Hits: 526

Ini adalah hal yang unik dalam ajaran agama Kristen, umat Kristen tidak hanya harus menyembah Allah, tapi juga harus mengikuti persekutuan. Inilah hal yang terjadi ketika gereja mulai berdiri. Mengapa?

Kis. 2: mencatat setelah hari Pentakosta Roh Kudus turun, ada tiga ribu jiwa yang mendengarkan khotbah Petrus bertobat dan memberi diri dibaptis. Tapi tidak berhenti disitu saja, selanjutnya mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa (Kis. 2:42). Artinya memiliki kehidupan persekutuan.

Rasul Yohanes memberi penjelasan yang lebih jelas lagi, kita memberitakan Injil bukan hanya supaya orang dapat berhubungan dengan Allah Bapa dan Allah Anak Yesus Kristus, tapi juga supaya orang memperoleh kembali persekutuan sejati. 1Yoh.1:3 “Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.

Kitab Ibrani juga menekankan hal ini (Ibr. 10:19-25), penulis memberitahukan kita dengan jelas, jika oleh Yesus Kristus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh dan saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Untuk mencapai semua ini, janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah atau persekutuan kita. Di sini secara khusus penulis mengatakan “semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.”

Bagaimana kita bisa saling mengenal kalau tidak ada di dalam persekutuan, dan kalau tidak saling kenal, bagaimana berbicara tentang:

Saling sharing – jangankan tidak kenal, dengan seseorang yang tidak akrab saja, kita segan bersharing apa yang kita peroleh karena mungkin saja kita mendapatkan respon negatif.

Saling berbagi beban – tidak semua orang bersedia untuk berbagi beban dengan kita, bagaimana bisa berbagi beban bila tidak saling kenal?

Saling menemani (bersama-sama di jalan Tuhan dan sehati memberitakan Injil) – karena kita tidak tahu apakah pihak lain bisa dipercaya? Adakah ada motivasi tidak baik?

Saling menopang, memperhatikan dan mendoakan – sungguh-sungguh atau berpura-pura? Ini sebab utama mengapa hari ini banyak orang walau hidup di dalam keramaian, tetapi tetap merasa kesepian. Di sini lain, kalau tidak kenal bagaimana bisa tahu apa kebutuhan masing-masing, bisakah membantu? akankah diterima?

Saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik – kalau tidak kenal, bagaimana berbicara tentang saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Apa urusannya denganmu apakah saya ada kasih, mau berbuat baik atau tidak….?

Tunaikan tugas masing-masing – jika tidak ada pembangunan tubuh Kristus, bertumbuh bersama, maka bagaimana menggenapi perintah baru dari Kristus? (Yoh. 13:34-35). Di dalam persekutuan barulah perintah ini akan secara konkret terwujud. Jenderal tanpa tentara bagaimana bisa mengalahkan kamp musuh? Apakah persekutuan penting atau tidak?

Persekutuan/interaksi adalah salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia: seperti Hawa diciptakan sebagai alasan utama ini (Kej. 2:28). Pengkhotbah 4:8-12 juga menekankan seperti itu. Karena itu pada zaman rasul, setelah gereja didirikan, langsung diikuti kehidupan persekutuan (Kis. 2:36-47).

Dari sini kita dapat melihat fungsi persekutuan:

  1. Untuk mendorong pertumbuhan gereja dan jemaat secara kualitas dan kuantitas.
  1. Membuat hubungan antara anggota jemaat lebih harmonis dan rukun.
  1. Membuat hubungan antara jemaat menjadi lebih bersatu dan mempunyai daya tarik kesatuan.
  1. Melaluinya semua ini untuk mencapai visi dan tujuan tahunan gereja.

Pada saat yang sama, kita melihat kembali Ibr. 10:24-25, yaitu harus saling memperhatikan, saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan- pertemuan ibadah kita seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.

Penulis Ibrani tidak hanya menasehati kita jangan berhenti dari persekutuan sebagai salah satu alasan utama menjelang hari Tuhan yang mendekat, yaitu hari kedatangan kembali Tuhan Yesus sudah mendekat. Akhir zaman kita akan menghadapi ujian besar, penderitaan, penganiayaan, ajaran sesat, nabi-nabi palsu, kristus palsu akan terus muncul, jika tidak ada kehidupan persekutuan, siapakah yang sanggup menghadapi sendiri dan memenangkannya?