Hits: 7

Kitab Petrus ini ditulis oleh Petrus untuk orang Kristen yang ada di perantauan, mereka mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari penduduk yang tidak seiman. Karena itu, Petrus memberikan nasehat kepada mereka dan memberitahukan bahwa ada 3 macam kewajiban jemaat:

  1. Kewajiban di antara jemaat itu sendiri. Mereka semua harus seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati (ayat 8). Ayat ini lebih mudah dimengerti bila kita jelaskan dengan 1 Korintus 12:12, yaitu digambarkan jemaat itu seperti tubuh hanya satu tapi anggota-anggotanya banyak. Semua bagian baik dan penting. Tuhan menempatkan anggota tubuh yang lemah di antara yang kuat, supaya mendapat perhatian /perlindungan dari yang kuat, contoh jantung dan paru-paru. Sebenarnya di dalam tubuh kita tidak ada bagian yang tidak penting, semuanya penting. Jadi semua jemaat di hadapan Tuhan itu adalah penting. Karena itu, jangan ada yang merasa tidak penting dalam jemaat. Di samping itu Petrus mengatakan kita harus mengasihi saudara-saudara dan saling menolong karena kemampuan untuk bersatu dalam hidup persaudaraan dan kasih itu adalah tanda bahwa tubuh Kristus mulai tumbuh dan hidup di dalam kehidupan gereja. Dengan cara demikian orang akan tahu bahwa kita adalah murid-murid Yesus.
  2. Kewajiban jemaat terhadap masyarakat. Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki (ayat 9). Setiap jemaat/gereja ditempatkan Tuhan dalam masyarakat yang majemuk supaya kita bisa bersaksi, karena itu kita tidak boleh bergaul dengan kelompok atau hanya suku kita saja, kalau itu kita lakukan, kita tidak pernah bisa bersaksi. Lewat perkataan/perbuatan umat Kristen harus hidup benar supaya kita mempunyai kesaksian hidup yang baik.
  3. Kewajiban jemaat terhadap pribadinya. Semua jemaat harus menjaga lidahnya (ayat 10). Lidah merupakan salah satu anggota tubuh kita yang kecil, yang tidak kelihatan tetapi memiliki fungsi yang sangat penting. Lidah bisa menjadi sumber dosa kalau tidak hati-hati menggunakannya. Ucapan yang menyakitkan dan memfitnah dapat menjadikan orang pembunuh sedangkan kata-kata yang baik dan membangun menjadikan orang bahagia dan melakukan perbuatan terpuji. Kata-kata yang baik merupakan tanah  yang subur bagi pertumbuhan benih kebenaran yang akan menghasilkan buah. Kita harus menggunakan lidah kita dengan baik sesuai dengan kehendak Allah untuk menciptakan perdamaian dan kebaikan bagi semua orang.