Hits: 353
“Dibenarkan oleh iman”, bisa dikatakan inti dari iman Kristen. Paulus menghabiskan banyak ruang dalam suratnya untuk menjelaskan secara rinci mengenai keyakinan ini; terutama dalam kitab Roma. Keyakinan ini kemudian juga dipertegas oleh Agustinus, Martin Luther, John Calvin. Bahkan sampai sekarang, masih dianggap sebagai inti dari iman Kristen yang paling penting. Sayangnya, hal ini juga disalahpahami dan disalahgunakan oleh banyak orang Kristen, bahkan menafsirkannya dengan tidak bertanggungjawab. Karena itu kita perlu merenungkannya kembali.
Yang dimaksud dengan: “dibenarkan oleh iman” – dalam Roma 3:23-25..dengan singkat dikatakan, yaitu: Pada dasarnya manusia adalah orang-orang dosa di hadapan Tuhan dan telah jauh dari Tuhan. Tetapi ketika kita percaya kepada Yesus, dosa-dosa kita sudah diampuni Tuhan, dan kita menjadi “orang benar” yang tidak berdosa. Semua ini terwujud adalah melalui “percaya (iman) kepada Yesus”. Karena itu, manusia dibenarkan oleh Allah karena percaya kepada Yesus disederhanakan dengan sebutan singkat “dibenarkan oleh iman”. Ini adalah penafsiran harfiah secara sederhana, tetapi di dalamnya masih banyak pandangan yang harus dijelaskan secara terperinci.
Pertama, mengapa kita harus menjadi “orang benar”? Kalau kita bukan “orang benar”, maka kita adalah orang yang seperti apa? Kalau kita tidak menjadi orang benar, lalu bagaimana akhirnya?
Klasifikasi manusia – diawal sudah disebutkan “orang benar” adalah menunjuk kepada orang yang diakui oleh Allah sebagai orang yang tidak berdosa. Sebelumnya kita semua adalah orang-orang berdosa di hadapan Allah. Dari sini kita tahu, bahwa menurut Allah manusia diklasifikasikan hanya dalam dua kategori, yaitu “orang benar” dan “orang berdosa”. Apapun latar belakang kita, di hadapan Tuhan semuanya sama, kalau bukan orang benar berarti orang berdosa. Apa itu “orang berdosa”? – ada orang mungkin mengatakan: dari sejak kecil saya selalu berperilaku baik, tidak pernah berbuat dosa ah! Bagaimana bisa dikatakan orang berdosa? Hal ini karena definisi Anda tentang “orang-orang berdosa” adalah: ” Orang-orang yang melanggar hukum”. Namun, di hadapan Allah yang Mahatahu dan Mahakudus, asalkan kita pernah mempunyai pikiran dan perilaku buruk atau tidak memandang Allah sebagai satu-satunya Allah yang benar dan menghormati-Nya, maka kita adalah orang berdosa (Kej. 1:26-6:12; Kel. 20:1-26; Yes. 59:2; Rm 1:21-32; 5:12-21; 6:23)
Oleh karena itu, menghakimi seseorang berdosa atau tidak, bukan hanya didasarkan pada perbuatan lahiriah, tetapi juga harus didasarkan pada hati nurani dan moralitas di dalam diri kita. Jadi “melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan”, atau “memikirkan sesuatu yang tidak seharusnya dipikirkan” adalah dosa. Berdasarkan standar ini, kita setiap orang di hadapan Allah yang Mahatahu dan Mahakudus, adalah “orang-orang berdosa”. (Mzm. 14: 2-3; Rm. 3:10).
Keadaan “orang-orang berdosa”: 1. “Dosa” menyebabkan kita menuruti keinginan daging dan menjadi hamba dosa (Rm. 5:-7:). 2. “Dosa” membuat kita kehilangan berkat penyertaan Allah (Kej. 3:). 3.”Dosa” membuat kita yang semula memiliki hidup kekal (Kej. 2:9; 3:22), tapi karena dosa kita menjadi orang yang harus mati (Rm. 6:23, 7:13; Yoh. 8:24).
Bagaimana menjadi “orang benar”? Ini adalah persoalan yang dari dulu sampai sekarang orang-orang bijak tidak dapat memecahkannya. Puji syukur kepada Tuhan, walaupun Ia membenci dosa, tetapi Ia tetap mengasihi orang berdosa, sehingga mengambil inisiatif untuk menolong kita terlepas dari dosa dan menjadi “orang benar”, yaitu dengan membiarkan Anak-Nya yang tunggal Yesus Kristus, lahir menjadi manusia, untuk menggantikan dosa-dosa kita dan membayar harga dosa kita melalui kematian, bahkan mati di atas kayu salib sehingga melalui pengorbanan Yesus dosa-dosa kita diampuni Allah dan diakui sebagai “orang benar”.
Anugerah dan keselamatan di dalam Yesus – jadi setelah kita menjadi “orang benar”, apakah ada perubahan terjadi di dalam hidup kita?
- Melalui “Yesus” dosa-dosa kita mendapatkan pengampunan dari Allah, sehingga kita dapat terlepas dari belenggu dosa dan mau menuruti kehendak Allah (Rm. 8:1-2)
- Melalui “Yesus” kita mendapatkan kembali penyertaan Allah dan diberkati Allah; ketika kita diampuni karena percaya kepada Yesus, maka di hadapan Tuhan kita dapat menjadi “orang benar”; pada saat ini kita dapat berdamai dengan Allah, memohon pertolongan-Nya dan diberkati Allah. Hidup kita dalam Tuhan adalah hidup yang berpengharapan dan kita dapat menjalani satu kehidupan yang lebih indah dengan bersandar kepada-Nya.
- Melalui “Yesus” kita dapat memperoleh hidup kekal dan tidak binasa (Yoh. 3:16; Rm. 6:23). Pada saat ini kita dapat memiliki hidup kekal yang diberikan Yesus.