Hits: 103

Kita bersyukur kepada Tuhan, hari ini kita secara sederhana bisa merayakan HUT GKWI yang ke-35. 35 tahun adalah perjalanan waktu yang cukup panjang dan tentu banyak suka dan duka yang telah dilewati. Boleh dikatakan bahwa usia 35 tahun termasuk usia yang masih sangat produktif, siap untuk terus berjuang dan berkembang serta mengalami perubahan. Usia gereja kita sudah 35 tahun, karena itu bukan lagi masa persiapan untuk memulai sesuatu, tetapi sudah harus berani mendobrak berbagai kesulitan dan tantangan untuk mulai melakukan perubahan dari yang kurang baik menjadi lebih baik.

Gereja bisa terus maju dan berkembang atau mundur dan tidak berkembang, bahkan bisa hancur (tutup). Apa faktor penyebabnya? Yaitu manusia yang terhimpun dalam gereja sebagai satu jemaat. Bagaimana keadaan gereja kita hari ini? Apakah perlu perubahan? Tentu kita menginginkan untuk tahun-tahun yang akan datang gereja kita mengalami perubahan ke arah pertumbuhan yang lebih baik di segala bidang. Pada saat HUT di waktu mendatang, tentu kita  ingin melihat kondisi gereja kita lebih baik dari sekarang ini. Oleh sebab itu, mari kita bersama-sama merenungkan nasehat Paulus kepada jemaat Roma:

  1. Paulus menekankan pentingnya setiap orang mampu mengenal diri dan menerima diri apa adanya (Roma 12:3). Di sini dikatakan: “Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa”. Artinya jangan merasa diri lebih tinggi dari yang sebenarnya. Hendaknya kita menilai keadaan diri kita dengan rendah hati. Kita bukan manusia super, serba tahu dan paling benar, tapi kita adalah manusia yang lemah dan terbatas. “Janganlah merasa diri lebih tinggi” artinya jangan merasa kita lebih hebat dan lebih baik dari yang lain. Setiap orang harus mampu menguasai diri. Dalam pikiran kita, jangan berprasangka buruk seorang terhadap yang lain.
  2. Paulus mengingatkan bahwa Kristus adalah kepala gereja, dan kita semua adalah anggota-anggotanya (Roma 12:4-5). Setiap anggota memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda. Berbeda bukan berarti setiap anggota jalan sendiri-sendiri, justru anggota-anggota yang berbeda harus senantiasa terkoneksi satu dengan yang lain, karena kita saling membutuhkan satu dengan yang lain.
  3. Paulus mengingatkan setiap anggota yang tergabung dalam satu jemaat harus sadar dan peka terhadap karunia yang Allah telah percayakan, yakni harus menunaikan atau melakukan pekerjaan-pekerjaan Allah sesuai karunia yang dimilikinya. (Roma 12:6-8).

Dengan demikian kita dapat mengambil kesimpulan: a. Setiap kita harus memiliki pikiran yang baik untuk kepentingan bersama dan berkenan kepada Tuhan. b. Dalam melakukan segala sesuatu, harus ingat dan sadar di hadapan Tuhan kita semua sama (anggota). Jangan terlalu bangga dengan status dan kedudukan yang kita miliki. c. Menghargai dan memakai karunia yang Tuhan berikan dengan baik. d. Gereja adalah milik Tuhan. Yesus yang menjadi kepala (Pemimpin dan Gembala). Kita semua harus tunduk kepada-Nya.

Jikalau kita semua menjalankan nasehat ini di dalam kehidupan kita masing-masing, yakinlah ke depannya gereja kita pasti akan maju dan bertumbuh. Kita masing-masing mempunyai karunia-karunia pelayanan yang berlainan, yang diberikan oleh Allah kepada kita menurut rahmat-Nya. Gereja ini mau maju, bertumbuh dan berkembang tergantung bagaimana saudara dan saya menjalankan fungsi dan tugas kita sesuai dengan karunia Allah telah berikan kepada kita. Jangan sia-siakan karunia Tuhan dan mengecewakan Tuhan. Mari kita berubah dari dalam keluar. Kiranya Tuhan memberkati gereja-Nya dan kita sekalian. Amin.