Hits: 32
Matius pasal 5-7 disebut Khotbah di Bukit dan juga disebut Undang-Undang Kerajaan Surga. Pasal 5 dimulai dengan “Delapan Ucapan Bahagia” (ada juga yang menyebut Sembilan Ucapan Bahagia). Hal ini dapat dikatakan sebagai maklumat undang-undang Kerajaan Surga, untuk menunjukkan moralitas yang harus dimiliki oleh umat Kerajaan Allah. Setelah Ia menyatakan Ucapan Bahagia, selanjutnya dikatakan bahwa umat percaya adalah garam dunia dan terang dunia. Secara khusus, untuk menekankan bahwa umat percaya harus memerankan fungsi sebagai garam dan terang di dunia. Hari ini kita akan membahas kebenaran tentang garam dulu. Garam adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Apa artinya ini?
Ini menjelaskan tentang delapan bahagia yang dikemukakan Tuhan Yesus di sini dan bahagia duniawi yang dipikirkan orang-orang. Secara khusus, lima bahagia/berkat yang dicari dan dibicarakan oleh orang Tionghua seperti “lima bahagia/berkat datang” pada kertas merah yang sering ditempelkan di pintu. Yang berarti umur panjang, kekayaan, kesehatan, kebajikan yang baik dan akhir yang baik akan masuk ke rumah setiap kali Anda membuka pintu. Dan jika diperhatikan, kita akan menemukan bahwa kelima bahagia/berkat ini hanya berkaitan dengan pribadi dan keluarga kita sendiri. Tetapi delapan bahagia yang Tuhan Yesus nyatakan di sini tidak hanya berkaitan dengan diri sendiri tapi orang lain juga.
Orang mungkin bertanya: Mengapa Yesus berkata: “Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.” Benarkah garam bisa menjadi tawar? Tentu saja, garam laut yang kita gunakan saat ini tidak kehilangan rasanya. Namun, pada saat itu, garam yang digunakan di daerah sekitar Palestina adalah garam tambang atau garam mineral, adalah sejenis batu pasir dengan kandungan garam tinggi yang digali dari daerah pegunungan, tapi tentu saja tidak semurni garam laut. Namun, setelah batu pasir direndam dalam air atau direbus, air yang asin digunakan sebagai garam, sedang pasir dan batu tersisa yang sudah tidak berasa dan tidak berguna akan dibuang.
Kita semua tahu tentang fungsi garam:
- Garam memiliki fungsi penyedap rasa: makanan sebaik apapun jika tidak dibumbui dengan garam, akan hambar tanpa rasa tidak enak sama sekali. Rasul Paulus menyebut orang Kristen di Kolose 4:6 : “Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.” Artinya, kata-kata kita harus memiliki rasa dan berisi, supaya orang yang mendengarkan merasa seperti makan makanan yang lezat.
- Garam memiliki fungsi sebagai pengawet: Garam dapat digunakan untuk mengawetkan makanan. Secara khusus, sebelum ada lemari pendingin dan lemari es, untuk mengawetkan makanan untuk penggunaan jangka panjang, seperti mengasinkan ikan asin, acar, bacon, dan sebagainya, hanya dibumbui dengan garam selain dapat bertahan dan tidak busuk, juga membuat makanan lebih lezat.
- Garam memiliki fungsi penyembuhan: Garam memberikan kontribusi besar dalam dunia kedokteran saat ini. Yang paling umum adalah ketika pasien mengalami dehidrasi berat, ia harus diinfus, baru ada kekuatan untuk keluar rumah sakit. Kontribusi garam untuk obat-obatan bisa dikatakan sangat luas.
- Garam memiliki fungsi untuk membasmi kuman dan sterilisasi: garam dapat mengawetkan makanan, dan pada kenyataannya, garam juga memiliki fungsi desinfeksi dan sterilisasi.
- Garam memiliki fungsi pembangkit selera: ternyata garam tidak hanya dapat memberi rasa, membuat makanan lezat, juga dapat membangkitkan selera. Jika tidak ada nafsu makan, maka asalkan Anda minum secangkir air yang sedikit asin, itu akan menambah selera makan Anda dan meningkatkan nafsu makan Anda. Dengan adanya nafsu makan, tubuh akan sehat dan penuh energi, dan hidup akan penuh semangat.
Kelima poin di atas adalah fungsi garam yang Tuhan Yesus inginkan agar kita perankan untuk membawa pengaruh bagi dunia. Untuk memberikan efek, garam harus terlebih dahulu menghilang (mengorbankan diri); jika garam terus ada, efeknya tidak dapat diberikan. Pada saat yang sama, ketika garam menjalankan fungsinya dalam menyelesaikan misi: (a) ia secara diam-diam menyembunyikan diri tanpa mempublikasikannya. (b) Mengorbankan diri untuk dilarutkan. (3) Tidak ada yang pernah memuji garam setelah seseorang menikmati rasa yang enak atau memperoleh manfaat dari garam.
Jika setiap orang percaya memiliki mentalitas dan semangat seperti garam untuk melayani di masyarakat dan gereja dengan setia, maka akan membawa berkat yang sangat besar bagi masyarakat dan gereja, dan Bapa akan sepenuhnya dimuliakan.