Hits: 26

Firman Tuhan hari ini memberikan sebuah peringatan “Jangan ada yang sombong dan lupa diri ketika dapat melakukan sesuatu yang “luar biasa”. Dalam ay. 14 dikatakan :”Jangan engkau tinggi hati, sehingga engkau melupakan TUHAN Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir. Melupakan Sang Pemberi adalah hal yang sering terjadi dalam kehidupan. Hari ini kita akan belajar tentang kehidupan kita dengan segala sesuatu yang kita punya. Bagaimana kita memandang dan merespons keberadaan “harta milik” yang ada pada kita saat ini.

Terkait dengan apa yang mereka miliki, maka ada 2 hal yang jelas Musa nyatakan di sini: Pertama, Tuhanlah yang menyediakan segala sesuatu yang diperlukan, bahkan apa yang tidak bisa mereka kerjakan. Allah yang memimpin sehingga sekalipun perjalanan berkeliling, tapi tetap sampai pada tujuan. Allah yang pelihara sehingga keselamatan sepanjang perjalanan, kebutuhan untuk hidup bahkan pemeliharaan dengan manna, air di tanah gersang, pakaian yang tidak lapuk diterpa ganasnya cuaca, kasut tidak menjadi rusak, tiang awan saat siang melindungi dari teriknya matahari, tiang api di waktu malam memberikan kehangatan di tengah dinginnya padang gurun. Semua yang tidak bisa mereka buat dengan kekuatan mereka, itu dikerjakan oleh Allah untuk mereka. Di sini ada hal penting yang dinyatakan oleh firman Tuhan, bahwa dalam Allah yang menyediakan, Allah mengetahui apa yang diperlukan dan memberikan apa yang tidak bisa mereka kerjakan sendiri; serta semuanya itu hanyalah untuk kebaikan mereka (ay.16).

Tuhan tahu yang kita perlukan bahkan sebelum kita memintanya. Tuhan Yesus juga mengingatkan hal itu. “Bapamu tahu apa yang kamu perlu sebelum kamu memintanya” (Mat.6:8). Apa yang hari ini kita miliki adalah cukup untuk apa yang kita perlukan saat ini. Tuhan tahu apa yang kita perlukan. Belajar menerima dan bersyukur adalah hal yang perlu kita kerjakan dalam kehidupan saat ini. Paulus pun mengingatkan agar kita belajar “mencukupkan diri dalam segala sesuatu” (Fil.4:11).

Tuhan memberi untuk sebuah kebaikan. Inilah yang kita perlu ingat selalu. Ada orang yang ketika miskin malah lebih bahagia daripada ketika dia menjadi kaya karena justru kekayaan membuat dia terjatuh dalam dosa dan kehilangan teman sejati. Karena itu mari belajar mengingat apapun yang kita miliki hari ini itu adalah kebaikan untuk kita.

Kedua, Tuhan memberikan kuasa dan kekuatan yang memampukan kita meraih dan mendapat apa yang kita miliki saat ini. Hal ini mengingatkan kepada cara Allah bekerja yang tidak menghilangkan tanggung-jawab manusia. Apa yang memang tidak bisa dikerjakan oleh manusia, Allah akan anugerahkan, tapi apa yang memang jadi tanggung-jawab dan bagian manusia, Allah tidak akan ambil alih. Sebaliknya, IA akan memperlengkapi dan memampukan kita sedemikian rupa sehingga kita bisa mengerjakan dan meraih apa yang kita harapkan. Masalahnya, saat kita berhasil melakukan sesuatu, sering kali kita lupa diri sehingga kita berpikir dan merasa semua itu adalah hasil jerih-payah kita sendiri.

Di satu pihak hal ini mengingatkan kita bahwa tidak ada seorang yang tidak bertanggung-jawab dengan bekerja atau mengerjakan bagiannya, bisa mendapatkan apa yang Tuhan sediakan bagi kehidupannya. “jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan” itu peringatan dalam 2Tes. 3:10. Di lain pihak, hal ini mengingatkan kita untuk menjadi rendah hati dan sadar bahwa di balik setiap pekerjaan yang terberkati, ada Tuhan yang sudah lebih dahulu berkarya dengan memberikan kepada kita potensi dan kompetensi sehingga kita bisa melakukan sesuatu. Adalah hal yang sewajarnya dan seharusnya kita mengembalikan segala kemuliaan bagi Allah. Kita perlu bersyukur untuk kekuatan, kesehatan, kemampuan dan kesempatan yang diberikan. Dengan menyadari dan memegang kedua kebenaran besar ini, marilah kita menjadi penatalayan, pengelola harta kekayaan yang saat ini kita milki di dalam dan bersama Tuhan kita.