Hits: 121

Dari Lukas 24:13-35 kita melihat ada dua murid Yesus yang lain sedang berjalan menuju ke kampung Emaus, dan sepanjang jalan mereka membicarakan tentang segala peristiwa yang telah terjadi (V.13-14). Hari ini secara khusus kita akan melihat dua orang murid Yesus ini.

Bagaimana keadaan mereka? Walaupun mereka tidak henti-hentinya membicarakan tentang segala sesuatu yang telah terjadi, tapi hati mereka masih diliputi kekecewaan dan kesedihan (ayat 18-24). Mereka kehilangan pengharapan dan patah semangat sehingga bermuka muram (V17). Hal ini bisa dilihat dari ungkapan mereka: “Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi” (V.21). Betapa sedih hatinya mereka ketika mereka mendengar kubur Yesus kosong, dan mereka tidak tahu di mana Yesus berada. Padahal Yesus ada bersama mereka dalam perjalanan menuju Emaus.

Mengapa mereka kehilangan semangat?

1. Ayat 16 memberitahukan kita:Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia. Mereka tidak sadar bahwa Yesus ada bersama mereka. Seharusnya mereka mengenal-Nya, karena mereka adalah murid-murid-Nya, yang selalu bersama-Nya, mendengar pengajaran-Nya dan melihat tanda-tanda mujizat yang Yesus lakukan. Alkitab tidak secara terperinci menjelaskan “sesuatu yang menghalangi mata mereka itu” apa? Mungkin karena mereka tenggelam dalam kekecewaan dan kesedihan yang mendalam, penglihatan mereka menjadi kabur, sehingga mereka melihatnya tetapi tidak mengenalinya.

2. Dari ayat 21 jelaslah bahwa, mereka mempunyai konsep dan pemahaman yang salah tentang Yesus. “Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi. Konsep mereka Yesus tidak akan mati, Ia yang akan membebaskan bangsa Israel. Dialah yang akan menjadi raja bangsa Israel. Karena itu kematian Yesus mengakibatkan mereka kehilangan pengharapan. Kehilangan pengharapan membuat mereka lesu dan patah semangat.

3. Kebodohan dan lambannya hati mereka. Ayat 25 mengatakan: “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi!” Apa yang pernah Yesus ajarkan pada saat masih hidup, mereka tidak dapat memahaminya. Mereka seakan-akan mengerti dan memahaminya, padahal tidak.

Yesus memulihkan iman mereka. Puji Tuhan, Yesus memahami keadaan mereka, maka Ia hadir untuk menjelaskan dan mengajarkan mereka lagi kebenaran kitab suci. Yesus bukan hanya sekedar hadir, tetapi Yesus juga mengingatkan mereka lewat tanda mengucap berkat dan memecah-memecahkan roti (V.27,30). Pada saat itulah mata rohani mereka dipulihkan dan akhirnya mereka mengenal dan tahu bahwa yang bersama mereka selama dalam perjalanan adalah Yesus. Setelah Yesus memulihkan iman mereka, hati mereka berkobar-kobar untuk segera kembali ke Yerusalem bertemu dengan kesebelas murid Yesus. Kesedihan, kekecewaan, dan putus asa telah sirna karena mereka telah bertemu dengan Yesus yang bangkit.  Hati mereka telah berkobar kembali untuk Tuhan

Hari ini kita tidak mengalami keadaan seperti murid-murid Yesus pada saat kematian dan kebangkitan-Nya. Tetapi yang namanya putus-asa, patah semangat, kesedihan dan kecewa bisa saja kita alami hari ini. Apa yang mesti kita lakukan? Jangan bersungut-sungut dan hendaklah lebih mendekat kepada Tuhan. Ketika Tuhan masih memberikan kesempatan kita hidup sampai saat ini. Lakukanlah apa yang menjadi tanggungjawab kita sebagai pengikut-pengikut-Nya. Apapun situasi kita hari ini, mari bangkit dan hati kita terus berkobar-kobar bagi Tuhan. Tuhan memberkati kita. Amin.