang tidak baik juga. Karena itu, kita harus banyak memberi dan dengan hati bersimpati mengasihani orang lain, maka hasil yang akan kita terima akan seperti itu juga.

Kedua, mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Itu berarti mengapa engkau melihat kesalahan orang lain yang kecil, sedangkan kesalahanmu sendiri yang besar tidak engkau ketahui? Kita seringkali begitu, dari jauh kita sudah melihat kesalahan orang lain, dan dengan kaca pembesar kita memperbesar kesalahan dan kelemahan orang lain. Kalau kita bertindak seperti ini, orang lain pun akan berbuat seperti ini kepada kita. Karena itu, Tuhan Yesus berkata: hendaklah kita menyadari bahwa kita sendiri  mempunyai banyak kelemahan dan kesalahan, mohon belas kasihan Tuhan, bereskanlah terlebih dahalu masalah kita sendiri. Jangan memandang diri sendiri lebih tinggi daripada orang lain, karena di hadapan Tuhan kita semua adalah sama orang-orang  berdosa yang sudah diselamatkan. Semua orang sama di hadapan Tuhan. Namun, Tetapi kita sering tergoda oleh iblis memandang rendah orang lain, dan menganggap diri sendiri lebih baik dan lebih tinggi daripada yang lain. Hendaklah kita menyerahkan semua yang tidak benar kepada Tuhan, jangan jadi hakim sendiri atau seperti seorang guru suka mencari kesalahan orang. Alkitab mengingatkan kita hati-hati dengan perkataan kita, sebab apa yang kita katakan itu adalah mewakili hati kita. Kita harus memiliki kerendahan hati, artinya kita harus menghormati orang lain dan tidak boleh memandang rendah orang lain. Kerendahan hati yang sesungguhnya adalah benar-benar memgalami kasih salib dan karunia Tuhan yang tidak ada taranya, serta membiarkan kasih Allah memenuhi hati kita. Dengan demikian kita tidak akan menghakimi orang. Bila kasih dan karunia Tuhan memenuhi kita, maka apa yang kita katakan akan selalu membangun dan memberikan dorongan kepada orang lain sehingga orang bisa percaya kepada Tuhan.