Hits: 299

Dalam beberapa minggu di bulan ini, kita telah merenungkan tentang tema persekutuan. Yakin bahwa saudara-saudara semua telah melihat pentingnya persekutuan. Jika kita sungguh-sungguh menjalani persekutuan kita hari ini dengan meniru kebiasaan gereja mula-mula, gereja kita pasti akan mengalami perkembangan yang baik. Namun, masalahnya adalah apakah kita bersedia membayar harga memberikan yang terbaik untuk persekutuan kita. Flp. 2:4 “Janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.” Ini mengingatkan kita supaya memperhatikan kepentingan orang lain, sehingga persekutuan yang sejati dapat terealisasikan.

Ayat mas kita hari ini sungguh menunjukkan bagaimana seharusnya kita menjalani kehidupan persekutuan. Kita semua sudah tahu apa itu kehidupan persekutuan dan pentingnya persekutuan, tetapi yang terpenting adalah bagaimana menjalani kehidupan persekutuan, seperti Titus 3:2 menyatakan “Janganlah mereka memfitnah, janganlah mereka bertengkar, hendaklah mereka selalu ramah dan bersikap lemah lembut terhadap semua orang.” Paulus menginginkan anak-anak Tuhan selalu hidup dalam perdamaian dan bersikap lemah lembut terhadap semua orang. Jika dilhat dari perspektik dunia, tampaknya hal ini tidak mungkin karena sulit bagi orang untuk bersikap lemah lembut terhadap orang lain. Tapi, sebagai anak-anak Tuhan yang sudah beroleh selamat, kita harus menunjukkan kasih Allah, yaitu menunjukkan karakter yang tidak dapat ditunjukkan oleh orang-orang dunia – lemah lembut.

Ketika kita memiliki kebingungan terhadap persekutuan, biarlah kita merenungkan kembali apakah kita sudah memiliki persekutuan yang baik dengan Tuhan? Ketika kita sulit menunjukkan kepedulian atau kelemah-lembutan terhadap orang lain, mungkin kita perlu berdiam diri terlebih dahulu di hadapan Tuhan. Seringkali kesibukan, gangguan dan pandangan dunia dapat mempengaruhi kita dalam menjalani apa yang dikehendaki Tuhan. Lagu pujian Kelas remaja hari ini mengingatkan kita untuk memohon pimpinan Tuhan agar kita dapat belajar berdiam diri di tengah dunia yang penuh kesibukkan ini sehingga kita memiliki kehidupan persekutuan yang baik. Jika saudara-saudari semua memiliki kehidupan seperti ini maka dalam hal memperhatikan orang lain sudah tidak menjadi masalah lagi. Karena itu, setiap anak-anak Tuhan harus kembali kepada kehidupan hakiki kita, apakah kita memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan?

Persekutuan yang sejati membutuhkan pengorbanan dari kita semua. Meskipun terlihat tidak ada yang luar biasa, tetapi kalau kita bersedia membayar harga untuk menjalani apa yang dikehendaki Tuhan pasti akan membawa hasil yang baik. Sebagai contoh Singapura adalah negara yang kecil dan padat. Karena kepadatan penduduk, semua orang perlu memperhatikan keberadaan orang lain. Ada seorang pria kepada tunangannya yang akan datang ke Singapura, dikatakan: “Tempat di sini sangat terbatas, karena itu anda harus memiliki kepekaan terhadap sekitarnya, ketika orang lain berjalan, anda harus selalu siap memberi jalan.” Ini tampaknya hal yang sepele, tetapi kalau kita tidak memperhatikan keberadaan orang lain, saling bertabrakan bisa terus terjadi. Hal yang sama berlaku di dalam gereja. Kalau gereja mau berkembang dan bertumbuh, maka setiap anggota jemaat harus memperhatikan kepentingan orang lain, supaya hal saling bertabrakan tidak terjadi di dalam gereja. Karena itu, persekutuan yang sejati membutuhkan “Janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.”