Hits: 142
Waktu berlalu begitu cepat. Selama pandemi, ini adalah ibadah online kedua untuk memperingati Jumat Agung . Hari ini, kita akan merenungkan kembali kejadian Yesus masuk ke Yerusalem. Sama seperti menyambut raja, ketika Yesus masuk ke Yerusalem, orang-orang di kota itu mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Dia sambil berseru-seru: “Hosana dan menyerukan Yesus adalah Raja Israel. Namun, Yesus tidak datang sebagai seorang raja yang bersifat politik, tetapi Yesus datang ke Yerusalem terutama untuk menunjukkan bahwa Dia datang kepada mereka dengan damai dan membawa perdamaian ini kepada mereka. Oleh karena itu, Yesus masuk ke Yerusalem dengan cara yang berbeda, menunggangi seekor keledai yang lembut untuk memulai masa kesengsaraan-Nya selama beberapa hari berikutnya.
Keempat Injil semuanya mencatat kejadian Yesus memasuki Yerusalem, tetapi hanya dalam Yohanes 12: 1-12 dicatat daun palem. Injil Yohanes juga mencatat mujizat besar sebelum kejadian ini – Yesus membangkitkan Lazarus. Kita percaya bahwa mujizat besar ini menggemparkan orang-orang di sekitarnya, dan perayaan Paskah di Yerusalem akan segera tiba, ini menyebabkan Yerusalem dipenuhi oleh orang-orang yang datang dari tempat lain. Mereka pasti telah mendengar hal-hal besar yang dilakukan Yesus. Orang-orang di kota menyongsong Yesus dengan daun-daun palem mengandung arti menyambut raja yang menang dan seruan “Hosana” berarti memohon agar mereka diselamatkan segera karena mereka sangat berharap untuk segera lepas dari Kekaisaran Romawi. Namun, mereka benar-benar tidak memahami bahwa tujuan Yesus datang adalah untuk membangun kerajaan spiritual bukan kerajaan duniawi; bukan menggunakan kekerasan tetapi untuk menyelamatkan mereka dengan kerendahan hati (damai). Saat itu, ada banyak orang yang memberitakan mujizat yang dilakukan oleh Yesus, tetapi pada akhirnya mereka tidak benar-benar memberitakan Yesus yang memberikan kehidupan yang sesungguhnya. Oleh karena itu, Yesus yang ditinggikan pada akhirnya ditinggikan oleh mereka di atas kayu salib.
Melalui catatan Injil Yohanes, hendaklah kita merenungkan baik-baik waktu yang kita habiskan selama ini. Lewat seruan “Hosana”, apakah kita memohon kepada Tuhan untuk mengasihani kita agar kita dapat menjalani Minggu Suci yang bermakna? Kita harus merenungkannya berulangkali berapa banyak kedamaian yang telah kita nikmati, dan hendaklah kita terus membawa kedamaian ini kepada orang lain dalam pandemi ini. Akhirnya, kita harus membuka hati kita untuk menikmati keselamatan yang telah Yesus berikan kepada kita dan menyaksikan kebesaran Tuhan Yesus dengan hati yang tulus. Sambutlah Yesus dengan kesungguhan hati, menyerukan Dia adalah Allah dan Juruselamat kita.