Hits: 5
Referensi Nas Alkitab
Bahan renungan kita hari ini diambil dari nas alkitab berikut ini, (silahkan klik untuk membaca ayat-ayat alkitab di bawah ini) :
Waktu terus berlalu, tanpa sadar kita telah memasuki minggu terakhir bulan Januari, dan kita akan segera memasuki Tahun Baru Tionghua. Waktu cepat sekali berlalu! Ketika kita baru mau memasuki tahun 2014, kita semua berpikir bagaimana melewati tahun yang baru ini, tapi bersyukur kepada Tuhan karena Dia telah memimpin kita sampai saat ini. Waktu cepat sekali berlalu, hidup kita tampaknya berjalan terus. Jika kita melambat, kita akan kehilangan banyak kesempatan. Pertanyaannya adalah bagaimana kita menjalankan-nya? Mengandalkan diri sendiri atau mengandalkan kuasa Allah? Karena itu, kita akan belajar dari ajaran-ajaran Paulus bagaimana menjalani kehidupan ini.
Dalam 1Kor. 9:24-27 dicatat tentang perhatian Paulus terhadap kehidupan jemaat di Korintus. Orang percaya harus tahu dalam rangka mencapai tujuan akhir kita, kita harus berlari. Tujuan orang percaya adalah untuk mendapatkan mahkota abadi: ini adalah pertandingan rohani. Seperti hidup di dunia ini, kita semua berada dalam pertandingan, mau tidak mau kita harus berlari. Kita menghabiskan waktu 24 jam, dilihat dari kecepatan rotasi bumi, maka kecepatannya luar biasa: 1669,97 km / jam. Dari sini kita dapat melihat kehidupan kita sedang berpacu dengan waktu. Kita harus mengambil kesempatan untuk menyelesaikan pekerjaan kita yang harus dikerjakan. Jika kita tidak berlari maka kita akan kehilangan banyak kesempatan yang membuat kita tertinggal terus. Oleh sebab itu, sama seperti kita dalam kehidupan dunia ini, Paulus menghendaki kita dalam kehidupan rohani kita juga berlari terus menuju mahkota abadi.
Orang percaya bukan hanya harus berlari, tapi juga harus tegar. Jangan karena alasan keadaaan dan sebab lainnya, atau tubuh kita tidak menuruti apa yang kita inginkan maka kita menyerah. Seperti ada seorang peserta Olimpiade Atletik, karena waktu kecil kakinya menderita suatu penyakit, sehingga harus diamputasi. Kemudian ia pasang kaki palsu sehingga ia bisa jalan. Setelah dewasa ia suka olahraga lari, ini merupakan tantangan besar baginya untuk mengatasi kekurangannya. Tapi, karena usahanya ia mampu mencapai impiannya. Meskipun awalnya ia menghadapi banyak masalah: larinya tidak stabil, bisa menyimpang ke kiri dan ke kanan, tetapi karena ia berusaha mengatasinya maka ia dapat mencapai tahap Olimpiade. Jadi, dalam kehidupan rohani, kita bukan hanya mengandalkan usaha tapi kita juga harus mengandalkan kekuatan Allah untuk mencapai tujuan kita.
Terakhir, orang percaya harus melatih diri. Hal ini seperti seorang atlet harus mendisiplinkan diri untuk melatih diri sehingga ia dapat mencapai garis akhirnya. Jika ia tidak melatih diri, ia tidak akan dapat berlomba dengan kontestan lain. Dalam pertandingan ini, kita harus menjaga kecepatan kita supaya kita bisa memenangkan pertandingan ini. Paulus mengingatkan kita bahwa ketika kita memperkenalkan kepada orang lain jika kita sendiri tidak hati-hati, maka kita akan ditolak dari pertandingan ini. Ini benar-benar membutuhkan usaha dan latihan kita. Sama seperti dalam perlombaan kadang-kadang kita gagal, tapi pertanyaannya adalah apakah kita akan bangkit kembali karena pemenang adalah orang yang tidak pernah menyerah. Ketahuilah orang yang menyerah tidak akan pernah mendapatkan kemenangan. Jadi kita harus senantiasa melatih diri dalam kehidupan rohani kita supaya kita tidak ditolak sebaliknya mendapatkan kemenangan.
Saudara-saudari di dalam Tuhan, mari kita berlomba bersama di dalam kerohanian kita untuk mencapai tujuan akhir, sehingga kerohanian kita bertumbuh terus. Ini bukan dengan kekuatan sendiri tetapi bersandar pada Dia – – Allah yang memberi kekuatan kepada kita. Kiranya Tuhan memberkati kita.