Hits: 965
Nas renungan hari ini dari 1 Yohanes 4:7-21 yaitu “Kasih dari Allah”. Sungguhkah kita merasakan dan memahami kasih dari Allah dalam hidup kita hari ini? Banyak orang bertanya, apakah hari ini masih ada kasih dari Allah dalam hidup kita dan dunia ini? Kalau masih ada kasih dari Allah, mengapa hidup ini semakin susah? Mengapa Allah membiarkan banyak persoalan terjadi dalam hidup kita maupun dunia ini? Bencana alam terjadi di mana-mana, perang antar negara, teroris, konflik dalam negeri, dan pandemi Covid-19 yang sudah menewaskan jutaan orang tidak tahu sampai kapan akan berakhir. Apakah Allah masih peduli dan mengasihi kita dan dunia ini ? Apapun yang terjadi hari ini, kasih dari Allah tidak pernah berubah. Ini yang harus kita yakini dan pegang erat-erat. Dari dulu (sebelum kita dilahirkan dan dunia dijadikan) kasih dari Allah ada dan nyata dalam hidup kita manusia sampai akhir zaman. Jika tidak ada kasih dari Allah maka manusia pasti sudah lenyap dan binasa.
Kasih dari Allah sungguh luar biasa: Dari penciptaan – kejatuhan manusia dalam dosa – pemulihan hubungan manusia dengan Allah – penyelamatan manusia – menganugerahkan hidup yang kekal. Apa yang bisa kita pelajari dari kasih Allah di dalam 1 Yohanes 4:7-21?
1.Kasih dari Allah mengajarkan kita untuk saling mengasihi. Dengan adanya kasih dari Allah itu maka sudah seharusnya kita lebih mengenal Allah. Dengan semakin kita mengenal Allah maka kita akan mengasihi orang lain. Dengan demikian melalui kasih yang kita nyatakan orang akan melihat dan merasakan kasih dari Allah juga (ayat 7-8).
2.Karena kasih dari Allah maka kita memperoleh hidup yang kekal.
Ayat 9 berbunyi: “Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya”. Kehadiran anak-Nya yang tunggal memberikan kita kepastian bahwa ada kasih dari Allah bagi manusia dan dunia ini. Karena kasih dari Allah itulah maka kita dapat memperoleh hidup yang kekal. Walaupun dalam dunia ini banyak persoalan yang kita hadapi. Tetapi kasih dari Allah itu tetap ada di antara kita.
3.Karena kasih dari Allah maka kita dapat berdamai dengan Allah. Ayat 10 mengatakan: “Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita”. Nyatalah bahwa kasih dari Allah, sungguh membuat kita kembali hidup berdamai dengan Allah. Kejatuhan manusia membuat manusia kehilangan sukacita dan damai sejahtera. Tetapi karena ada kasih dari Allah, maka kita diperdamaikan dengan Allah.
Oleh karena kasih dari Allah tidak pernah berubah dan nyata dalam hidup kita, maka:
Kasih dari Allah membuat hidup kita semakin sempurna. Artinya karena kasih dari Allah maka hidup kita pun memiliki kasih. Kasih yang kita miliki adalah kasih Allah. Kesempurnaan kasih Allah ada di dalam diri kita. Kalau kita memiliki kasih Allah, maka ketika orang lain melihat kita, mereka akan melihat kasih dari Allah. Seperti yang ayat 12 katakan: “Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.”
Kasih dari Allah akan melenyapkan ketakutan. Kasih dari Allah senantiasa memberikan kita pengharapan, kekuatan dalam menjalani hidup ini. Kita tidak hidup dikuasai oleh ketakutan karena kedahsyatan kasih dari Allah dalam diri kita (V17-18).
Kasih dari Allah memampukan kita untuk mengasihi orang lain. Kasih dari Allah bukan hanya sekedar mengajarkan kita untuk mengasihi orang lain, tetapi akan memampukan dan memberikan kita kekuatan untuk mengasihi orang lain. Ayat 19 mengatakan: “Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita”. Biarlah hidup kita senantiasa memancarkan kasih dari Allah, sehingga orang yang ada di sekeliling kita juga boleh merasakan dan mendapatkan kasih dari Allah. Tuhan memberkati kita. Amin.