Hits: 41

Dari Mat. 3:1-12, kita melihat satu kosakata yang terus diulang: “Bertobatlah”. “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” (3:2), “Hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan” (3:8), Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan” (3:11). Waktu Yesus keluar memberitakan Injil juga menyatakan: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” (Mat. 4:17).

Apa artinya bertobat di sini? Waktu itu (sejak kitab Maleakhi di Perjanjian Lama sampai ayah Yohanes pembaptis Zakharia memperoleh wahyu) dikenal sebagai “zaman kegelapan iman orang Yahudi”. Karena dalam waktu ini sekitar 400 tahun Allah tidak membangkitkan nabi untuk mengajar umatNya, meskipun tetap ada ibadah, persembahan korban, tetapi hanya bersifat upacara ibadah lahiriah, tidak ada firman dari Allah. Dari teguran Yesus Kristus kepada ahli Taurat, orang Farisi dan Saduki kita dapat mengetahui hal ini. Kebanyakan dari mereka hanya mempunyai kesalehan lahiriah, tetapi jiwanya hampa dan bertentangan dengan kebenaran, Yesus menyebut mereka: orang-orang munafik. Mereka menjelaskan Alkitab menurut maksud sendiri dan menjelaskan Mesias yang ditunggu ratusan tahun sebagai raja super yang bersifat sosial dan politik, bahkan akhirnya menyalibkan Yesus Mesias yang sudah datang.

Karena itu waktu Yohanes dan Yesus Kristus memulai pelayanan penginjilan mereka, segera diserukan: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” Apa yang dimaksud dengan bertobat? Jika kita melihat terjemahan bahasa Cina Sehari-hari: “Kalian (jika ingin melarikan diri, maka jangan hanya dimulut mengatakan bahwa kalian mau bertobat dan mengaku dosa), tetapi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan yang kalian katakan, jangan berbuat dosa lagi, pakailah perbuatan baik yang berkenan kepada Tuhan untuk membuktikan bahwa kalian sungguh-sungguh sudah bertobat dari dosa-dosa kalian dan berbalik kepada Allah”. Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan(3:8). Ini barulah pertobatan yang sesungguhnya.Pertobatan sejati yaitu: 1.Perubahan hati dan pikiran. 2. Dibuktikan dengan tindakan.

Pertama, perubahah hati, pikiran dan emosi: dari Luk. 15:11-23 perumpamaan anak yang hilang kita dapat melihat hal ini: “Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa (Luk. 15:17-19). Ia menyadari keadaannya…aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku… Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa….aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa!

Kedua, Tunjukkan dengan tindakan: a. Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya..Luk.15:20). b. Mengaku dosa – Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa (Luk.15:21). Dia tidak hanya berhenti pada situasi penyesalan, tapi ia segera bertindak, dengan tindakan untuk menunjukkan hati dan pikirannya. Demikian juga di Luk. 19:1-10 Zakheus adalah contoh yang sangat jelas: Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” (19:8). Kata Yesus kepadanya: “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini” (19:9). Zakheus telah bertobat dan selamat. Dengan tindakan ia mengaku bersalah dan mengganti rugi ”Sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.”