Hits: 1152

Pada umumnya seorang raja akan menunggang seekor kuda yang gagah perkasa dan membawa pedang jika akan pergi ke suatu tempat. Tempat kunjungan sang Raja juga akan dipersiapkan dengan baik untuk menyambut kedatangannya. Semuanya ini sebagai gambaran, bahwa seorang raja dunia memiliki kekuasaan, kekayaan, kehormatan dan kemuliaan yang luar biasa.

Di dalam Alkitab, kita diberitahukan bahwa Tuhan Yesus, Raja di atas segala raja ketika masuk ke kota Yerusalem menunggang seekor anak keledai yang muda. Dia tidak membawa pedang dan pasukan. Tidak ada penyambutan yang istimewa layaknya seorang raja. Mengapa Tuhan Yesus datang dengan cara demikian? Apakah Dia terlalu miskin untuk memiliki kuda dan terlalu hina untuk disambut? Apa tujuan Yesus masuk ke kota Yerusalem dengan cara menunggang seekor keledai?

Pertama, menggenapi nubuat tentang diri-Nya sebagai Mesias yang akan datang. Dalam kitab Zakharia 9:9 berbunyi: “Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.” Bila Yesus masuk ke kota Yerusalem dengan menunggangi seekor kuda perkasa maka nubuatan yang tertulis di Zakharia tidak akan tergenapi. Bila menggunakan seekor kuda maka Yesus akan menjadi sama dengan raja dunia, yang tidak memiliki kelemah-lembutan tapi yang ada adalah kekerasan.

Kedua, Yesus ingin memberi kesempatan terakhir bagi mereka untuk menerima Dia sebagai Yang Diurapi. Bagi Yesus ke kota Yerusalem bukan yang pertama kali, karena ketika Yesus berumur 12 tahun Ia sudah diajak oleh Yusuf dan Maria ke sana. Tentu apa yang dilakukan Yesus saat Dia berusia 12 tahun dan setelah dewasa pasti berbeda. Pada saat terakhir Dia masuk ke kota Yerusalem inilah Dia ingin memberi kesempatan terakhir bagi mereka untuk menerima Dia sebagai Raja yang Diurapi.

Ketiga, Pergi ke Yerusalem dengan menunggang seekor keledai menandakan bahwa Dia siap untuk menghadapi para pemimpin agama yang akan membawa Dia kepada kematian-Nya. Dengan kasih kelemah-lembutan, kesabaran, dan taat sampai mati di kayu salib Yesus berhasil mengalahkan lawan-lawan-Nya.

Apa yang menjadi relevansi (kaitan/hubungan) bagi kita hari ini sebagai orang percaya dalam melihat peristiwa Yesus masuk ke Yerusalem dengan menunggangi seekor keledai? Peristiwa ini memberi gambaran kepada kita bahwa Yesus berkuasa dan Mahatahu. Darimana Yesus tahu bahwa murid-murid-Nya akan menemukan seekor keledai dengan segala kondisinya? Dan memang benar apa yang dikatakan Yesus tepat sekali. Mengapa bisa demikian? Karena Dia berkuasa dan Mahatahu dalam segala hal. Melalui peristiwa ini sekaligus mengingatkan kita, apakah kita tetap setia menjalankan perintah-Nya walaupun seakan-akan mustahil untuk dilakukan. Ketika murid-murid-Nya diperhadapkan dengan perintah yang tidak masuk akal, mereka tetap melakukannya (V.6-7). Melalui peristiwa ini juga mengingatkan akan iman kita kepada-Nya. Pada waktu Yesus sampai di Yerusalem, begitu banyak orang menyambut dan menerima-Nya bahkan mereka memuji Dia: “Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!” Tapi apa yang terjadi setelah peristiwa ini? Orang-orang mulai meninggalkan-Nya, bahkan murid-murid-Nya juga menyangkal dan mengkhianati-Nya. Bagaimana dengan iman kita hari ini? Kiranya melalui peristiwa ini membuat kita semakin setia dan taat melayani-Nya.