Hits: 1021

Hari ini adalah hari Mama. Hari Mama adalah suatu gerakan yang dipelopori oleh Anna Jarvis pada tahun 1906 di Amerika untuk memperingati ibunya yang sudah tiada.  Ibunda Anna adalah seorang ibu yang sangat yang mengasihi Tuhan dan sesama. Selama hidupnya ia aktif melayani dan memperhatikan pelayanan Sekolah Minggu. Ia sering mengadakan kebaktian penghiburan bersama para ibu dan istri dari para pahlawan yang telah gugur di medan perang untuk menghibur mereka dan mewartakan kasih ibu. Dia mempunyai impian agar ada orang yang bangkit untuk memelopori hari Mama untuk memperingati jasa-jasa ibu di dalam mengasuh dan membesarkan anak-anaknya. Ia sering berkata: “Yang paling banyak menderita untuk anak-anaknya adalah ibu, tapi yang dinikmati ibu adalah paling sedikit”. Ketika ibu masih sehat anaknya belum mengerti apa-apa. Setelah anak bertumbuh dewasa untuk berbakti kepada ibu, tapi ibu sudah tiada lagi. Ibu Anna meninggal pada tahun 1905 bulan Mei minggu kedua. Pada tahun berikutnya bulan Mei minggu kedua dalam peringatan tahun pertama meninggal mamanya, ia menghimbau ditetapkannya hari Mama, kemudian berkembang terus sampai pada tahun 1919 Mei minggu kedua baru ditetapkan sebagai hari Mama internasional.

Kel. 20:12 “Hormatilah ayahmu dan ibumu supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN Allah kepadamu.” Dalam sepuluh hukum/perintah yang diberikan Allah kepada manusia, perintah kelima adalah perintah yang mengandung janji berkat. Jelaslah bahwa Allah sangat memperhatikan perintah ini. Apakah kita merenungkannya hanya pada hari Mama setiap tahun?

Puji syukur kepada Tuhan, setiap kita dilahirkan oleh ibu. Setiap kita di dalam keluarga kita masing-masing pernah merasakan kasih, keagungan dan pengorbanan seorang ibu. Ibu adalah kebahagiaanmu karena ibu adalah orang yang paling mengasihimu, memahamimu, tahu akan kebutuhanmu, perangaimu, hobimu, bahkan segala-galanya tentang dirimu.

Setiap keluarga baru pasti mendambakan kehadiran anak. Dan ketika anak baru lahir sang ibu merasa kalang kabut. Banyak ibu harus bekerja di pagi hari sedangkan pada malam hari karena anak menangis tidak bisa tidur, tapi ia tetap mampu bertahan karena memang ini adalah kodrat yang diberikan Tuhan.  Sejak hari pertama anak dilahirkan, hati ibu dan hati anak sudah dilintasi oleh tali kasih yang erat laksana tali pusar yang melintasi janin dan tubuh sang ibu. Di dalam dada ibu terdengar denyut jantung anak, inilah “dwitunggal” yang sulit dimengerti.  Karena itulah ketika anak tersenyum, ibu pun tersenyum, dan ketka anak sedih, ibu juga menangis di dalam hati; waktu anak sakit, hati ibu juga ikut sakit. Semua ini tidak dapat dijelaskan oleh ilmu pengetahuan, hanya “kasih ibu” yang dapat menjelaskan semua ini. Karena kasih, ibu rela mengorbankan segala-galanya. Oleh karena itu, berbahagialah orang yang memiliki ibu. Barangkali ada juga ibu yang tidak mengasihi anak-anaknya. Dari berita kita dapat melihat kasus aborsi atau bayi yang dibunuh oleh ibunya sendiri. Tapi ini bertentangan dengan kodrat seorang ibu dan sangat tidak normal serta kompleks yang disebabkan oleh tekanan yang berlebihan atau depresi berat. Ibu yang tidak mengasihi anak-anaknya bukanlah ibu yang baik, demikian juga anak yang tidak berbakti kepada ayah dan ibu bukanlah anak yang baik.

Bakti kepada orang tua adalah tradisi kebajikan orang Tiongkok yang menempati posisi sangat penting di dalam keluarga. Perintah yang diberikan Allah juga menegaskan kita harus menghormati ayah dan ibu. Paulus juga mengatakan: Hai anak-anak, hormatilah orang tuamu!. Berbakti kepada orang tua adalah kewajiban anak, karena haruslah demikian. Jika dulu kita belum melakukannya dengan baik, mulai sekarang berusahalah untuk memperbaikinya, baik-baik berbakti kepada ayah dan ibu, supaya berbahagia dan terhibur ia yang melahirkanmu.

Tuhan Yesus adalah contoh teladan anak yang berbakti. Ayahnya sudah meninggal waktu Ia masih remaja, dan sebagai anak sulung Ia harus memikul tanggungjawab untuk memelihara keluarga dan meneruskan pekerjan sang ayah. Ia berbakti   sampai saat terakhir di atas kayu salib pun tidak melupakan ibu-Nya dan menyerahkan ia kepada murid-muridNya (Yoh. 19:27)

 Paulus berkata kepada Timotius: “Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu.” (2Tim.1:5). Untuk memahami arti iman yang tulus ikhlas tidaklah sulit, tapi untuk memperoleh iman yang tulus ikhlas sungguh tidak mudah. Pertumbuhan rohani dan iman yang hidup di dalam diri Timotius adalah pengaruh dari neneknya Lois dan  ibunya Eunike. Timotius adalah laskar Kristus, pemimpin dan tiang gereja.

Hari ini gereja membutuhkan pemuda-pemudi seperti Timotius yang bersedia mempersembahkan diri untuk melayani rumah Allah, tapi  terlebih lagi membutuhkan nenek seperti Lois dan ibu seperti Eunike yang di dalam keluarga mempunyai kesaksian dan kehidupan Kristen yang baik serta menjadi teladan bagi anak cucu. Gereja akan mengalami kebangunan kalau memiliki lascar seperti Timotius. Masa depan gereja akan cerah kalau mempunyai ibu seperti Lois dan Eunike.