Hits: 875

Misi Paulus dan Silas untuk membawa Injil masuk benua Eropa, banyak mengalami kesulitan, hambatan dan penganiayaan, tetapi juga keberhasilan. Di Filipi Paulus dan Silas dipenjarakan hanya karena mengusir setan yang menguasai seorang wanita. Tapi rupanya semua itu dipakai oleh Allah untuk menyatakan bahwa Tuhan menyertai misi mereka. Karena ketika mereka berada di penjara Filipi, Allah melakukan mujizat sehingga mereka bisa bebas dan kepala penjara beserta seisi keluarganya menjadi percaya kepada Allah.

Dari Filipi mereka pindah ke Tesalonika dan Berea. Keadaannya hampir sama dengan di Asia, khususnya seperti di Ikonium, mereka mengalami banyak kesulitan. Misi penginjilan di kota Berea ditujukan untuk orang Yahudi dan orang Yunani. Jadi bibit gereja pertama di Filipi terdiri dari 3 golongan manusia: 1. Lydia: seorang pedagang. 2. Perempuan yang kerasukan setan. 3. Kepala penjara Filipi dan seluruh keluarganya.

Jadi ada 3 jemaat berdiri pertama di Eropa, yaitu: Filipi, Tesalonika dan Berea. Keadaannya hampir sama, yaitu terdiri dari orang Yahudi dan orang Yunani. Ketika Paulus memberitakan Injl kepada orang Yahudi, mestinya mereka lebih mudah menerima Injil karena orang Yahudi mempunyai kepercayaan bahwa akan datang Mesias untuk melepaskan mereka dari penjajahan. Maka waktu Paulus memberitakan Injil kepada orang-orang Yahudi di Tesalonika dan Berea banyak orang Yahudi yang percaya kepada Tuhan, tapi juga tidak sedikit orang Yahudi yang menolak karena Paulus memberitakan bahwa Mesias yang diutus-Nya harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga. Berita tentang Mesias mati itulah yang tidak bisa diterima oleh orang-orang Yahudi.

Dan kalau kepada orang Yunani, karena pikiran dan hatinya sudah dipenuhi dengan ajaran-ajaran filsafat, maka apa yang masuk akal baru mereka mau percaya. Sekarang Paulus memberitakan bahwa manusia tidak dapat menyelamatkan diri sendiri, maka harus ada Mesias yang datang untuk menyelamatkan mereka. Ini adalah hal yang tidak masuk akal bagi mereka, maka sebenarnya sangat sulit bagi mereka untuk percaya Injil, karena ketika mereka percaya Injil berarti harus ada perubahan total. Tapi ayat 12 mengatakan “banyak di antara mereka yang menjadi percaya; juga tidak sedikit di antara perempuan-perempuan terkemuka dan laki-laki Yunani.” Ini adalah hal ajaib yang terjadi, maka berdirilah gereja. Bisa dikatakan untuk penginjilan di Berea, orang-orang yang percaya kepada Allah adalah dari golongan menengah.

Apa yang bisa kita teladani dari jemaat Berea?

  1. Suka Firman Tuhan. Ayat 11 “Mereka baik hati karena menerima Firman Tuhan dengan segala kerendahan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci, untuk mengetahui apakah semuanya benar demikian”. Artinya mereka rindu dan suka akan firman Tuhan. Dalam Mazmur. 1:2-3 dikatakan “Berbahagialah orang yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Hidupnya seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.” Mereka menemukan dan memperoleh kehidupan serta hidupnya berakar pada air kehidupan yaitu Yesus Kristus.
  2. Bijaksana/pandai membaca situasi. Ketika ada hasutan dari orang-orang Yahudi maka mereka menghindar dari perselisihan dengan menyuruh Paulus menyingkir (Ay. 14). Peka membaca situasi sangat penting. Waktu ini adalah waktu yang Tuhan masih berkenan supaya kita semua mau datang ke hadapan-Nya dan memberitakan Injil kepada anggota keluarga, sanak saudara supaya mereka percaya kepada-Nya. Hari ini kita melihat di sana sini terjadi perang dan bencana, apa maksud Allah dengan semua ini? Mari kita peka dan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan serta mempertajam pendengaran kita mendengarkan panggilan Allah, untuk pergi memberitakan Injil kepada sesama. Ini yang kita bisa kita teladani dari jemaat Berea.