Hits: 838
Sejak bangsa Israel keluar dari Mesir banyak kesulitan yang mereka hadapi. Dikejar oleh pasukan tentara Mesir sampai di tepi laut Merah. Di padang gurun Syur tidak mendapat air minum (15:22), di padang gurun Sin, tidak ada makanan (16:3), di Rafidim, kembali mengalami tidak ada air minum (17:1), bahkan harus berperang melawan orang Amalek (17:8).
Bagaimana bangsa Israel melewati semua kesulitan ini di dalam perjalanan hidup mereka? Jika kita perhatikan bagian firman Tuhan hari ini, ada sikap yang berbeda dibandingkan dengan sebelumnya ketika mereka menghadapi kesulitan. Sebelumnya dalam kesulitan mereka selalu bersungut-sungut kepada Tuhan. Tetapi di sini ketika orang Amalek datang menyerang, mereka terlihat sudah siap untuk menghadapinya. Ketika Yosua memilih orang-orang Israel untuk pergi berperang, tidak ada catatan bahwa mereka menolak atau bersungut-sungut kepada Musa dan Tuhan, artinya mereka mematuhi perintah Yosua untuk maju berperang. Hasilnya: “Demikianlah Yosua mengalahkan Amalek dan rakyatnya dengan mata pedang”. (Keluaran 17:13). Mengapa bangsa Israel bisa menang melawan bangsa Amalek? Ada dua kunci kemenangan bangsa Israel:
Pertama, Mereka Mengandalkan Allah (Ayat 9-10). Kunci utama kemenangan bangsa Israel adalah mereka mengandalkan tangan kuasa Allah. Musa berkata: “besok aku akan berdiri di puncak bukit itu dengan memegang tongkat Allah di tanganku.” Tongkat yang ada di tangan Musa itu melambangkan kehadiran Allah dan kuasa Allah, karena tanpa kehadiran Allah dan kuasa Allah, maka tongkat itu tidak ada gunanya. Musa dan Yosua memang hebat, tetapi kalau tidak mengandalkan Allah dan kuasa-Nya maka mereka tidak akan memiliki kekuatan untuk menang dalam peperangan. Kemenangan mereka bukan karena “tongkat”, tetapi karena tangan kuasa Allah yang memberikan kemenangan. Tongkat ditangan Musa hanya sebagai sarana/alat yang dipakai Allah untuk menyatakan kehadiran dan kuasa-Nya.
Kedua, Ada kerjasama yang baik dan saling menopang satu dengan yang lain (Ayat 12-13). Ayat 12 dan 13 menunjukkan bahwa manusia tetap memiliki kelemahan sekalipun ada Allah yang menyertai. Ketika Musa memegang tongkat Allah, Musa tetap adalah manusia yang lemah, yang bisa merasa lelah. Hanya kuasa Allah yang tidak berubah. Karena itu, ketika Musa lelah, Harun dan Hur harus menopang kedua belah tangannya, supaya tongkat Allah tetap teracung ke atas. Inilah yang menyebabkan kemenangan bangsa Israel atas orang Amalek. Musa, Harun dan Hur ada kerjasama yang baik, mereka saling menopang satu dengan yang lain. Bisa dibayangkan, apa yang akan terjadi bila Harun dan Hur membiarkan Musa bekerja sendiri.
Di akhir perikop ini tercatat kalimat yang sangat manis (15-16). “Musa mendirikan sebuah mezbah dan menamainya: TUHANlah panji-panjiku!, Tangan di atas panji-panji TUHAN! TUHAN berperang melawan Amalek turun-temurun.” Memang benar tangan Tuhan yang memberikan kemenangan bagi bangsa Israel. Dalam tangan kuasa Allah, Musa, Yosua, Harun, Hur dan umat Israel menang berperang melawan orang Amalek.
Gereja kita tepat berusia 37 tahun. Sejak berdiri pada tahun 1983 sampai saat ini, kita melihat tangan kuasa Allah yang memimpin bangsa Israel juga memimpin gereja kita sampai saat ini. Berbagai kesulitan dan tantangan bisa kita lewati karena ada perlindungan dari tangan kuasa Allah yang senantiasa menaungi gereja kita. Selamat Ulang Tahun GKWI, tetaplah berkarya bagi Tuhan dan tunaikan Amant Agung yang Yesus perintahkan. Amin.