Hits: 344

Dalam Kis. 13:51 dicatat bahwa di Antiokhia di Pisidia (Kis. 13:14) Paulus dan Barnabas mengebaskan debu kaki mereka dan pergi menuju Ikonium. (Antiokhia yang dibicarakan di bawah ini adalah Antiokhia di Pisidia, bukan Antiokhia di Siria ). Mengapa Paulus dan Barnabas mengebaskan debu kaki mereka? Peristiwa ini terjadi ketika Paulus dan Barnabas memberitakan injil di Antiokhia, karena ada orang-orang Yahudi yang menolak berita injil, bahkan mereka menghasut perempuan-perempuan terkemuka dan pembesar-pembesar kota untuk menganiaya dan mengusir Paulus dan Barnabas maka Paulus dan Barnabas meninggalkan Antiokhia di Pisidia dengan mengebaskan debu kaki mereka dan pergi ke Ikonium. Kota inilah yang menjadi sasaran pemberitaan injil Paulus dan Barnabas selanjutnya.

Apa yang terjadi di Ikonium? Apa yang dilakukan Paulus dan Barnabas di Ikonium tidak jauh berbeda dengan apa yang Paulus lakukan di Antiokhia. Paulus dan Barnabas dengan berani mengajar di rumah ibadat orang Yahudi, sehingga banyak orang Yahudi dan Orang Yunani menjadi percaya. Dan Tuhan menguatkan apa yang mereka beritakan dan kepada mereka Tuhan juga mengaruniakan kuasa untuk mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat (Kis. 14:1-3).

Pelayanan Paulus dan Barnabas ternyata tidak berjalan dengan mulus, karena orang banyak di kota Ikonium terbelah menjadi dua, ada yang berpihak kepada orang-orang Yahudi, ada juga yang berpihak kepada Paulus dan Barnabas. Bahkan ada rencana dari orang-orang Yahudi dan para pemimpin untuk menyiksa dan melempari kedua rasul itu dengan batu. Akhirnya Paulus dan Barnabas menyingkir dari Ikonium dan menuju ke kota-kota Likaonia (Kis. 14:4-7). Di kota-kota ini Paulus dan Barnabas tetap memberitakan injil. Di kota-kota ini apakah pemberitaan injil Paulus dan Barnabas berjalan dengan lancar? Lagi-lagi datanglah orang-orang Yahudi dari Antiokhia dan Ikonium dan mereka membujuk orang banyak itu memihak mereka. Lalu mereka melempari Paulus dengan batu dan menyeretnya ke luar kota, karena mereka menyangka, bahwa ia telah mati. Akan tetapi ketika murid-murid itu berdiri mengelilingi dia, bangkitlah ia lalu masuk ke dalam kota. Keesokan harinya berangkatlah ia bersama-sama dengan Barnabas ke Derbe.” (Kis. 14:19-20). Jadi kemanapun Paulus dan Barnabas memberitakan injil ternyata banyak tantangan yang harus dihadapi. Walaupun demikian, Paulus dan Barnabas berhasil memperoleh banyak murid (Kisah 14:21). Apa yang menjadi kunci keberhasilan Paulus dan Barnabas?

Pertama, Paulus dan Barnabas memberitakan injil bukan dengan kemampuan manusia tetapi dengan hikmat bijaksana dari Tuhan. Ketika mendapatkan penolakkan dan bahaya dalam memberitakan injil, mereka selalu menyingkir. Menyingkir bukan berarti menghindari tugas dan tanggungjawab sebagai pemberita injil, tapi menyingkir untuk mendapatkan waktu dan kesempatan yang tepat untuk kembali memberitakan injil. Kis. 14:21 memberitahukan kita bahwa: “Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di kota itu dan memperoleh banyak murid. Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia”. Tindakan yang diambil Paulus dan Barnabas ternyata benar.

Kedua, Paulus dan Barnabas selalu bersehati dalam memberitakan injil. Apapun yang terjadi dan yang dilakukan, mereka selalu memiliki kesehatian dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab mereka sebagai pemberita injil. Ketika ada penolakkan dari orang-orang Yahudi di Antiokhia dan Ikonium mereka bersama-sama setuju untuk meninggalkan tempat itu, dan mereka sama-sama setuju pindah ke tempat yang lain untuk memberitakan injil. Mereka juga sama-sama setuju kembali lagi ke Antiokhia dan Ikonium. Bahkan ketika mereka dianggap dewa-dewa dalam rupa manusia, Paulus dan Barnabas bersama-sama mengoyakkan pakain mereka, untuk menunjukkan kesedihan dan kemarahan mereka.

Ketiga, Paulus dan Barnabas rela berkorban dalam memberitakan injil. Demi memberitakan Injil mereka rela membayar harga yang sangat mahal, disiksa dengan diseret dan dilempari dengan batu hingga mati. Di tengah-tengah kondisi yang demikian mereka tetap semangat dan berani memberitakan injil.

Banyak hal yang harus kita hadapi dalam menjalankan misi penginjilan terhadap orang-orang yang belum percaya. Kita bekerja, Allah bekerja tetapi iblis juga bekerja. Krisis perpecahan bisa saja terjadi, seperti yang dialami oleh Paulus dan Barnabas. Pro dan Kontra selalu ada dalam memjalankan misi Tuhan, tetapi kebenaran Tuhan tetap harus diberitakan. Kiranya pengalaman Paulus dan Barnabas di Ikonium menjadi teladan bagi gereja kita dalam menjalankan misi Tuhan.