Hits: 32

Syukur kepada Tuhan, oleh kasih karunia Tuhan melalui penebusan di dalam Yesus Kristus sehingga kita dapat menjadi anak-anak Tuhan. Percaya kepada Tuhan itu sangat mudah, yaitu asalkan kita percaya kepada Yesus maka kita sudah beroleh selamat. Tetapi untuk hidup seperti seorang Kristen tidak mudah. Dalam buku “Perjalanan Seorang Musafir”, penulisnya John Bunyan menulis dengan sangat hidup seluruh perjalanan hidup (cobaan, godaan, tantangan, kesulitan, situasi jatuh bangun) yang dialami oleh orang Kristen dari sejak percaya Tuhan sampai berpulang ke rumah Bapa. Seperti yang dikatakan Ibr. 11:13: “bahwa manusia adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.” Dunia yang fana ini bukanlah rumah kita, sorga barulah rumah kekal kita.

Rm. 8:1-17 adalah sebagian kecil dari perjalanan hidup orang Kristen. Jika kita membaca dari pasal 1 kita akan melihat pemulaan hidup orang Kristen: pasal 1 dan 2 membahas tentang kehidupan manusia di dalam dosa; pasal 3 dan 5 adalah tentang oleh penebusan Yesus Kristus kita menjadi anak-anak Tuhan dan dibenarkan karena iman. Pasal 6 dan 8 adalah pergumulan hidup orang Kristen. Paulus berkata: “Bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat. Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?” (Rm 7:15,24). Pasal 8 memberinya satu solusi, yaitu bagaimana hidup mengandalkan Yesus Kristus di dalam dunia ini.

Satu Korintus pasal 2 juga membicarakan tentang kehidupan orang Kristen sebelum dan sesudah percaya kepada Tuhan. 1Kor. 2:14 “manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah,… sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.” “Manusia duniawi” di sini adalah mengaju pada orang-orang yang tidak mengenal Tuhan. 1Kor. 3:1 : “…tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus. “Manusia duniawi” ini berarti bahwa meskipun kita sudah percaya Tuhan tapi kita masih hidup di dalam daging. Dalam hal ini kita sudah naik satu tingkat dari manusia duniawi yang tidak mengenal Tuhan. Paulus tidak menegur mereka sebagai manusia duniawi, adalah hal yang wajar karena mereka masih bayi yang baru lahir di dalam Kristus. Tetapi di dalam 1Kor. 3:3 “Karena kamu masih manusia duniawi,….” “Manusia duniawi di sini dengan “manusia duniawi” di 2:14 dan 3:1 artinya tidak dalam Kristus sudah beberapa tahun tapi sampai sekarang masih bayi (bayi-bayi tua). Terlihat dalam 1 Korintus Paulus dengan empat nama untuk menggambarkan pertumbuhan orang Kristen. Roma 8 hanya berbicara mengenai bagaimana untuk mencapai tingkat pertumbuhan. Tetapi dalam 1 Korintus pasal 2 dan 3 dibicarakan bagaimana pertumbuhan orang Kristen dari tidak percaya sampai percaya dan bertumbuh menjadi orang Kristen dewasa. Tahap-tahap pertumbuhan orang Kristen: dari manusia duniawi menjadi bayi rohani, kemudian bertumbuh terus menjadi manusia rohani, dan manusia rohani ini adalah orang yang dewasa dalam pemikiran (1Kor. 14:20). Dalam gambaran di surat Galatia ia seharusnya sudah menghasilkan sembilan buah roh. Tetapi banyak orang Kristen tidak memiliki pertumbuhan seperti ini, banyak yang sudah beberapa tahun percaya Tuhan, masih seperti bayi, yaitu bayi tua. Di dalam gereja bayi tua tidak dapat memainkan peran apa-apa, sebaliknya membawa banyak masalah. Paulus menegur jemaat Korintus, sekarang saya tidak dapat menyebut kamu manusia rohani, tapi hanya bisa sebut bayi tua rohani, karena masih banyak dosa di tengah-tengah mereka.

Mengapa orang Kristen sulit bertumbuh menjadi orang yang dewasa di dalam pemikiran? Ada dua faktor utama: 1. Faktor dalam: ada dua kekuatan di dalam diri kita yang terus mempengaruhi kita yaitu kekuatan manusia lama dan manusia baru. Jika manusia lama kita memiliki pengaruh lebih besar, maka kita tidak akan dapat bertumbuh menjadi orang Kristen yang baik, tapi kalau manusia baru kita memiliki pengaruh lebih besar (hidup menurut Roh), kita akan mempunyai pola hidup manusia baru dan memiliki kesaksian hidup yang baik. 2. Faktor luar: yaitu lingkungan hidup. Lingkungan hidup yang tidak baik akan mempengaruhi kehidupan orang Kristen. Mana yang lebih mudah: “Mata ganti mata dan gigi ganti gigi” atau “Siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu”? Kita hidup di dunia yang penuh dosa ini, maka dengan sendirinya lingkungan hidup kita adalah membalas kebencian dengan kebencian, kejahatan dengan kejahatan. Oleh karena itu, untuk melakukan ajaran Tuhan Yesus dan Paulus adalah hal yang sulit. Tapi jika kita ingin menjadi seorang Kristen yang sejati maka kita harus melepaskan pendapat manusia dan menerima ajaran Tuhan Yesus dan para rasul.

Ketika kita percaya pada Yesus, Tuhan sudah memberikan kita sifat ilahi (2Ptr. 1:3-4). Jadi bagaimana kita menyatakan sifat-sifat Allah? Yaitu harus melatih diri untuk taat kepada firman Tuhan dan mengandalkan pertolongan Roh Kudus. Tuhan ingin kita taat pada pimpinan Roh Kudus dan firmanNya, sehingga kita bukan menjadi orang Kristen biasa saja tapi orang Kristen yang sungguh-sungguh menyatakan sifat-sifat Allah di dalam kehidupan kita. Dengan pertolongan Roh Kudus, kiranya kita dapat menjalani kehidupan Kristen yang memuliakan Allah.