Hits: 1826
Dalam Yakobus 2:22 firman Tuhan berkata: “Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan- perbuatan itu iman menjadi sempurna”. Artinya untuk memahami apakah seseorang memiliki iman yang benar, iman yang hidup dan sempurna dapat dilihat dari perbuatan- perbuatannya.
Hari ini kita akan belajar iman dari Bapa Orang Beriman yakni Abraham. Dari mana kita tahu dan mengerti bahwa Abraham adalah Bapa orang beriman? Mengapa Allah mengatakan perbuatan Abraham ketika ia percaya kepada Allah adalah suatu kebenaran, sehingga ia juga menjadi Bapa orang beriman jelas dari perbuatannya. Yakobus 2:21 memberitahukan kepada kita: “Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah?” Perbuatan Abraham ini menggambarkan ia memiliki iman yang sempurna dan maka ia disebut Bapa orang Beriman.
Belajar dari iman Abraham adalah sesuatu yang tidak mudah tetapi sangat menarik dan berarti. Mengapa? Karena perjalanan iman Abraham juga pernah ditandai dengan keragu-raguan kepada pimpinan Tuhan sehingga Abraham mengambil keputusan sendiri dan mengesampingkan Tuhan. Walaupun imannya mengalami pasang surut tetapi pada akhirnya ia dapat mengakhiri perjalanan iman yang baik.
Apa yang dilakukan oleh Abraham sehingga tindakannya dinilai oleh Allah sebagai suatu kebenaran dan akhirnya ia menjadi Bapa orang beriman?
Pertama, Abraham memulai dengan ketaatan kepada perintah Tuhan (Kejadian 12:1-4). Taat kepada suatu perintah yang tidak pasti adalah hal yang sangat sulit. Tapi inilah yang dilakukan oleh Abraham, ketika ia diperintahkan Allah untuk meninggalkan negerinya. Ibrani 11:8 mengatakan: Abraham ketika meninggalkan negerinya, ia tidak mengetahui tempat yang ia tujui. Artinya Abraham tidak memiliki gambaran yang jelas bagaimana kondisi dan situasi negeri yang akan ia tuju. Walaupun demikian Abraham pergi juga dengan mentaati perintah Tuhan (Kej 12:1).
Kedua, Ketaatannya disertai dengan penyerahan diri secara total kepada Tuhan. (Kejadian 13:14-18). Dari tindakan Abraham kita dapat melihat ketaatan Abraham disertai dengan penyerahan diri secara total kepada Allah. Abraham mengantungkan seluruh hidupnya hanya kepada Allah karena ia tidak tahu apa yang akan terjadi. Walau janji Allah kepadanya belum juga tergenapi, Abraham tidak mundur tapi maju terus. Abraham tetap menunjukkan sikap ketaatannya dan penyerahan dirinya dengan mendirikan mezbah bagi Tuhan. Abraham tetap menunjukkan kesetiaannya kepada Tuhan. Tidak ada ketakutan bagi Abraham dalam menjalankan perintah Allah, karena ia menggantungkan diri sepenuhnya kepada Allah.
Ketiga, Bersedia mengorbankan sesuatu yang paling berharga (Kejadian 22:1-12). Iman yang baik, hidup dan sempurna dari Abraham bukan hanya ditunjukkan dengan taat dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah, tetapi juga melalui sikap bersedia mengorbankan yang paling berharga, yaitu Ishak anaknya yang tunggal kepada Tuhan di gunung Moria. Ini adalah ujian yang sangat sulit bagi Abraham tetapi ia tetap menunjukkan ketaatannnya dan penyerahan dirinya secara total kepada Allah. Pengorbanan seperti ini menunjukkan bahwa Abraham sungguh takut akan Allah.
Tuntutan akhir dari perjalanan iman manusia adalah sepenuhnya takut akan Allah dan hal ini harus diwujudkan melalui ketaatan, penyerahan diri dan rela berkorban bagi Allah. Bagaimana dengan iman kita hari ini? Sudahkah menggambarkan iman yang hidup, iman yang benar dan yang sempurna? Kiranya Tuhan memberkati kita.