Hits: 25

Jika kita menguraikan situasi Yosua pada waktu itu, ini adalah titik balik hidupnya dan tantangan besar yang harus dihadapinya. Meskipun bisa dikatakan untuk meneruskan tugas Musa memikul tanggung jawab memimpin bangsa Israel ke tanah Kanaan bukanlah hal yang baru diketahuinya, sebab dalam Ul. 34: 9 dikatakan Musa telah meletakkan tangannya ke atasnya. Tetapi saat ini Musa sudah mati, melihat lagi kelompok besar orang Israel ini dan hamparan luas tanah Kanaan – tanah, serta orang-orang yang tinggal di dalamnya adalah bangsa yang tinggi-tinggi perawakannya – musuh. Meskipun empat puluh tahun yang lalu, ia pernah ke sana dan berkata kepada umat Israel yang ketakutan: “TUHAN menyertai kita; janganlah takut kepada mereka.” (Bil. 14: 7-9). Tetapi sekarang meski hatinya gembira tapi Yosua tetap merasa sedikit kuatir, juga walaupun tidak takut, tetap tidak dapat dihindari ada perasaan ngeri, lagipula kapan ia harus memulai, di mana untuk memulai?

Puji syukur kepada Tuhan, dalam situasi seperti ini, secara khusus Allah mengatakan bagian firman Tuhan ini, Ia mengulangi kembali janjiNya (1:1, 3,5, 6-9) “sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke mana pun engkau pergi.”

Keadaan kita hari ini bisa dikatakan seperti Yosua, kita baru memasuki hari kelima di tahun 2014, di depan 360 hari dan tak terhitung hari juga masih menunggu kita. Tentu saja, kita sangat gembira memasuki tahun baru, tetapi kita melihat ke depan, mungkin juga kita seperti Yosua, secara khusus kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada Pemilu tahun ini, tidak ada yang bisa memprediksi, tapi yang kita tahu baru masuk tahun baru, harga gas Elpiji sudah naik, berikutnya apalagi? Tidak tahu. Ditambah dengan kekacauan politik dunia, berapa banyak orang yang meninggal setiap hari di bawah perang, terorisme, apa lagi yang akan terjadi di Indonesia dan bencana alam berturut-turut yang menimbulkan kerugian berat. Ini bukan untuk menakut-nakuti kita semua, hanya untuk mengingatkan kita harus membuka mata melihat sekitar kita, apa yang harus dilakukan? Bagaimana menghadapinya?

1.Harus kuatkan dan teguhkan hati: Di sini ditekan kembali kita harus kuat dan teguh (Yos 1:5,6,9,18). Ini adalah kebutuhan dasar dalam menghadapi hidup ini. Mengapa Yosua secara khusus diingatkan harus kuat dan teguh hati? Waktu itu Yosua belum cukup berpengalaman dan diperlengkapi juga hidup sebagai budak, dalam segala aspek masih jauh dari Musa. meskipun ia juga memiliki keberanian, tapi untuk memimpin bangsa Israel masuk ke tanah Kanaan, dia perlu lebih kuat dan berani.
A. Semua orang membutuhkan hati yang kuat dan berani, jika tidak seumur hidup tidak akan mencapai apa-apa, dan Yosua harus menghadapi orang Enak yang tinggi dan besar, tembok yang tinggi-tinggi dan berkubu, ini adalah tanah perjanjian Tuhan, tapi juga merupakan tanah yang belum berhasil diperoleh oleh nenek moyang mereka. Apakah ia bisa berhasil mendapatkannya? Ia harus kuat dan berani!
B. Dorongan dan jaminan manusia tidak cukup dan tidak dapat diandalkan. Siapakah yang dapat diandalkan?
C. Umat Kristen perlu hati yang kuat dan teguh, tetapi dengan mengandalkan janji Tuhan (1:5). Dalam Doa Bapa Kami, kita seringkali berdoa: “Dikuduskanlah namaMu” Jika kita sungguh-sungguh memanjatkan doa ini, kita perlu membayar banyak.

2. Harus taat, segera bangkit untuk mendapatkan tanah Perjanjian. “”Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel itu (1:2). Jangankan menaklukkan, hanya menyeberangi sungai Yordan saja sudah merupakan hal besar yang sangat sulit. Tetapi bersiaplah sekarang….!

3. Melakukan Firman Tuhan: (1:7-8), bukan mengandalkan kekuatan, kepandaian, kebijaksanaan, pengalaman….sendiri, melainkan mengandalkan firman Tuhan sebagai pedoman dan pimpinan. Ini kunci penting. Sebab hanya Firman Tuhan yang dapat menyucikan kita dan menjadi pelita bagi kaki kita dan terang bagi jalan kita. Daud berkata: “Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.” (Mzm. 119:11). Kadang-kadang kita tidak mengerti mengapa Tuhan mau kita melakukan suatu hal tertentu. Apa yang Tuhan kehendaki kita tidak dapat memahaminya. Meskipun kita tidak mengerti, tapi taat pada perintah Allah pasti tidak akan salah, bila sudah tiba saatnya pasti kita dapat memahami kehendakNya.

4. Harus berdoa tanpa kenal lelah: Khususnya dari pengalaman kota Ai dikalahkan, mengingatkan kita tentang pentingnya berdoa (Yos. 7:2-6). Jangan berpikir bahwa kita sudah berhasil, ingatlah bahwa semua itu adalah perbuatan Tuhan.