Hits: 45

Tema renungan kita hari ini adalah “Pemeliharaan di Tengah-tengah Hukuman”. Artinya ketika hukuman dijatuhkan kita masih mendapat pemeliharan dari Tuhan. Tentu tema ini tidak mudah dipahami karena Tuhan menjatuhkan hukuman dan sekaligus ada pemeliharaan dari-Nya. Dalam pemikiran kita, umumnya hukuman pasti akan mendatangkan penderitaan, kesulitan, perasaan tidak nyaman dan lain-lain. Tapi mari kita melihat pemeliharaan Tuhan pada nabi Nuh ketika hukuman Tuhan akan dijatuhkan pada masa kehidupannya. Hukuman yang dijatuhkan Tuhan kepada manusia dan seluruh ciptaan-Nya pada zaman nabi Nuh sangat dahsyat. Dalam Kej. 7:4 dicatat bahwa TUHAN akan menurunkan hujan selama 40 hari 40 malam untuk menghapuskan segala yang ada di muka bumi, seharusnya ini termasuk nabi Nuh. Dan apa yang sudah ditetapkan TUHAN akhirnya terjadi. Kejadian 7:11-12 terbelah segala mata air samudera raya yang dahsyat dan terbukalah tingkap-tingkap di langit. Dan turunlah hujan lebat meliputi bumi empat puluh hari empat puluh malam lamanya. Kemudian catatan di Kejadian 7:21-22 Lalu mati binasalah segala yang hidup. Matilah segala yang ada nafas hidup dalam hidungnya, segala yang ada di darat. Puji syukur kepada Tuhan,  Kej. 7: 23 memgatakan “hanya Nuh yang tinggal hidup dan semua yang bersama-sama dengan dia dalam bahtera itu.” Nuh memperoleh pemeliharaan Tuhan yang luar biasa di tengah-tengah TUHAN menjatuhkan hukuman atas bumi dan segala isinya.

Mengapa Nuh mendapat pemeliharaan TUHAN? Karena Nuh memiliki kehidupan yang berkenan dihati Tuhan. Inilah yang perlu diteladani oleh kita semua.  Kita tidak tahu kapan lagi TUHAN akan menghukum bumi dan segala isinya. Firman Tuhan di dalam Kej. 6:5 dikatakan bahwa manusia memiliki kecenderungan hati selalu berbuat jahat. Karena itu di tengah dunia yang semakin jahat ini, kita harus memiliki hidup yang baik supaya senantiasa dalam pemeliharaan Tuhan

Bagaimana kehidupan Nuh di tengah-tengah begitu jahatnya manusia?

Pertama, Nuh tetap mempertahankan hidup benar di hadapan Tuhan. Hal ini bisa dilihat bagaimana Nuh mendapatkan kasih karunia di mata Tuhan atau menyenangkan hati Tuhan (Bahasa Indonesia sehari-hari). Hanya dia saja yang didapati Tuhan hidup benar di hadapan-Nya di antara orang-orang sezamannya dan ia hidup bergaul dengan Allah.

Kedua, Nuh tetap mempertahankan IMAN (Kepercayaan) kepada Tuhan. Nuh mendengar dan menaati perintah Tuhan (Firman Tuhan). Ketika ia diperintahkan untuk membuat bahtera, Firman Tuhan sangat jelas mengatakan Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya (Kej. 5:22). Dan setelah bahtera selesai dibuat, ia diperintahkan lagi untuk membawa seisi keluarga dan semua binatang sepasang masuk ke dalam bahtera padahal belum ada tanda-tanda air bah akan datang, namun Nuh taat melakukan segala yang diperintahkan TUHAN kepadanya (Kej. 7:5). Karena Nuh percaya pada setiap perkataan Tuhan . Jelaslah bahwa Nuh memiliki iman yang luar biasa kepada Tuhan.

Ketiga, Nuh tetap mempertahankan kesetiaannya kepada Tuhan. Setelah Nuh menaati perintah TUHAN masuk ke dalam bahtera beserta dengan semua binatang, tanda-tanda air bah akan datang masih belum terjadi.  Tujuh hari kemudian barulah air bah mulai datang (Kejadian 7:10). Sebenarnya, bukan hanya tujuh hari Nuh dengan setia dan sabar menunggu Tuhan, tetapi berpuluh-puluh tahun Nuh dengan sabar dan setia hidup bersama dengan Tuhan sampai air bah itu benar-benar datang.

Biarlah melalui pengalaman hidup nabi Nuh ini membuat kita senantiasa hidup benar dan percaya kepada Tuhan serta setia kepada-Nya. Sehingga, bila ada penghukuman atas dunia ini, kita tetap mendapatkan pemeliharaan dari Tuhan. Kiranya Tuhan memberkati kita semua. Amin.