Hits: 20
Siapkah kita menyambut Natal pada tahun ini? Mungkin saudara jawab “siap”.Ketika memasuki bulan Desember ini, rumah kita sudah dihiasi dengan nuansa Natal: Pohon natal dengan lampu kelap kelip yang menarik, baju baru untuk anak-anak, kado Natal dan masih banyak hal lain yang telah dipersiapkan. Inikah kesiapan kita dalam menyambut Natal tahun ini? Bolehkah kita menyiapkan perayaan natal seperti demikian? Tentu saja boleh, tetapi ada lagi hal terpenting yang perlu kita siapkan.
Dari bacaan Mat. 3:1-12 tampaknya tidak ada kaitan dengan tema renungan kita hari ini. Yang sering kita dengar dari bagian ini adalah bagaimana Yohanes Pembaptis menyerukan berita pertobatan.Tetapi jika direnungkan baik-baik kisahYohanes Pembaptis ini, maka kita akan menemukan beberapa hal dari kehidupan Yohanes Pembaptis yang patut kita renungkan.
Pertama,ia menyiapkan waktu khusus bagi Tuhan. Yohanes Pembaptis bukan begitu dilahirkan dan tumbuh besar langsung keluar menjalankan tugasnya sebagai perintis jalan bagi Tuhan. Ia butuh waktu untuk dirinya sendiri menyiapkan diri dengan sebaik mungkin untuk dipakai Tuhan. Alkitab tidak menceritakan secara jelas bagaimana Yohanes Pembaptis menyiapkan dirinya. Tapi dari Lukas 1:80 dikatakan: “Ada pun anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya. Dan ia tinggal di padang gurun sampai kepada hari ia harus menampakkan diri kepada Israel”. Jadi sebelum tampil di padang gurun mewartakan berita pertobatan, Yohanes Pembaptis melalui orang tuanya mempersiapkan dirinya dengan baik untuk di pakai Tuhan. Kemudian sejak ia tampil di padang gurun maka ia mengkhususkan waktunya untuk Tuhan dan waktu-waktu selanjutnya yang dimilikinya adalah waktu untuk Tuhan. Apakah natal pada tahun ini kita hanya menyiapkan waktu buat keluarga dan diri kita sendiri. Dalam merayakan Natal kita harus menyiapkan waktu khusus bagi Tuhan.
Kedua, ia menyiapkan hati untuk mewartakan berita pertobatan. Matius 3:2 berbunyi: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” Berita keselamatan dari Yesus Kristus harus dikumandangkan. Orang-orang yang berada di luar pintu keselamatan perlu disadarkan. Mereka yang hidup dalam kegelapan harus segera melihat dan menerima terang yang sudah datang. Tapi kalau kita tidak aktif memberitakan, bagaimana mereka tahu ada keselamatan di dalam diri Yesus Kristus? Jika tidak ada yang memberitakan, bagaimana mereka bisa mendapatkan keselamatan? Tentu tidak mudah memberitakan berita pertobatan. Yohanes Pembaptis menghadapi banyak orang pada waktu itu, termasuk orang-orang Farisi dan ia berani menegur mereka: “Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang. Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan (Mat. 3:7-8) Karena ia telah mempersiapkan hatinya dengan baik. Hari natal seharusnya kita pakai untuk memberitakan kabar keselamatan kepada mereka yang masih di luar pintu keselamatan. Kita harus menyiapkan hati kita untuk menceritakan kabar baik ini.
Ketiga, ia menyiapkan diri untuk melayani. Bila Yohanes Pembaptis setelah memberitakan berita pertobatan lalu pergi begitu saja,maka orang-orang yang mengaku dosanya tidak akan menerima baptisan. Di sini kita melihat, ternyata Yohanes Pembaptis siap melayani mereka, sehingga mereka yang datang mengaku dosanya lalu dibaptis olehnya. Tanpa disadari kita sering melalaikan hal ini. Kita memberitakan kabar keselamatan dan mengajak orang percaya kepada Yesus, tetapi kita tidak siap untuk melayani mereka. Biarlah kita bukan hanya sekedar mengajak mereka untuk percaya tetapi kita juga harus siap untuk melayani mereka.
Bagaimana kita melewati natal pada tahun ini? Siapkah kita? Apa yang sudah kita siapkan buat Tuhan?