Hits: 1269
Begitu besar kasih Allah kepada kita, sehingga Ia rela mengorbankan Anak-Nya yang tunggal untuk kita. Ini adalah hal yang sangat menderita! Dia bersedia melakukan ini untuk menyelamatkan kita dari hukuman kekal. Jika kita memiliki barang yang kita sukai, dan kita disuruh untuk memberikannya kepada orang lain. Bagaimana perasaan kita? Pasti merasa sedih! Inilah perasaan Tuhan; namun, Ia mau melakukan ini karena kasih. Oleh karena itu, bagaimana seharusnya kita membalas kasih Allah — pemberian yang layak.
Matius 6: 1-4, yang kita baca hari ini, memberitahukan kita salah satu kewajiban di dalam agama Yahudi – memberi sedekah. Sesungguhnya, mereka memiliki total tiga kewajiban agama, yaitu: memberi sedekah, doa dan puasa. Ketika kita memberi sedekah, kita seharusnya tidak hanya memenuhi kewajiban atau karena gengsi, tetapi kita harus memiliki motivasi yang baik supaya perbuatan baik kita diterima oleh Tuhan. Matius 6:1 “Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, ….”, Artinya ketika kita memberi sedekah, itu bukan supaya kita ditinggikan tetapi Tuhan yang ditinggikan. Seperti yang dikatakan Matius 5:16: “… dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” Kita harus menjadi terang dunia, bukan untuk meninggikan diri tetapi untuk menyatakan sumber terang itu – Allah Bapa. Ayat 1b mengingatkan kita: “…., karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.” Kita tidak beroleh upah apa? Jika kita masih meninggikan diri ketika memberi sedekah, kita tidak akan menerima pahala – menikmati kebahagiaan Kerajaan surga. Karena itu, kita harus mengintropeksi diri apakah kita memiliki motivasi yang baik ketika memberi sedekah.
Pemberian yang layak bukan karena kewajiban agama melainkan karena telah diberi hidup baru oleh Kristus. Pemberian yang layak bukan supaya dilihat dan dipuji baik, saleh melainkan untuk menyatakan kebaikan dan kemurahan hati Allah. Pemberian yang layak bukan supaya diberkati melainkan supaya membagikan berkat Allah. Pemberian yang layak bukan supaya disukai orang melainkan supaya menyenangkan hati Allah. Oleh karena itu, hendaklah kita memiliki hati yang murni dalam memberi sedekah, ketika kita membantu orang miskin atau memberi persembahan, yang terpenting adalah untuk menyatakan Kristus.