Hits: 17

Ada gambaran indah tentang  mertua dan menantu di dalam Alkitab. Para ahli konseling keluarga Kristen sering menggunakan hubungan antara mertua dan menantu untuk mendorong para mertua dan menantu, agar mereka bisa rukun dan kedua belah pihak bisa diberkati. Mari kita lihat kisah Rut dan Naomi.

1) Keharmonisan antara mertua dan menantu. Rut 1:1-14 Ketika Naomi kehilangan suami dan kedua anaknya di tanah Moab, dan dia berencana untuk kembali ke kampung halamannya dan terus tinggal di tanah Yehuda, dia berkata kepada kedua menantunya, “”Kalian pulang saja ke rumah ibumu. Semoga TUHAN baik terhadap kalian seperti kalian pun baik terhadap saya dan terhadap mereka yang telah meninggal itu (ayt 8. BIS) . ”Meskipun Orpa sedikit sedih, dia akhirnya meninggalkan mertuanya Naomi dan iparnya – Rut, dan kembali ke rumah ibunya, tetapi Rut enggan berpisah dengan Naomi dan tidak mau kembali ke rumah ibunya. Ia memutuskan untuk kembali ke Yehuda bersama ibu mertuanya untuk tinggal bersama ibu mertuanya. Ketika Naomi berkata, “Telah pulang iparmu kepada bangsanya dan kepada para allahnya; pulanglah mengikuti iparmu itu.” (ay.15). Tapi Ruth berkata, ” “Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau. Artinya: Izinkan aku mengikutimu. Ke mana pun engkau pergi, ke situ juga aku pergi. Dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam.” Artinya  Di mana pun Naomi tinggal, sekalipun di tempat yang buruk, Rut akan tinggal bersama mertuanya. “bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku”. Artinya: Identitas dan agama Ruth telah berubah. Dia mengikuti mertua, kepercayaan orang Yahudi (ayat 16-17). Jika hubungan mereka tidak baik, tidak mungkin  mengatakan kalimat seperti yang tertulis di ayat 16-17. Keharmonisan di antara mereka tidak hanya dalam hal-hal kecil, tetapi juga dalam hal-hal yang prinsipil , yang berkaitan dengan masalah agama.

Mengapa Rut dan Naomi bisa harmonis? karena Tuhan ada di antara mereka. Naomi adalah ibu mertua yang takut akan Tuhan, dia memiliki iman kepada Tuhan, dan dia percaya bahwa Tuhan akan memberkati orang-orang yang percaya kepada-Nya. Meskipun Rut adalah seorang wanita non-Yahudi, ketika dia masuk ke dalam keluarga anak-anak Tuhan dan bahkan menjadi bagian dari keluarga anak-anak Tuhan, dia akhirnya percaya kepada Tuhan Israel, Tuhan ibu mertuanya, dan dia juga belajar untuk percaya pada Tuhan ini. Oleh karena itu, faktor terpenting untuk keharomisan hubungan antar manusia adalah memiliki Tuhan. Sama seperti Rut dan Naomi, mereka tidak hanya percaya kepada Tuhan, tetapi juga menempatkan Tuhan pada posisi penting. Takut akan Tuhan di kedua pihak menjadi keharmonisan antara  mertua dan menantu.

2) Ekspresi keharmonisan : A. Komunikasi lancar – tutur perkataan mereka tidak saling menyakiti, apa yang dikatakan mertua masuk akal (2:19-23), dan menantu menuruti perkataan mertua (3:5-7). Karena ketaatan kepada mertuanya, Rut kemudian menikah dengan Boas dan memiliki seorang anak laki-laki. B. Untuk menghindari kesalahpahaman – hubungan yang harmonis antara Naomi dan Rut, selain ada komunikasi  satu sama lain, mereka juga menghindari kesalahpahaman, seperti perkataan Naomi kepada kedua menantunya: “Kalian pulang saja ke rumah ibumu”, jika kalimat ini berhenti sampai disini maka akan terjadi kesalahpahaman, seolah-olah Naomi ingin mengusir mereka, namun Naomi melanjutkan: “Semoga Tuhan berbelaskasihan kepadamu, dan semoga Tuhan memberimu kedamaian di rumah suamimu yang baru. ” (1:8-9). C. Tanpa topeng──Meskipun Rut pada awalnya adalah seorang wanita bukan Yahudi, ketika dia mengenal dan menerima Tuhan Naomi, hidupnya berubah. Dalam hidup bersama sulit dihindari ada kesalahan dalam hal tutur kata, tetapi mereka dapat mengatasi dan ia mematuhi ibu mertuanya, dia percaya bahwa ibu mertuanya memiliki hati yang baik dan jujur, jadi dia melakukan apa yang dikatakannya.