Hits: 18

Bait Allah atau Kemah Suci adalah bangunan yang arsiteknya Allah sendiri. Allah yang membuat gambar, menentukan bahan, ukuran dan isi perabotnya. Kemah Suci yang dibuat oleh Musa di padang gurun adalah menurut segala yang Tuhan tunjukkan kepadanya. Karena bangunan yang disebut Kemah Suci atau rumah Tuhan adalah melambangkan Tuhan itu sendiri yaitu Yesus Kristus.

           Dalam Keluaran 25, Kemah Suci yang dibangun oleh Musa terdiri dari 3 bagian: Pertama, Pelataran luar – hanya ada satu pintu sebagai lambang untuk memasuki ruang kudus harus melewati pintu itu dan pintu tersebut adalah melambangkan Yesus Kristus. Itulah sebabnya Yesus berkata: “Akulah pintu” (Yoh. 10:9) Setelah orang melewati pintu dia akan sampai pada satu mezbah yang terbuat dari tembaga. Tembaga adalah lambang penderitaan atau korban – lambang penderitaan Yesus Krsitus. Kemudian baru ketemu satu tempat pembasuhan tangan dan kaki. Setelah itu baru masuk ke ruang kedua yang disebut ruang kudus dan ruang yang ketiga ruang maha kudus.

               Berkenaan dengan tema kita hari ini tentang “Kekudusan Gereja”, maka kita akan mensharingkan bagian yang ada hubungan dengan gereja yakni ruang kudus. Dinding ruang kudus terbuat dari papan kayu penaga sebagai lambang kemanusiaan. Kemudian papan harus disalut dengan emas yang melambangkan keillahian. Ini melambangkan Yesus adalah Allah tetapi Ia menjelma menjadi manusia maka Yesus adalah Allah dan juga manusia. Kayu penaga adalah kayu yang berasal dari pohon yang tumbuh di padang gurun. Kayu ini dipilih dan dibuat papan lalu dibentuk sedemikian rupa sehingga papan yang satu dapat cocok dengan papan yang lain menjadi dinding yang rapi. Ini adalah menggambarkan gereja. Tiap papan adalah tiap kita orang percaya yang oleh Allah dengan kuasa Roh Kudus kita dipilih dari padang belantara dosa dan dibentuk menjadi bait Allah yang rohani, di mana Allah bertahta dan tinggal. Dari gambaran bait Allah kita tahu bahwa yang disebut gereja itu sudah dinubuatkan sebelum Israel memiliki tanah Kanaan. Itulah letak keindahan dankekudusan gereja karena berdirinya gereja adalah atas kehendak dan rancangan Allah sendiri. Gereja disebut kudus karena dipakai oleh Allah untuk menyatakan kehadiran-Nya, kemuliaan-Nya dan kasih-Nya di tengah-tengah dunia. Ruang Kudus atau Bait Allah adalah menggambarkan Yesus sendiri seperti yang dikatakan Yoh. 2:21 “yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri.” Jadi Yesus mengklaim bahwa bait Allah yang diperintah untuk dibangun Musa itu adalah lambang diriNya sendiri juga adalah lambang persekutuan orang-orang percaya. Keberadaan gereja adalah karena kasih dan kemurahan Allah. Gereja berdiri di atas dasar penderitaan dan pengorbanan Yesus Kristus. Gereja atau kita dikuduskan/dipisahkan dari dosa karena penderitaan Kristus Yesus. Itulah sebabnya mengapa Yesus marah ketika melihat Bait Allah dijadikan untuk berdagang.

                Pada dinding yang terbuat dari papan dan emas itu terletak juga kandil emas/lampu emas yang melambangkan Yesus adalah terang dunia. Tapi sebagai gereja kita juga dikuduskan untuk melanjutkan terang yang dari Allah.

             Dari ruang kudus baru boleh masuk ke dalam ruang maha kudus. Memang bukan setiap orang boleh masuk ruang maha kudus, hanya imam yang boleh masuk setahun sekali. Karena ada satu tabir yang memisahkan antara manusia dan Allah yang kudus, tapi tabir itu akhirnya terbelah dari atas ke bawah setelah Yesus mati disalib. Itu berarti dengan kematian-Nya terbukalah jalan, kita bisa datang ke hadapan Allah yang kudus secara langsung.

               Pada zaman Musa dari ruang maha kudus keluarlah tiang awan dan tiang api,yang memimpin perjalanan bangsa Israel di padang gurun, sehingga pada siang hari ada tiang awan menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam ada tiang api menerangi mereka.Dengan kata lain perjalanan bangsa Israel harus mengikuti arah dan tujuan di mana Allah berjalan di depan menuntun mereka. Demikian juga gereja dan setiap orang percaya yang sudah dikuduskan karena pengorbanan-Nya maka sekarang dalam perjalanan hidup ini kita harus mengikuti jejak Yesus. Disamping itu gereja sebagai sarana yang dipakai oleh Allah untuk menyatakan kasih, keadilan dan kemuliaan Allah, itulah kekudusan gereja.