Hits: 1137
Tema renungan kita hari ini adalah “Tragedi Yang Memilukan”. Memang benar, tragedi adalah sebuah peristiwa atau kejadian yang sangat memilukan. Sebagai contoh: serangan yang di alami oleh Negara Amerika Serikat 15 tahun yang lalu, yang dikenal sebagai “Tragedi 911”. Banyak orang yang menderita dan kehilangan nyawa akibat tragedi ini. Tragedi bisa terjadi kapan saja dan di mana saja serta bisa dialami oleh siapa saja.
Hari ini secara khusus kita akan melihat tragedi yang dialami oleh imam Eli. Kalau kita perhatikan dengan seksama 1 Samuel 2:27-38, memang benar, apa yang terjadi di dalam kehidupan Imam Eli adalah sebuah tragedi yang sangat memilukan. Dari ayat 31-36 kita dapat melihat tragedi apa yang akan dihadapi oleh Imam Eli. Dikatakan bahwa, di tengah-tengah keluarga Imam Eli tidak ada seorang kakek sampai selama-lamanya. Artinya umur orang-orang dari keturunan Imam Eli tidak akan mencapai usia lanjut. Imam Eli harus hidup dengan jiwa yang merana, karena kematian anak-anaknya oleh pedang lawan. Tuhan akan mengangkat dan memilih Imam yang lain dan keturunnya akan menjadi peminta-minta. Dari tragedi-tragedi yang di alami Iman Eli kita dapat melihat bagaimana kondisi kehidupan Imam Eli sesungguhnya.
Pertama, Dalam hidupnya, Imam Eli berhasil mengajar orang lain tetapi gagal mengajar anak-anaknya sendiri. Hal ini bisa dilihat dari kehidupan Samuel dengan kehidupan kedua anaknya Pinehas dan Hofni. Anak-anak Eli jahat sekali. Mereka tidak mengindahkan TUHAN. Sedangkan Samuel adalah anak yang melayani TUHAN di bawah pengawasan Imam Eli dan semakin besar semakin disukai, baik oleh TUHAN maupun oleh semua orang.
Kedua, Akhir dari kehidupan Imam Eli adalah ia akan mengalami kematian yang sangat menyedihkan. Alkitab mencatat, Eli jatuh terlentang dari kursi, di sebelah pintu gerbang, batang lehernya patah dan kemudian ia mati (1Sam. 4:18). Seorang Imam tapi mengalami kematian dengan cara demikian tragis.
Ketiga, jabatan imam berakhir sampai Imam Eli, keturunanya tidak akan mendapat jabatan imam. Tuhan sendiri akan mengangkat bagi-Nya seorang imam kepercayaan. Mengapa Imam Eli harus mengalami tragedi yang memilukan ini? 1Samuel 2:29 “Mengapa engkau memandang dengan loba kepada korban sembelihan-Ku dan korban sajian-Ku, yang telah Kuperintahkan, dan mengapa engkau menghormati anak-anakmu lebih dari pada-Ku, sambil kamu menggemukkan dirimu dengan bagian yang terbaik dari setiap korban sajian umat-Ku Israel?” Ternyata Imam Eli tidak memiliki sikap hati yang diinginkan Tuhan. Imam Eli lebih menghormati anak-anaknya lebih dari pada Tuhan. Alkitab sangat jelas memberitahukan kita kejahatan dari anak-anak Imam Eli. Pada saat seseorang mempersembahkan korban sembelihan, Hofni dan Pinehas segera datang dan mengambil untuk diri mereka sendiri. Bahkan daging sebelum lemaknya di bakar, mereka juga mengambilnya. Apa yang mereka lakukan mendatangkan dosa yang sangat besar di hadapan Tuhan, sebab mereka memandang rendah korban untuk TUHAN. Selain itu mereka juga tidur dengan perempuan-perempuan yang melayani di depan pintu Kemah Pertemuan. Apakah Imam Eli tahu akan kelakuan anak-anaknya? Ia tentu tahu, tetapi tidak dapat berbuat apa-apa, hanya bisa menasehati anak-anaknya, “Janganlah begitu, anak-anakku. Bukan kabar baik yang kudengar itu bahwa kamu menyebabkan umat TUHAN melakukan pelanggaran”. Imam Eli tidak memberikan hukuman atas kelakuan anak-anaknya. Oleh sebab itu, ia mengalami tragedi yang sangat memilukan di dalam kehidupannya sebagai seorang Imam.
Apa yang dapat kita pelajari dari kisah tragedi yang dialami oleh Imam Eli? Kita harus mengasihi dan menghormati Tuhan daripada yang lain. Jangan kompromi terhadap perbuatan dosa. Masalah dosa harus segera diselesaikan. Peka mendengar suara Tuhan dan melakukan firmanNya. Kiranya Tuhan memberkati kita. Amin.