Hits: 32
1. Pengenalan Abram terhadap TUHAN Allah.
Meskipun Alkitab tidak menyebutkan apakah sebelumnya Abram telah mengenal Allah, mengapa begitu panggilan Allah datang kepadanya ia segera memberikan respon positif? Tidak seperti Musa ketika Allah menampakkan diri dan memanggilnya, ia masih bertanya kepada Allah siapa nama-Nya? (Kel. 3:13-14).
Jikalau Abram mengenal Allah, dari mana ia mengenal-Nya? Ia bisa tanpa ragu-ragu percaya dan menerima janji-janji Allah dan segera membawa keluarga dan harta bendanya berangkat ke tempat yang belum diketahuinya. Puji Tuhan! Jika kita membaca Kej. Pasal 9,11 akan mudah bagi kita untuk memahami permasalahan ini. Nuh masih hidup tiga ratus lima puluh tahun sesudah air bah (9:28), dan Abraham adalah keturunan generasi kesepuluh dari Nuh, selisih dua ratus sembilanpuluh tahun, bisa dikatakan setidaknya ada lima puluh tahun sampai enam puluh tahun mereka berdua hidup di dalam era yang sama. Dan jelas melalui bahtera Tuhan Allah menyelamatkan Nuh sekeluarga untuk memelihara kelangsungan umat manusia. Dia juga tahu membangun mezbah untuk menyembah Tuhan Allah. Dari iman Nuh dapat diwariskan sepuluh generasi keturunan, sungguh mengingatkan kita bagaimana keadaan kelanjutan iman keyakinan kita kepada anak cucu kita hari ini? Apakah sampai pada generasi kita sudah berhenti?
2. Isi panggilan ( perintah dan janji)
“Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.” (Kej. 12:2-3), Ini mencakup tujuh janji dan misi Allah: 1. Aku akan membuat engkau menjadi bangsa besar; 2. Aku akan memberkati engkau; 3. Membuat namamu masyhur; 4. Engkau akan menjadi berkat; 5. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau; 6. Mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau; 7. Olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. Di dalam semua janji ini, yang paling berharga adalah karena Abraham semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. Hal ini menunjukkan bahwa kasih Allah adalah kasih yang tidak memihak dan Allah menghendaki Abraham menjadi saluran berkat bagi manusia. Hal ini juga mengingatkan kita, setiap kali kita berdoa, biasanya hanya untuk saya, saya punya, kami…saja. atau juga tentang dia, mereka….?
3. Respon Abraham terhadap panggilan Allah.
Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya, ia tidak bertanya mengapa, mau pergi kemana, tapi ia berangkat seperti yang diperintahkan TUHAN kepadanya. Ini adalah pernyataan yang jelas dari iman. Jelaslah bahwa respon Abram adalah dengan rela dan cepat tanpa ada keraguan sedikit pun.
Abram yang berusia tujuh puluh lima tahun, membawa Sarai, istrinya, Lot, keponakannya dan segala harta benda dan orang-orang yang didapat di Haran, berangkat berjalan ratusan mil menuju negeri yang akan diberikan TUHAN kepada keturunannya sebagai miliknya. Meskipun Lot belum memperoleh panggilan Allah, tapi ia pergi bersama Abram. Mungkin ia mendengarkan pengalaman Abram dipanggil Allah dan tergerak juga sehingga pergi bersama-sama. Jadi Abram dan Lot dua keluarga meninggalkan Haran menuju ke tanah Kanaan. Abram menerima satu tantangan baru, taat pada perintah Tuhan. Karena iman dan ketaatannya, dinyatakan dalam tindakan, maka Allah memberkati, melindungi dan memimpinnya. Jika dalam kehidupan kita sepertinya kita tidak merasakan anugerah Tuhan, maka kita harus intropeksi diri, bagaimana respon kita terhadap perintah dan firman Allah?
4. Kehidupan iman Abraham: mendirikan mezbah dan menyembah (12:6-9) – Abram mendengarkan panggilan Allah dan sampai di Sikhem, Kanaan, dan menetap di daerah pohon tarbantin di More. Allah menunjukkan kepadanya bahwa tanah Kanaan inilah yang akan diberikan kepada keturunannya. Tapi orang-orang Kanaan adalah bangsa penyembah dewa-dewa palsu dan berhala, maka Abram harus berhati-hati dan dipisahkan dari antara mereka. Karena itu, setiap kali tiba di suatu tempat ia selalu membangun tenda dan segera mendirikan mezbah untuk menyembah Allah.
Hal ini mengingatkan kita bagaimana sikap keyakinan kita hari ini? Bagaimana kehidupan ibadah, pribadi, ibadah Minggu, persekutuan atau hanya bersikap masa bodoh?