Hits: 41
Kita semua pasti pernah mengalami iri hati kepada seseorang. Kita harus waspada terhadap iri hati karena iri hati datangnya diam-diam, kadang tanpa kita sadari, tahu-tahu sudah menjerat seperti penyakit. Kalau sudah menjangkit tubuh kita, walaupun kecil tapi bisa mempengaruhi seluruh tubuh kita, demikian juga iri hati.
Apakah itu iri hati? Ada Elemen: “menginginkan” atau “desire” . Tapi ini bisa belum menjadi iri hati, sebab bukankah hal yang baik bila menginginkan sesuatu yang ada pada orang baik sehingga kita menjadi baik? Ada Elemen lain yaitu: “kemarahan” dan “kekesalan”, karena orang lain punya, tapi anda tidak. Jadi iri hati adalah suatu keinginan yang diwarnai oleh kemarahan karena orang lain punya dan anda tidak punya. Itulah yang dirasakan Kain, ketika persembahan Habel diterima dan dia tidak. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram(Kej.4:5). Rasa iri yang muncul pada diri Kain ini adalah karena kesombongannya. Kain merasa tidak ada yang salah dengan apa dia lakukan. Dia tidak periksa hatinya kenapa persembahannya tidak terima, dan dia marah bukan hanya kepada Tuhan tapi juga kepada adiknya yang persembahannya diterima oleh Allah. Ia iri hati kepada adiknya sehingga akhirnya timbul niat jahat, yaitu membunuh Habel. Kita dapat melihat betapa bahayanya iri hati itu.
Hal yang sama juga terjadi dalam diri Saul. Ketika mereka pulang perang, orang-orang mengelu-elu Daud, Saul sangat kesal dan sejak hari itu Saul selalu mendengki Daud karena orang lebih memuji Daud (1Sam.18:9). Akhirnya beberapa kali Saul mencoba membunuh Daud. Iri hati biasa ditujukan kepada orang yang dekat kita, mungkin sahabat, rekan kerja, rekan sepelayanan, saudara bahkan pasangan kita yang lebih unggul dari kita.
Apa akibatnya orang yang terjerat iri hati? Iri hati membuat kita mandek, tidak bisa bertumbuh dan melayani dengan baik. Orang yang iri hati tidak akan bisa melakukan hal yang baik bahkan dia menganggap orang yang kepadanya dia iri menjadi ancaman baginya. Iri hati adalah racun yang menjalar. Ketika suatu penyakit berbahaya yang bersarang di tubuh kita tidak cepat diobatinya secara tepat, maka penyakit itu bisa menjalar ke bagian-bagian tubuh kita yang lain. Itu sebabnya, mengapa pengobatan yang tepat dan terpercaya harus menjadi pilihan demi kesembuhan suatu penyakit. Seperti itulah dosa iri hati mengancam diri kita.
Apa obat iri hati? Iri hati itu adalah bentuk ketidak puasan. Itu adalah ekspresi orang yang tidak percaya kepada Allah, tidak percaya bahwa Allah sanggup memberikan apapun kepadanya, tidak percaya bahwa Allah adalah sumber dalam hidup dia. Jadi bila Anda terjangkit iri hati, Anda harus kembali menemukan rasa cukup dan rasa puas hanya di dalam Tuhan. Paulus mengatakan aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan (Flp. 4:11-13). Apa yang dimaksud mencukupkan diri? Mencukupkan diri di sini bukan berpusat kepada diri sendiri, tapi rasa cukup ini hanya diperoleh dari Tuhan. Ini berbeda dengan konsep orang Yunani waktu itu di mana mencukupkan diri itu adalah berpusat kepada diri sendiri. Paulus berkata: “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Flp.4:13). Artinya dia merasa cukup bukan karena apa yang dia punya seperti yang orang Yunani pikirkan tapi dia merasa cukup karena apa yang Allah kerjakan di dalam dirinya. Jadi pusat kepuasan Paulus itu hanya ada pada Tuhan. Karena itu dalam keadaan tidak punya apa-apa bahkan di penjara pun, dia tetap merasa puas. Orang yang merasa cukup tidak akan merasa iri hati kepada orang lain. Rasa cukup di dalam Tuhan itulah penangkal racun iri hati. Orang yang merasa cukup di dalam kasih Allah tidak pernah bisa dikuasai oleh iri hati. I am to love God enough to be contented; I am to love men enough not to envy.”( Francis Schaeffer). Artinya Aku cukup mengasihi Tuhan untuk merasa puas; Aku cukup mengasihi sesama untuk tidak merasa iri hati.