Hits: 194

Referensi Nas Alkitab

Bahan renungan kita hari ini diambil dari nas alkitab berikut ini, (silahkan klik untuk membaca ayat-ayat alkitab di bawah ini) :

1 Yohanes 4:7-21

“Kasih Terbesar” tema ini sering kita dengar di waktu Natal. Kita akan segera memasuki minggu advent, mari kita renungkan kembali apakah kasih terbesar ini? Selama beberapa minggu terakhir kita telah merenungkan “Aksi 7 in 1” yang digerakkan oleh gereja kita. Bagaimana supaya “kasih terbesar” ini dinyatakan di dalam hidup kita? Selanjutnya kita akan renungkan apa “kasih terbesar” di dalam hidup kita dan bagaimana mewujudkannya di dalam minggu advent.

1 Yoh. 4:7-21 mengatakan bahwa kebenaran terbesar adalah bahwa Allah itu kasih. Ketika kita membaca bagian ini, kita merasa seperti sumber air mengeluarkan air bersih dan melalui sungai air mengalir ke tempat-tempat yang lebih rendah. Kasih Allah seperti sumber air; karena Allah adalah kasih maka Dia memancarkan kasih. Sumber air sendiri adalah mata air dari air maka ia akan mengeluarkan air. Kasih yang terpancar dariNya, perlu saluran supaya kasih tersebut bisa mengalir melimpah. Ayat 8-9 menjelaskan bagaimana kasih Allah mengalir masuk ke dalam dunia, yaitu Allah telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. Yesus datang ke dalam dunia sebagai saluran kasih Allah, supaya manusia bisa melihat langsung kasih Allah yang tak bersyarat itu. Allah mengorbankan AnakNya yang tunggal datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari dalam dosa, Ia bahkan mau menyerahkan nyawa bagi kita supaya kita dapat beroleh hidup. Karena itu, kita sebagai anak-anak Tuhan apakah sadar bahwa kasih yang kita terima adalah kasih terbesar ?

Kasih sudah mengalir keluar dari sumber, melalui Yesus Kristus sebagai saluran, membawa kasih itu ke dalam dunia. Allah menghendaki kita saling mengasihi supaya kasih-Nya sempurna di dalam kita (ay. 12). Dengan kata lain, Allah menghendaki kita untuk mengikuti Yesus Kristus menjadi saluran kasih, menyatakan kasih terbesar ini kepada dunia. Kita sudah tahu bahwa Allah begitu mengasihi kita, karena itu kita harus mensharingkan kasih ini kepada orang lain (saling mengasihi), dan menjadi saluran kasih Allah. Tetapi masalahnya ada pada kita, karena kita adalah orang berdosa. Dalam dunia ini kita dengan mudah bisa mencemari kasih yang tak bersyarat ini menjadi kasih yang bersyarat. Puji syukur kepada Tuhan, cara yang diberikan oleh Yohanes adalah “ tetap tinggal di dalam Allah”. Dalam ayat 11-16 yang begitu singkat empat kali ia mengemukakan Allah mau tinggal di dalam kita. Kita harus tinggal di dalam Dia, supaya kita menjadi saluran yang suci. Karena itu kita tidak dapat mengandalkan kekuatan sendiri untuk menjadi saluran kasih terbesar, tetapi kita harus sepenuhnya tinggal di dalam Tuhan.

Jika kasih terbesar itu melewati saluran yang baik, maka akan membuahkan hasil akhir: kita akan mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman. Inilah kesempurnaannya: terakhir, kita pasti harus bertanggungjawab kepada Tuhan. Setelah kita mengerti akan hal ini, hidup kita akan berubah: Kita tidak akan bertanya lagi apakah kita harus mengasihi tetapi kita pasti mau mengasihi Tuhan dan sesama. Dengan penuh keyakinan kita akan menyatakan: “Ini adalah perintah Tuhan”. Karena perintah, maka dalam situasi apa pun harus dilaksanakan. Karena itu, pada akhirnya kita akan memiliki sikap tanpa syarat untuk melakukan apa yang dikehendaki Tuhan.

Ketika kita menyambut Natal dan tahu bahwa kasih terbesar berasal dari Allah, kita harus lebih serius dan baik-baik mempersiapkan diri memasuki Natal. Kita bukan hanya harus melakukan aksi 7 in 1 dengan baik-baik untuk menyatakan kasih kita kepada Tuhan, tapi dalam minggu advent kita juga harus renungkan baik-baik bagaimana supaya kita hidup saling mengasihi, supaya kasih yang tak bersyarat itu sempurna di dalam kita.