Hits: 35
Puji syukur kepada Tuhan, sejak kita percaya Tuhan dan menjadi anak-anak Allah, kita semua adalah saudara-saudari dan menjadi satu keluarga besar di dalam Kristus. Dalam Ef. 2:13 dikatakan: “Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu “jauh”, sudah menjadi “dekat” oleh darah Kristus.”. Kita yang dahulu jauh dari Allah karena dosa, tapi karena Yesus telah mati bagi kita, sekarang kita dapat mendekat kepada Allah. Selain kita bisa mendekatkan diri kepada Allah, kita juga dapat mendekati saudara-saudari seiman di dalam Tuhan karena kita semua sudah menjadi tubuh Kristus. Karena itu kita yang telah diselamatkan hubungan kita dengan Tuhan dan saudara seiman bukan lagi sebagai orang asing tetapi adalah satu keluarga di dalam Tuhan.
Dari ayat 11-12, terlihat dahulu waktu kita percaya kepada Tuhan, kita adalah orang-orang di luar Kristus. Karena tidak ada Anak Domba kudus yang menyucikan kita, sehingga kita tidak disunat – disucikan. Kita masih hidup di dalam dosa, hal ini menyebabkan kita tidak memiliki hubungan dengan Allah dan sesama. Kita selalu ingin hidup menurut keinginan diri sendiri. Dalam keadaan demikian kita hidup di luar janji-janji Allah dan tanpa pengharapan. Yang lebih menyedihkan adalah bahwa kita hidup tanpa Allah sebab kita benar-benar tidak memiliki sandaran.
Sekarang kita harus bersyukur karena kita sudah beroleh selamat dan hidup di dalam Kristus. Pertama, dalam ayat 14-15 dicatat di dalam Kristus kita sudah diperdamaikan –dengan Allah dan sesama manusia. Dahulu antara kita dengan Allah dan manusia ada tembok pemisah, tapi sejak Kristus menjadi Tuhan kita, Ia sudah merubuhkan tembok pemisah itu. Kedua, ayat 19 memberitahukan bahwa kita adalah anggota-anggota keluarga Allah, kita adalah kawan sewarga dari orang-orang kudus karena sudah tidak ada tembok pemisah di antara kita. Ketiga, ayat 15-16, mencatat kita telah menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya. Oleh karena salib Kristus telah melenyapkan perseteruan dan menggantikan manusia lama kita menjadi manusia baru. Keempat, ayat 19 sekaligus juga mengatakan bahwa di dalam Kristus kita menjadi warga kerajaan Allah, kita sama-sama memperoleh janji-janjiNya. Terakhir, yaitu renungan minggu pertama bulan ini “menjadi bait Allah”, yakni tempat kediaman Roh Kudus (ayat 21-22). Karena itu, sebagai anak-anak Allah, kita semua hidup di dalam Kristus dan Kristus hidup di dalam hati kita.
Dalam kehidupan kita sekarang ini, sebagai anggota keluarga Allah kita semua harus menyadari bahwa kita sangat dekat dengan saudara-saudari yang ada di sekeliling kita. Sering kita merasa sangat jauh dengan saudara-saudari kita didalam gereja, seolah-olah ada jarak di antara kita. Kita yang telah diselamatkan di dalam Kristus telah menjadi sangat dekat satu sama lain. Setelah kita menyadari kebenaran ini, secara otomatis kita akan mendekati atau memperhatikan saudara-saudari kita di dalam Tuhan. Jika kita mulai memperhatikan saudara-saudari kita, gereja kita akan semakin terasa hangat, semakin menjadi rumah kedua kita. Kuncinya adalah bahwa kita harus mengambil inisiatif untuk melayani keluarga yang indah ini. Untuk itu, kita harus mengandalkan kekuatan yang Tuhan berikan kepada kita untuk terus memperhatikan saudara-saudari kita dan menjadi keluarga Allah yang bahagia.