Hits: 593
Paulus, yang berada di penjara, menulis kitab Filipi yang penuh sukacita, dan itu adalah hal yang luar biasa. Pasti ada kuasa dari Tuhan yang memampukannya untuk mengatasi semua masalah dan kekuatiran, karena tidak mungkin baginya untuk bersukacita dan mendorong jemaat Filipi untuk bersukacita dengan mengandalkan dirinya yang terbatas.
Dari sini dapat dilihat bahwa Paulus menghidupi sukacita dari lubuk hatinya karena dia percaya bahwa Tuhan memperkuat imannya dan ia menyatakan sukacita ini.
Filipi 4:4-9 mencatat nasihat dan ucapan berkat Paulus untuk jemaat Filipi. Meskipun mereka akan menghadapi banyak masalah atau kesulitan, Paulus ingin mereka hidup bersukacita senantiasa. Karena kekuatan ini berasal dari Tuhan. Paulus berharap jemaat di Filipi bersukacita dalam hari-hari, kebaikan dalam pengharapan, ucapan syukur dalam doa, memikirkan dan melakukan hal-hal yang indah.
Pertama, jemaat di Filipi harus bersukacita karena sukacita tidak ditentukan oleh lingkungan/faktor luar tetapi ia timbul dari dalam hati. Sikap ini bisa ditentukan oleh kemauan, sehingga mereka dapat memutuskan untuk bersuka cita dalam situasi apa pun.
Kedua, jemaat Filipi harus mengampuni kesalahan orang lain tanpa kehilangan prinsip keadilan, tidak mencari kepuasan dari kekuatannya sendiri, dan mampu untuk bersabar dalam lingkungan yang rendah atau perlakuan yang tidak terhormat dari orang lain. Mereka harus berdiri teguh dalam kebenaran bagi Tuhan.
Selanjutnya mengingatkan jemaat Filipi untuk bersyukur dalam doa, menunjukkan bahwa meskipun mereka belum mendapatkan jawaban doa, tapi mereka harus yakin akan mendapatkannya untuk bersyukur dalam doa, ini adalah ekspresi iman yang tertinggi. Saat menghadapi masalah apa pun, ingatlah untuk mengucap syukur dalam segala hal, karena Anda akan mendapatkan kekuatan positif dari rasa syukur.
Akhirnya, pikirkan dan lakukan hal-hal yang indah; jemaat Filipi harus mempertimbangkan dengan baik-baik, menghitung satu per satu, dan dengan cermat menghitung delapan hal indah yang disebutkan di ayat 8. Selanjutnya, mereka harus melakukan apa yang telah mereka pelajari, terima, dengar, dan lihat dari Paulus.
Dalam dunia yang bergejolak ini, seringkali kita menghadapi kekuatiran, terutama dalam masa pandemi ini. Menghadapi kekuatiran adalah hal yang wajar bagi orang yang masih hidup, tetapi jangan selalu hidup dalam belenggu kekuatiran. Jika kita tidak ingin jatuh ke dalam belenggu kekuatiran, kita harus belajar dari nasihat dan ucapan berkat Paulus kepada jemaat di Filipi: bersukacita dalam hari-hari, kebaikan dalam pengharapan, mengucap syukur dalam doa, memikirkan dan melakukan hal-hal yang indah. Dengan cara ini kita bisa mendapatkan kekuatan dari Tuhan untuk menghadapi kekuatiran kita. Oleh karena itu memikirkan dan melaksanakan kehendak Allah membawa ketenangan dan kekuatan dalam hidup.