Hits: 41
Puji syukur kepada Tuhan, beberapa hari lagi kita akan merayakan Jumat Agung dan Paskah. Mengapa Yesus mau menderita, mati di salib dan bangkit untuk kita? Mengapa Dia rela mengalami semua penderitaan itu? Karena Dia sangat mengasihi saya dan saudara. Hanya untuk kitalah Dia rela berkorban. Kalau hidup mati-Nya hanya untuk kita, bagaimana dengan hidup kita?
Tema kita hari ini adalah “Hanya Untuk-Mu Tuhan”. Kita akan belajar dari seorang Farisi yang mengundang Yesus makan dan dari seorang perempuan berdosa. Baik orang Farisi maupun perempuan berdosa, mereka sama-sama melakukan sesuatu untuk Tuhan. Tapi dari mereka berdua siapakah sebenarnya yang melakukannya hanya untuk Tuhan dan menyenangkan hati Tuhan?
Dari Lukas 7:36-46 kita melihat seorang Farisi mengundang Yesus makan di rumahnya dan Yesus pun datang ke rumahnya. Tentu saja orang Farisi ini menyiapkan makanan buat Yesus, karena ia telah mengundang Yesus makan di rumahnya. Hanya ini saja yang dilakukan oleh orang Farisi bagi Yesus, tidak ada yang lain. Hal ini sangat berbeda dengan perempuan yang berdosa. Waktu ia mendengar bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, ia datang dengan membawa sebuah botol pualam berisi minyak wangi. Ia berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya dan menangis. Ia menggunakan air matanya untuk membasuh kaki Yesus, dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki Yesus dan meminyaki-Nya dengan minyak wangi itu. Ia rela memakai minyak wangi mahal yang dimilikinya hanya untuk meminyaki kaki Yesus (Lht. Mat. 26:7-13). Tindakan perempuan berdosa ini sungguh luar biasa, karena ia memberikan apa yang terbaik yang dimiliknya kepada Tuhan. Dari kedua sikap inilah kita dapat menilai, siapakah yang sebenarnya melakukan hanya untuk Yesus, dan menyenangkan hati Yesus.
Dari bagian firman Tuhan di atas ini, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari, khususnya berkaitan dengan pemberian kita kepada Tuhan, sungguhkah hanya untuk Tuhan?
Pertama, Kasih bukan hanya sekedar kata-kata tapi harus ada tindakan nyata. Kita mengatakan bahwa kita mengasihi Tuhan tetapi tidak disertai tindakan maka kasih yang kita katakan adalah kasih yang kosong. Tindakan dari pemberian kita adalah sesuatu yang harus menyenangkan hati Tuhan.
Kedua, Kalau kita katakan hanya untuk Tuhan, maka yang kita berikan adalah yang terbaik yang kita miliki. Tindakan dari kasih kita adalah mau memberikan yang terbaik. Perempuan yang berdosa itu menunjukan kasihnya dengan memberi yang terbaik yang ia miliki kepada Tuhan.
Ketiga, Tindakan kasih dan pemberian yang terbaik adalah tanpa syarat. Perempuan berdosa itu tidak mengharapkan apa-apa dari Yesus. Ia hanya datang kepada Yesus dan melayani Yesus dengan apa bisa ia lakukan dan berikan kepada Yesus. Dan apa yang dilakukannya berkenan dihati Yesus. karena itu, Yesus berkata kepada dia: “Dosamu telah diampuni. Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!” (ay.48, 50). Karena perempuan berdosa ini melakukan yang terbaik maka iapun mendapat yang terbaik, yaitu pengampunan dosa dan keselamatan.
Bagaimana dengan kehidupan kita hari ini? Sebentar lagi kita akan merayakan Jumat Agung dan Paskah. Sungguhkah kita mau hidup hanya untuk Tuhan dengan apa yang kita miliki. Kiranya Tuhan memberkati kita.