Hits: 20

Tema renungan kita hari ini “Kelemahan Yang Menguatkan”. Sungguhkan kita bisa merasakan kekuatan di dalam kelemahan kita? Dalam pandangan dunia kelemahan akan membuat orang pesimis dan tidak berdaya dalam menjalani hidup ini. Dalam kelemahan orang cenderung patah semangat dan putus asa. Dalam sebuah buku “Paradoks Kekristenan” – Prinsip hidup yang melucuti kekuatan musuh, penulis mengatakan: “Hidup ini tidak hanya dipenuhi dengan misteri, tetapi juga dipenuhi  “paradoks”. Apa itu paradoks? Yakni “hal-hal yang berlawanan atau bertolak belakang dengan pengertian atau pandangan umum tetapi sebenarnya mengandung kebenaran. Contoh paradoks kekristenan: Berbahagialah orang yang berdukacita, Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, Berbahagialah orang yang dianiaya.

Hari ini kita akan belajar dari Paulus, bagaimana di dalam kelemahannya ada kekuatan: (jika aku lemah, maka aku kuat). Bagaimana Paulus melihat kelemahan dirinya?  Paulus menyadari kelemahan di dalam tubuhnya itu atas seijin Tuhan supaya ia tidak meninggikan diri atau sombong. Melalui kelemahan kita bisa melihat  kasih karunia Allah dan kuasa-Nya  menjadi sempurna dalam hidup kita (V.7-8).

Dalam kelemahannya Paulus sudah 3 kali berseru kepada Tuhan, tetapi jawab Tuhan kepadanya adalah: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku (V.9). Karena kasih karunia dari Tuhan itulah Paulus menjadi kuat. Oleh sebab itu juga Paulus dengan tegas mengatakan: Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat (V.10).

Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, memiliki arti bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan Paulus dalam segala kondisi dan situasi. Tuhan turut bekerja dalam kehidupan Paulus (Roma 8:28). Itulah sebabnya Paulus tetap bersukacita dalam kelemahannya.

Bagaimana kehidupan kita saat ini? Jangan pernah kecewa terhadap segala kelemahan kita. Jangan menyalahkan Tuhan atas penderitaan, kesukaran yang terjadi dalam hidup ini. Jika segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita, dan kita memahami bahwa semuanya itu seizin Tuhan maka kita harus tetap menjalaninya dengan sukacita. Karena Dia tidak pernah meninggalkan kita. Allah peduli terhadap kehidupan kita. Tangan-Nya selalu memegang erat tangan kita. Allah tidak pernah melepaskan genggaman-Nya, tetapi justru seringkali kita berontak dan melepaskan tangan Tuhan yang sudah memegang kita. Percayalah dan rasakanlah dalam kelemahan ada kekuatan. Tuhan memberkati kita. Amin.