Hits: 1733
Dalam bahasa asli hidup bergaul dengan Allah, maupun hidup bersama dengan Allah memiliki kata yang sama. Kedua tokoh yang dicatat di dalam dua bagian firman Tuhan ini hidup bergaul dengan Allah, tapi akhirnya ada sedikit berbeda. Penjelasan Alkitab terhadap Henokh lebih sederhana, namun terhadap Nuh relatif panjang, diceritakan bagaimana ia membangun bahtera dan masuk ke dalam bahtera, kemudian menjadi nenek moyang kedua umat manusia. Karena pada saat itu semua manusia telah mati oleh air bah. Jadi kita semua yang hidup sekarang ini adalah keturunan dari ketiga anaknya.
Nuh dan Henokh sama-sama hidup bergaul dengan Allah. Pada zaman Henokh sedikit sekali orang yang dekat Allah, hanya Henokh yang hidup bergaul dengan Allah. Maka ia menerima berkatnya yakni tidak mengalami kematian karena langsung diangkat oleh Allah. Alkitab juga tidak mencatat bagaimana pengaruh Henokh terhadap zamannya. Tapi sungguh berbeda zaman yang dihadapi oleh Nuh, Alkitab menegaskan bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata (Kej. 6:5). Kengerian dosa membuat Allah menyesal (sedih) telah menjadikan manusia di bumi. Tapi Allah adalah kasih, Ia memberikan banyak kesempatan kepada manusia untuk bertobat. Namun pada saat ini Alkitab berkata bahwa Allah mau membinasakan seluruh umat manusia, termasuk semua makhluk hidup. Hanya Nuh seorang saja yang benar dimata Tuhan dan hidup bergaul dengan Allah. Meskipun tidak diceritakan berapa lama ia hidup bergaul dengan Allah, tapi sebelum ia membangun bahtera umurnya sudah lebih dari lima ratus tahun dan setelah seratus tahun lebih membangun bahtera dan ketika air bah datang meliputi bumi Nuh sudah berumur enam ratus tahun. Jadi sudah sangat lama ia hidup bergaul dengan Allah. Jelaslah bahwa setidaknya ada seratus dua puluh tahun atau bisa dikatakan sudah lima tahun ratus lebih ia hidup bergaul dengan Allah. Karena itu, Allah memilih dia sehingga ia terhindar dari hukuman pemusnahan umat manusia.
Nuh bukan hanya hidup bergaul dengan Allah dan tidak berbuat dosa, tapi ia juga dipanggil Allah untuk menyelesaikan satu tugas agung, yaitu membangun sebuah bahtera – kapal yang sangat besar. Kita bisa membayangkan bahwa dalam rangka untuk melestarikan semua jenis makhluk hidup, waktu itu ia harus menempatkan sangat banyak binatang ke dalam bahtera. Ini bukan pekerjaan yang mudah, dan ini adalah kejadian ribuan tahun yang lalu dimana peralatan waktu itu tidak semudah sekarang ini. Hanya ia sekeluarga dapat melakukan pekerjaan besar ini sehingga membutuhkan waktu seratus tahun lebih untuk menyelesaikan pembangunan bahtera ini. 2Ptr. 2:5 mengatakan Nuh adalah pemberita kebenaran. Allah memberikan manusia waktu bertobat seratus dua puluh tahun. Nuh menasehati seluruh umat manusia supaya bertobat dan kembali kepada Tuhan serta menyampaikan akan tiba hukuman air bah, tapi tidak ada yang mau percaya. Ia pasti ditertawakan orang, tidak ada hujan dan tidak ada angin dikatakan akan datang air bah dan membangun bahtera lagi. Tapi ia tidak peduli dan tetap hidup bergaul dengan Allah dan setia melayani-Nya. Ini yang kita orang-orang Kristen harus lakukan juga. Henokh dan Nuh hidup bergaul dengan Allah, dan kita sebagai umat Kristen bukan berarti asal selamat sudah cukup, tapi kita harus menjadi pengikut Kristus dan berjalan bersama-Nya.
Mikha 6:8: “Apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu (hidup bergaul dengan Allah)?” Ini yang orang Israel, kita umat Kristen dan seluruh umat manusia harus lakukan. Tahun baru baru berlalu, kita semua saling memberi selamat dan saling memberkati karena kita semua ingin diberkati. Tapi apa yang harus kita lakukan jika kita ingin diberkati seperti Henokh dan Nuh? Yaitu hidup bergaul dengan Allah. Bukan ada keperluan dan kesulitan baru datang kepada Tuhan dan sungguh-sungguh berdoa. Jika kita hidup bergaul dengan Allah, Yesus adalah Tuhan Imanuel, Ia selalu menyertai kita. Karena Allah menyertai kita, maka kita harus hidup bergaul dengan Allah. Hidup bergaul dengan Allah bukan sehari, seminggu, sebulan melainkan seperti Henokh dan Nuh hidup bergaul dengan Tuhan terus menerus tanpa terputus.
Jika ingin hidup bergaul dengan Tuhan, kita harus seperti yang dikatakan Mikha harus berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan rendah hati. Adil, mencintai kesetiaan mungkin tidak masalah, tapi seringkali kita lupa untuk bersikap rendah hati. Hidup bergaul dengan Allah (berjalan bersama Allah) berarti harus mengikuti jalan-Nya, karena itu kita harus rendah hati dan percaya kepada-Nya, jangan menganggap diri sendiri pandai dan mau berjalan menurut jalan sendiri. Kita harus menyerahkan diri secara total kepada Dia dan hidup di dalam pimpinan-Nya, sekaligus hidup bergaul dengan-Nya.
Kriteria yang lebih penting hidup bergaul dengan Tuhan adalah memiliki hidup yang sama. Pada dasarnya kita semua adalah orang berdosa, karena dosa hidup kita sudah mati. Puji syukur kepada Allah, telah mengutus Yesus datang untuk memberikan kita hidup baru, supaya kita dapat hidup bergaul dengan Dia. Hanya orang yang memiliki hidup yang sama baru bisa seperti ini. Bagaimana mungkin hidup bergaul dengan-Nya kalau kita tidak memiliki hidup yang sama dengan-Nya.
Nuh hidup bergaul dengan Allah dan mempunyai kesaksian hidup yang baik sehingga orang-orang bisa melihat penyertaan Allah di dalam hidupnya. Tapi mansuia tidak mau bertobat dan menerima firman yang disampaikan karena keras kepala, Karena itu, kiranya Tuhan menolong kita mau merendahkan hati dan hidup bergaul dengan Tuhan, dengan demikian barulah kita dapat menjalani hidup yang tenang.