Hits: 6

Tema “Allah Mahakuasa” nampak dalam perkataan pemazmur “Besarlah Tuhan kita dan berlimpah kekuatan, kebijaksanaan-Nya tak terhingga.” (Ps. 147:5 TB). Pada bagian Mazmur ini, pemazmur menyebut bahwa Allah penuh kekuatan dan kebijaksanaan. Allah berkuasa dan sangat bijaksana serta penuh pengetahuan.

Dalam Mazmur 147, kemahakuasaan Allah dinyatakan setidaknya dalam empat hal. Pertama, dunia ciptaan. Penciptaan alam semesta dan keteraturannya menunjukkan bahwa Allah mahakuasa. Allah menentukan jumlah bintang dan berkuasa atas mereka/menyebutkan nama-namanya (ay. 4). Ia menyediakan hujan hingga membuat gunung-gunung hijau penuh dengan rumput (ay. 8) dan menyediakan makanan bagi hewan-hewan ciptaan-Nya: hewan di darat dan anak-anak burung gagak (ay. 9). Allah juga menguasai alam: menurunkan salju dan embun beku serta menurunkan hujan es (ay. 16-17).

Kedua, pembebasan dari Babel. Allah membawa pulang umat-Nya kembali dari pembuangan Babel sekalipun orang Israel telah berdosa kepada-Nya sehingga mereka dibuang ke Babel (ay. 2-6). Ia dengan ajaib menggerakkan raja Koresh sehingga sang raja mau membebaskan bangsa Israel untuk pulang ke negerinya. Ia mendirikan Yerusalem pascapembuangan (ay.2) Bahkan Ia menyembuhkan orang yang patah hati dan terluka (ay. 3). Pembuangan membuat orang Israel kecewa dan patah hati karena sebagai umat Allah mereka harus diusir dari tanah perjanjian, tanah yang Allah janjikan untuk diberikan kepada mereka. Dengan membawa mereka pulang dari pembuangan, Allah memulihkan mereka.

Ketiga, pemeliharaan kehidupan di Israel. Pada masa pascapembuangan dalam kehidupan orang Israel, Allah memelihara kehidupan umat-Nya di Yerusalem dan memberikan kesejahteraan kepada mereka (ay. 13-14). Ia meneguhkan pintu-pintu gerbang Yerusalem dari kehancuran akibat pembuangan. Dengan demikian penduduk Yerusalem akan terlindungi dan memiliki keamanan dari musuh. Allah bahkan memberkati penduduk Yerusalem dan anak-anak mereka dengan gandum terbaik. Ia memelihara kehidupan mereka.

Keempat, Tuhan membawa keadilan. Selain itu, Allah juga adalah Tuhan yang menegakkan kembali orang-orang yang tertindas (ay. 6). Orang benar yang tertindas oleh orang fasik ditinggikan-Nya dan orang fasik akan direndahkan (ay. 6). Ia adalah Allah yang melawan ketidakadilan. Ia adalah penolong dan pembela orang-orang yang tertindas secara tidak adil dan yang tidak berdaya (tanpa ada pertolongan)

Apa refleksi dan respons kita ketika mengetahui bahwa Allah kita adalah Allah yang mahakuasa? Apakah saat ini kita mensyukuri Allah yang mahakuasa dalam hidup kita? Puji Tuhan, kalau kita mengalami pengalaman demikian! Apakah saat ini kita ragu-ragu akan Allah yang Mahakuasa dalam hidup kita? Lalu bagaimana? Allah mahakuasa berarti tiada ada satu hal pun yang tidak bisa dilakukan Allah. Allah mahakuasa juga berarti tidak ada hal dalam kehidupan kita yang Allah tidak sanggup untuk berkarya (turut campur tangan) dan bekerja bagi kita untuk mendatangkan damai sejahtera bagi kita. Dalam perjalanan dan pergumulan hidup kita, Allah mahakuasa berarti Ia hadir dan sanggup menolong kita dalam setiap hal pergumulan kita. Kita bisa membawa pergumulan kita dalam doa kepada-Nya.

Selain percaya kepada kemahakuasaan Allah, apa yang harus menjadi respons kita? Pemazmur memulai dengan seruan perintah “Haleluya” (artinya: Pujilah TUHAN/Yahweh) dan mengakhirnya juga dengan “Haleluya.” Respons yang benar adalah pujian bagi Allah. Prinsip seperti ini ada di Mazmur 146-150 yang merupakan lima mazmur doksologi yang adalah mazmur-mazmur terakhir dalam kitab Mazmur. Respons yang patut adalah memuji Tuhan, menyanyi dan memuliakan-Nya. Pemazmur lebih lanjut menjelaskan “bermazmur bagi Allah kita itu baik, bahkan indah, dan layaklah memuji-muji itu. (Ps. 147:1 TB)” Pujian kepada Allah adalah hal yang penting dalam kehidupan orang beriman karena akan membawa hati yang gembira (ay. 1). Memuji Tuhan itu adalah hal yang menyenangkan dan mendatangkan sukacita. Pujian kepada Tuhan berfokus pada Allah tetapi harus melibatkan segenap diri kita.