Hits: 10

Minggu lalu kita sudah belajar dari Matius 5:13-16 yang menjelaskan, bahwa kita adalah terang dunia. Sebagai terang kita memiliki fungsi menerangi, mempengaruhi dan mengubah sehingga mereka yang hidup di dalam kegelapan, penderitaan dan menuju kebinasaan dapat memperoleh terang, hidup penuh kedamaian dan sukacita serta hidup kekal. Jadi terang kita harus membawa hidup baru dan pengharapan kepada dunia gelap ini.

Melihat pentingnya peran kita sebagai terang, maka kita harus menjaga supaya terang kita tetap menyala (tidak padam). Karena orang-orang yang hidup dalam kegelapan membutuhkan terang kita. Kalau terang yang kita miliki tidak bercahaya, maka kegelapan akan menguasainya. Karena itu, kita harus membiarkan pelita/terang kita terus menyala. Bagaimana agar terang kita terus menyala?

             Pertama, Jangan sembunyikan terang yang sudah kita miliki. Baik dalam Mat. 5:14-15 maupun Luk. 11:33 sangat jelas dikatakan bahwa tidak pernah ada orang yang menyalakan pelita lalu menyembunyikan (diletakkan) di bawah gantang, tetapi di atas kaki dian. Tujuannya supaya dapat menerangi orang lain atau orang-orang dapat melihat cahayanya. Pelita yang sudah dinyalakan jika disembunyikan pasti akan padam (mati). Pelita yang menyala merupakan identitas kita sebagai anak-anak Allah. Tanpa disadari, kadang kita menyembunyikan identitas (terang) kita. Misal: kita ke gereja membawa Alkitab yang dibungkus kertas koran, karena kita merasa malu membawa Alkitab. Kiranya Tuhan mengampuni! Jangan disembunyikan, hendaklah kita berani menunjukkan identitas kita sebagai terang, jangan sampai pelita kita padam.

       Kedua, Senantiasa menjaga mata kita. Lukas 11:34 “Matamu adalah pelita tubuhmu. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu, tetapi jika matamu jahat, gelaplah tubuhmu.” Hari ini dunia informatika di bidang internet sangat maju. Tidak ada informasi yang tidak bisa kita dapat dari dunia internet, bahkan informasi (foto-foto) yang tidak kita butuhkan bisa muncul secara mendadak di depan mata kita. Jika kita tidak menjaga mata kita, maka kita akan tergoda dan melihatnya terus sampai akhirnya membuat kita jatuh ke dalam dosa. Daud jatuh ke dalam dosa karena matanya salah melihat (melihat yang seharusnya tidak boleh dilihat). Karena itu jagalah mata kita, untuk melihat hal-hal yang baik dan membangun.

Ketiga, Tetap menjalin hubungan dengan sumber pemberi terang dalam hidup kita. Firman Tuhan katakan: “Perhatikanlah supaya terang yang ada pada kita jangan menjadi gelap” ( Lukas 11:35). Sebuah pelita yang sudah menyala akan mati bila kehabisan minyak. Karena ada minyak barulah pelita tetap menyala. Terang yang kita peroleh berasal dari Allah. Jadi untuk menjaga terang yang ada pada kita jangan menjadi gelap (mati), kita harus senantiasa menjalin hubungan yang erat dengan Allah. Bila hubungan kita dengan Allah terputus, maka terang kita akan menjadi gelap. Mari kita senantiasa menjalin persekutuan yang erat dengan Allah sebagai sumber terang sejati.

Yohanes sudah memberikan kesaksian kepada kita tentang terang yang sesungguhnya. Yesus yang datang ke dunia ini bukan hanya menerangi orang yang berdosa, tetapi juga memberikan terang itu pada kita. Dia datang ke dunia yang penuh dengan kegelapan, tetapi kegelapan tidak menguasai-Nya. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Yesus datang ke dunia memberikan teladan yang baik. Terang yang ada pada-Nya senantiasa menyala, dan Dia sudah memberikan terang-Nya pada kita, sehingga melalui kita orang lain menjadi percaya dan menjadi anak-anak Allah. Bagaimana terang yang sudah dinyatakan kepada kita? Apakah tetap menyala? Kiranya Tuhan memberkati kita sehingga terang yang Dia berikan terus menyala.