Hits: 189

Ketika kita membaca ayat firman Tuhan hari ini (Mat 7:6), kita mungkin tidak dapat memahami mengapa bagian ini ada dalam ajaran Tuhan Yesus. Khususnya dalam ayat ini disebutkan dua jenis binatang najis, sebenarnya pelajaran apa yang Tuhan Yesus mau ajarkan kepada kita? Mari kita mulai dengan membahas dua jenis binatang najis ini, selanjutnya kita akan merenungkan tentang makna barang yang kudus dan mutiara. Terakhir, dari penjelasannya kita akan melihat pelajaran apa yang ingin Yesus ajarkan  kepada para pendengar.

Untuk kebiasaan pada waktu itu, meskipun anjing dan babi adalah binatang najis bahkan bagi orang Yahudi, orang kafir sama seperti kedua jenis binatang ini. Keadaan anjing pada waktu itu lebih buruk dari pada sekarang karena mereka bukan binatang piaraan tetapi binatang liar. Jika kita memberikan barang berharga kepada anjing maupun babi, mereka tidak dapat membedakan dan menghargai barang berharga tersebut. Barang-barang kudus adalah daging korban yang telah dipersembahkan dan mutiara adalah barang berharga, jika diberikan kepada anjing atau babi mereka tidak akan mengerti itu adalah barang berharga, sebaliknya akan diinjak-injak dengan kakinya atau berbalik mengoyak kita. Barang berharga ini adalah mengambarkan injil Tuhan! Injil jika diberitakan kepada orang-orang yang tidak mengerti betapa berharganya Injil (orang Yahudi atau orang kafir) maka mereka tidak akan menghargai nilai injil tersebut, sebaliknya mereka akan menyerang para pemberita injil. Karena itu, ketika kita memberitakan injil kita harus memiliki hati yang peka untuk melihat situasi dan ekspresi mereka yang menerima injil.

 Apakah Yesus sedang menyindir atau menghina orang dengan menyebutkan kedua jenis binatang ini? Jawabannya adalah “tidak”! Yesus menyebutkan kedua jenis binatang ini untuk menggambarkan sikap orang yang menerima Injil karena Dia adalah Tuhan yang Mahatahu dan hal ini juga untuk mengingatkan para pendengar termasuk kita saat ini dalam hal yang berkaitan dengan penginjilan. Kita tidak bisa menghakimi orang-orang yang diinjili karena kita semua adalah orang yang terbatas, seperti pelajaran “Jangan kamu menghakimi”, yang disebutkan dalam 7: 1-5. Yesus ingin mengajar kita bahwa ketika kita menginjili, jika kita menghadapi kesulitan atau jalan buntu, dan pihak lain telah memiliki reaksi yang tidak menyenangkan, kita harus berhenti terlebih dahulu, kalau tidak mereka akan tidak suka pada kita dan bahkan menyerang kita. Seseorang percaya kepada Tuhan bukan karena jasa kita tetapi pekerjaan Roh Kudus. Ketika kita ingin memberitakan Injil, pertama-tama kita harus berdoa agar Roh Kudus yang bekerja dengan pengalaman yang akan menyentuh mereka. Karena itu, ketika sulit bagi kita untuk mengasihi orang lain, terutama waktu menginjili – berlutut dan berdoa!