Hits: 28
Dalam Perjanjian lama dan Perjanjian baru orang yang mengajar atau berkhotbah dalam bidang keagamaan sangat terbatas. Dalam perjanjian lama nabi adalah orang yang dipakai Allah sebagai penyambung lidah-Nya. Apa yang didengar dan diterima dari Allah, itulah yang disampaikan. Jadi nabi tidak pernah berbicara berdasarkan kepandaian atau kemauannya sendiri. Setiap mau mengajar atau bernubuat selalu didahului dengan kata “Beginilah Firman Allah”, atau “Dengarkanlah firman Allah”.
Dalam Perjanjian baru orang yang mengajarkan ajaran tradisi di sebut Ahli Taurat. Pengajaran ahli Taurat bukan berdasarkan apa yang dia dengar dari Tuhan tetapi dari tradisi turun temurun. Kemudian rasul adalah orang yang dipakai oleh Allah sebagai saksi hidup dari Yesus Kristus. Rasul menyaksikan apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus dan itu yang disaksikan. Bagaimana Tuhan Yesus? Di sini dua ayat ini mengatakan: “Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka.” Tuhan Yesus dalam mengajar atau berkhotbah selalu diawali dengan: “Aku berkata kepadamu”. Pengajaran Yesus adalah keluar dari diri-Nya sendiri. Dia tidak pernah mengkhotbahkan pendapat orang lain, tapi pengajaran-Nya adalah berasal dari Allah Bapa. Karena itu di sini dikatakan Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa. Amanat yang disampaikan mempunyai satu kepastian yang mutlak. Dalam Matius 5 kita dapat melihat Dia tahu secara pasti siapa yang empunya kerajaan surga. Siapa yang akan melihat Allah dan siapa yang berbahagia di hadapan Allah. Itulah sebab pendengarnya melihat Tuhan Yesus berbeda dengan para ahli Taurat sehingga Yesus dimuliakan.
Kesan pendengar terhadap ajaran atau khotbah Tuhan Yesus adalah heran, merasa aneh atau sulit dipercaya. Takjub yaitu kagum akan kehebatan-Nya tidak seperti ahli Taurat dan mereka terpukau yakni tertarik hatinya lalu mempercayai dan mengikuti-Nya karena Ia mempunyai kuasa. Apa yang dikatakan Yesus itu memiliki kuasa. Ajaran-Nya mempunyai otoritas yang luar biasa karena isinya tidak ditujukan kepada satu bangsa tapi bersifat universal untuk semua umat manusia. Pengajaran-Nya juga sangat berbobot karena apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus di dalam ajaran-Nya itu sama dengan hukum Allah. Ia mengajar dengan penuh kuasa tanpa keraguan sehingga orang tertarik hatinya untuk mengakui bahwa semua ajaranNya adalah keluar dari diri-Nya sendiri. Kesimpulannya adalah bahwa Yesus adalah Firman yang menjelma menjadi manusia.
Yesus adalah Kristus. Dia datang bukan untuk meniadakan Taurat dan kitab para nabi melainkan untuk menggenapi. Ia datang sebagai penggenapan semua nubuat. Karena itu Yesus memberitakan: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” (Mat. 4:17). Dialah Mesias yang sudah dinubuatkan dan dinantikan dalam Perjanjian lama maka Firman-Nya harus dipercayai dan dipatuhi.