Hits: 89

Kita telah merenungkan tentang orang Israel yang tinggal di Mesir selama hampir empat ratus tahun. Setelah seorang Firaun baru yang tidak mengenal Yusuf naik tahta, dan melihat bahwa jika orang Israel yang tinggal di Mesir tidak ditangani dengan baik, akan menjadi masalah bagi Mesir. Karena ada sekitar 600.000 laki-laki Israel yang tinggal di Mesir pada saat itu (Kel. 12:37). Ditambah dengan perempuan, anak-anak dan orang tua jumlahnya bisa mencapai jutaan, begitu mereka bekerja sama dengan musuh yang datang, Mesir akan menghadapi masalah besar. Oleh karena itu, mereka merancang berbagai cara untuk menekan peningkatan populasi Israel, dengan kerja paksa, dan memerintahkan bidan-bidan untuk membunuh bayi laki-laki Ibrani yang lahir. Karena itu, orang Israel mengeluh dan berseru kepada Allah nenek moyang Abraham, Ishak, dan Yakub yang tidak dikenalnya untuk memohon belas kasihan. Allah mendengar seruan bangsa Israel dan mempersiapkan Musa untuk menyelamatkan mereka.

Dari pasal pertama, kita telah melihat bagaimana Musa dalam pemeliharaan Allah dilahirkan dengan selamat, dan dengan pimpinan yang ajaib membuatnya diadopsi oleh putri Firaun menjadi anak angkat. Dia menerima berbagai pendidikan dan pelatihan selama empat puluh tahun, dan ibunya sendiri dipersiapkan sebagai pengasuhnya, supaya Musa tahu bahwa dirinya orang Israel dan penderitaan saudara sebangsanya. Musa ingin menyelesaikan penderitaan yang dihadapi oleh orang Israel dengan kemampuannya sendiri. Akibatnya, ia tidak bisa menyelesaikan masalah, sebaliknya malah jatuh ke padang belantara Midian untuk berlindung selama 40 tahun, dan pada saat yang sama ia menerima pelatihan yang tidak dapat dipelajari di istana.

Ketika saatnya tiba, Allah menampakkan diri kepadanya dan memanggilnya pergi ke Mesir untuk memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir. Meskipun Musa menggunakan segala cara untuk menolak, ia akhirnya menyerah dan menerima tugas dari TUHAN Allah. Ia membawa istri dan dua putranya segera kembali ke Mesir.

Dalam pasal ini dari awal dicatat bahwa karena sudah jelas memahami maksud Allah, maka Musa bersama saudaranya Harun pergi menghadap Firaun dan menjelaskan tujuan kedatangannya. Dari pasal ini juga memberikan kita setiap umat percaya beberapa pelajaran dan peringatan penting :

  1. Visi dan aksi: Musa karena sudah jelas akan penampakan Allah dan misi yang dipercayakan kepadanya, dan kebutuhan saudara-saudara sebangsanya maka tidak peduli dengan semua konsekuensinya, ia pun segera berangkat ke Mesir untuk bertemu saudaranya Harun, dan bersama Harun pergi menghadap Firaun, dan tanpa basa basi menjelaskan tujuan kedatangan mereka. Ia mengatakan kepada Firaun jika ia tidak menyetujui TUHAN, Allah Israel, maka akan menghadapi perang dan wabah. Meskipun hanya beberapa kata, itu menunjukkan iman dan ketaatan Musa, tetapi juga konsekuensi jika Firaun tidak setuju. Bagaimana kita ketika bersaksi kepada orang lain hari ini? Apakah ada yang langsung atau menunda-nunda, tunggu sebentar, pelan-pelan. Jangan lupa, hari ini, saat ini milikmu, tapi besok dan momen berikutnya belum tentu milikmu lagi!
  2. Melayani Tuhan tidak serta merta berhasil dengan segera. Tuhan kadang-kadang mengizinkan beberapa masalah, atau kadang-kadang ada dampak sebaliknya menimpa kita. Misalnya, respon Firaun bukan hanya tidak setuju, tetapi juga berpikir bahwa orang Israel pemalas dan melalaikan pekerjaan, lalu memerintahkan untuk memperberat pekerjaan mereka dan dipukuli. Menyebabkan meningkatnya penderitaan Israel. Oleh karena itu orang Israel mengeluh kepada Musa (5:21). Memang, ketika kita melayani Tuhan, begitu ada masalah, kita sering hanya mendapat kritik, ejekan, tuduhan, dan keluhan, bukan hiburan dan dorongan. Kalau demikian, bagaimana seharusnya?
  3. Kembali ke hadapan Tuhan: “Musa kembali menghadap TUHAN…(ayat 22-23). Inilah kelebihan Musa. Tidak menyerah, mengeluh atau membela diri …, dia hanya kembali kepada Tuhan. Inilah senjata rahasia pelayan Tuhan. Yang penting adalah selama kita melakukan yang terbaik, jika kita menghadapi kesulitan, teladanilah Musa kembali ke hadapan Tuhan, dan sisanya Tuhan akan bertanggung jawab!